STEP 12 : KOSONG (Bag. 3)

8.1K 741 48
                                    

{Bagian 3}


Malam ini aku tidak bermimpi apapun. Yang aku rasakan hanya rasa tenang, entah kenapa. Namun saat terbangun aku masih merasakan tangan seseorang memelukku dari belakang. Dan menemukan kakakku yang masih tertidur pulas disana.

Aku berjalan ke kamar mandi dan membersihakn diriku. Aku masih harus bertanggung jawab dengan sekolahku, meski aku sedang tidak dalam kondisi yang baik. Dan aku juga tidak ingin masa depanku hancur karena cinta.

Aku ingin semuanya menjadi baik. Jadi kuputuskan untuk semangat menjalani hari meski masih ada rasa gundah di hatiku. Tapi aku sadar itu adalah hal yang biasa.

Ayah sudah duduk di meja makan dan bunda sudah menyiapkan sraapan pagi. Seperti biasa aku akan duduk dikursiku dan meminta bunda mengambilkan aku roti. Namun pagi ini rasanya sangat dingin, ayah juga sedari tadi hanya diam tak berkata apapun. Sedangkan biasanya ayah pasti menggodaku. Apa ini semua karena keinginanku semalam.

"Ayah sudah membicarakan semuanya sama bunda kamu" Aku kaget ayah memulai pembicaraan denganku. Namun dilain sisi aku juga gugup mendengar keputusan ayah.

Aku lantas mengalihkan perhatianku pada ayah yang ada dihadapanku. Aku menunggu apa yang akan ayah ucapkan padaku.

"Ayah ngijinin kamu buat sekolah di New Zealand" Ucap ayah.

Aku menatap tak percaya pada apa yang barusan ayah ucapkan. Aku bangun dari dudukku dan memeluk ayah seketika. Aku benar-benar bahagia saat ayah mengijinkan aku untuk sekolah disana. Aku bahkan mencium pipi ayahku yang luar biasa ini.

"Tapi ayah punya 1 syarat" Ujar Ayah.

"Apa?" Tanyaku semangat.

"Kamu selesain SMA disini, baru boleh kuliah di New Zealand" Ujar ayah tegas.

Aku menatap kaget pada Ayahku sendiri. aku pikir, aku akan segera menyusul Ardan kesana. Tapi aku boleh kesana setelah lulus SMA.

"Tapi yah, Aji harus nunggu lebih dari 1 tahun?" Tanyaku.

"Bunda ga mau kamu pergi sekarang, bahkan bunda berat buat ngelepas kamu Ji" Tutur bunda padaku.

Aku tahu, aku sadar kalau keluargaku pasti sedih jika harus melepaskan aku saat ini. Tapi 1 tahun lebih aku harus menunggu, apa tidak akan terlambat. Bagaimana jika Ardan sudah dimiliki oleh orang lain. Dan...

"Hanya itu syarat yang ayah kasih buat kamu dek, jadi kalau kamu mau kesana lebih baik saat kuliah saja" Ucap ayah.

Aku menatap kecewa pada ayahku. Aku yang tadinya sudah bahagia kembali drop dengan syarat yang ayah berikan. Ayah yang mengerti situasinya berjalan kearahku dan merangkulku serta memasukanku ke dalam pelukannya.

"Cuma itu yang bisa ayah kasih sama Aji sekarang. Ayah juga belum siap ngelepasin kamu sekarang. Jadi tunggulah setahun lagi.." Ucap ayah sambil memelukku.

Aku menangis dalam pelukan ayahku. Aku tahu ayah dan bunda pasti sulit membuat keputusan itu. Harusnya aku bersyukur karena mereka mengijinkan aku untuk kuliah disana.

"Iya yah, Aji ngerti... Aji bakal penuhi syarat dari ayah itu... Aji bakal buat ayah bangga sama Aji" Ucapku dalam pelukan ayah.

Aku merasakan pelukan ayahku semakin erat dan dalam. Ayah lantas tertawa dan melepaskan pelukanku. Ayah menghapus semua air mata yang ada di mataku. Dan menyuruhku kembali duduk di meja makan.

"Jadi kaya gimana sih orang yang bisa ngebuat jagoan ayah yang satu ini sampe pingin sekolah disana?" Tanya ayah menggodaku. Ayahku sudah kembali.

"Ayah harusnya liat, waktu itu dia dateng kesini... mmm ganteng banget loh yah" Ucap bunda menggodaku.

180 Days To Be Perfect Where stories live. Discover now