STEP 7 : SIAPA TARGETMU (Bag.2)

6.8K 742 63
                                    

Aku berjalan secepat kilat menuju kelasku. Hari ini di kantin aku mengalami hari yang cukup buruk dan memalukan. Setelah orang-orang menatapku sambil sedikit tertawa karena ulahku, lantas aku pergi dari sana sambil berusaha menutupi wajahku.

"Lo sih, ngapain sih teriak-teriak segala?" Tanya Lucy padaku.

"Udah ga usah di bahas, males banget tau ga" Jawabku sambil berjalan.

Aku benar-benar sudah gila, berteriak dihadapan mereka. Dan membuat diriku menjadi bahan tertawaan mereka. Semua ini gara-gara Ardan sialan itu.

'Kenapa sih aku sama Ardan selalu saja bertemu, bahkan sekarang sekelas... menyebalkan' Gumamku dalam hati.

"Heh Ira, ngapain menyerngit gitu mukanya?" Tanya Lucy yang membangunkanku dari lamunan.

"Engga kok" Jawabku singkat.

"Lo tuh sekarang sering banget tau ga ngelamun. GA BAIK, ayam tetangga bisa mati"

"Basi banget sih becandaanya" Ucapku tak minat.

"Hahaa... Ira santai dong, eh tau ga sedari tadi Ardan itu negliatin meja kita terus pas di kantin" Ucap Lucy.

"Oh ya?"

"Iya... mungkin dia terpesona sama gue" Ucap Lucy sangat percaya diri.

'Dia itu ngeliatin aku Lucy' Gumam ku dalam hati. Namun yang keluar dari mulutku justru,

"Ya mungkin aja" Ujarku pelan ke arahnya.

Kami berjalan meninggalkan kantin menuju kelas. Kelas seperti biasa terbagi kedalam beberapa geng. Ada geng yang suka sekali membaca buku, kapanpun dan dimanapun. Dan mereka biasanya duduk di jajaran paling depan. Sedangkan anak-anak yang hebat dalam olah raga biasa duduk di bagian belakang kelas.

Aku duduk di kursiku dan menunggu bel berbunyi. Aku asik menobrol dengan Lucy dan Rara. Sedari tadi mereka mengobrol tentang peralatan makeup yang sama sekali tak kumengerti. Baiklah.. aku memang seorang gay, namun bukan berarti aku mengerti hal-hal yang seperti itu. Aku hanya diam dan mendengarkan ocehan mereka.

Seseorang duduk tepat disampingku dan hal itu membuat kedua sahabatku yang sedari tadi mengoceh lantas terdiam. Aku memalingkan wajahku dan menemukan Ardan duduk disampingku.

"Hi, kaya kita belum kenalan deh" Ucap Lucy sambil mengulurkan tangannya.

"Ardan.." Ucap Ardan dengan senyum terpaksanya.

"Hi.. Lucy" Ucap Lucy sangat semangat.

"Oh iya ini Rara sahabatku." Ucap Lucy dan membuat Ardan dan Rara saling bersalaman.

"Katanya kamu pindahan dari jakarta ya?" Tanya Lucy memulai obrolan.

Aku hanya menatapa mereka tak minat.

"Ahh iyaa" Kembali Ardan diam seperti tak minat pada Lucy.

Obrolan mereka akhirnya berhenti karena Ardan sepertinya tidak tertarik pada obrolan Lucy. Semua pertanyaan Lucy hanya dibalas dengan jawaban singkat. Dan itu membuat mood Lucy benar-benar rusak.

'Dia sedikit aneh' Gumamku saat melihat Ardan.


----------***---------


Aku kembali membuka diary yang selama ini menjadi pedoman dalam melakukan misi-misi menjadi sempurna. Misi ke-6 sudah diselesaikan, meski membutuhkan waktu untuk mengasah instingku. Namun pada akhirnya aku berhasil mengusai cara mengenali pria gay atau buka, meski melalui perantara penghitung waktu.

180 Days To Be Perfect Where stories live. Discover now