STEP 5 : JADILAH PUSAT PERHATIAN

6.8K 718 57
                                    

"Apaa?" Aku benar-benar tidak percaya.

Nama ku tidak ada dalam daftar 25 siswa terbaik. Aku bisa melihat tatapan sedih dari keempat sahabatku yang ada di depan. Seharusnya aku sadar posisi terakhirku dalam sport weeks hanya bisa sampai peringkat ke-39. Dari posisi tersebut mungkin akan sulit jika harus tembus sampai posisi 25.

Namun yang paling tidak ku sangka adalah bagaimana bisa Natasya Amri yang tidak lain adalah si sundel bisa masuk 25 siswa terbaik. Bahkan peringkat terakhirnya saja ada di peringkat 72. Bukankah itu mustahil.

Jujur aku merasa sangat kecewa pada hasilnya. Bukan hanya itu, tapi aku juga kecewa pada diriku ini. Aku menatap sedih kearah murid-murid yang sedang diberikan selamat oleh para guru. Bukan hanya aku tapi teman-teman yang lainpun sama.

'Semangat Aji...'

'Semangat Aji...'

Aku mencoba menyemangati diriku meski terasa sakit di bagian dada ini. aku merasa kalah sekarang. Namun yang paling penting adalah aku tidak akan sekelas lagi dengan para sahabat ku.

Hal yang paling aku takutkan sebenarnya adalah tidak memiliki teman di kelas yang baru nanti. Bukan karena aku anak yang kuper dan penyendiri atau pemilih. Hanya saja aku bukan tipe yang bisa langsung berteman dengan siapa saja. Dan hal itu yang kutakutkan nanti jika aku tak sekelas dengan para sahabatku lagi.

----------***---------

Aku keluar dari toilet dimana aku menyendiri tadi. Hari ini setelah pengumuman 25 siswa terbaik, semua murid dibebaskan untuk pulang maupun melakukan kegiatan yang lain. Pihak sekolah dan yayasan sibuk menyambut 25 siswa terbaik di ruang khusus yang berada di dalam ruangan kepala sekolah. Itu lah sebabnya kegiatan belajar mengajar ditiadakan hari ini.

Aku berjalan keloker ku dan mengambil tas yang sedari tadi aku simpan disana. Aku membuka loker dan mengambilnya. Aku tak menunggu para sahabatku karena aku tahu mereka sedang berada di ruangan kepala sekolah untuk penyambutan.

Jujur saja suana hati ku ini benar-benar sedang tak menentu. Aku berjalan tanpa melihat jalan yang ada di depanku. Pikiranku sedang tak fokus entah kemana. Tak terasa aku melewati lorong sekolah yang amat panjang. Dan ketika aku akan membelokan badanku menuju gerbang, seketika itu badanku terhuyung kedepan. Badanku terjatuh sehingga pantat ku sukses mencium lantai dengan keras.

'Aawww....Kayanya aku nubruk sesuatu deh' Aku bergumam. Sambil mengusap ngusap pantatku.

Seketika itu aku melihat sepasang kaki kokoh yang tepat berada di depanku. Aku mengalihkan pandangan ku keatas dan menemukan seseorang yang sedang menatapku tak suka. Aku lantas berdiri dan membersihkan celanaku dari debu yang sempat menempel saat aku duduk dilantai. Aku kembali mengalihkan perhatianku pada laki-laki itu dan...

'Tampan...' Itulah satu kata yang bisa kusebutkan kali ini.

Aku menatap wajahnya. Jujur ketampannya melebihi Fadi bahkan mungkin kak Ray pun jika bersebelahan dengannya akan saling bersaing. Namun perhatianku seketika itu tersadar saat orang dihadapanku ini menatapku tajam.

"Sudah puas ngelihat wajah gue?" Tanyanya, dari nada bicaranya aku tahu dia pasti sombong.

"Apa?" Tanyaku memastikan pertanyaannya.

"Loe tuli?" Dia berbicara seakan menghinaku.

"HYAAA...." Aku berteriak tepat dihadapan wajahnya. Aku juga menunjukan ekspresi marah dan tidak suka.

"lo buta ya, terus tuli juga" Dia kembali berbicara. Matanya tajam menatapku, sedangkan bibirnya menyungging tanda mengejek.

Aku hanya diam menatapnya tak suka. Oke..., harus kuakui dia sangat tampan dengan kulit sawo matangnya khas pria pribumi. Matanya yang tajam di tunjang dengan alis yang tebal. Dan kalian juga harus tahu bahwa badannya terlihat sangat kokoh dan itu yang membuat dia terlihat sangat macho.

180 Days To Be Perfect Where stories live. Discover now