Chapter 12

13 2 0
                                    

Malam telah tiba dan jam menunjukkan pukul 6:30 KST. Yeosin memantulkan dirinya didepan cermin. Ia melihat penampilannya yang casual. Ia memang tidak begitu suka hal yang terlihat rumit. Dentingan bel rumahnya berbunyi. Membuatnya dengan segera menyambar tas kecilnya, kemudian bergegas memakai sepatu dan membuka pintu rumahnya. Ia melihat Kim Yeol berdiri dengan tegap dan tersenyum manis ke arahnya.

Yeosin mengunci pintu rumahnya. Sesaat ia memperhatikan Kim Yeol yang berdiri tepat dihadapannya. Lalu, ia menengok ke arah sesuatu yang ada dibalik punggung namja itu.

"Kau bawa mobilmu hari ini?" Tanya Yeosin dengan memandang Kim Yeol. Namja itu mengangguk.

"Eum.. kau tidak keberatan, kan?" Namja itu sedikit ragu, tetapi hanya sesaat. Melihat Yeosin membalasnya dengan senyum lebar, namja itu jadi merasa lega.

"Sekali-kali aku juga harus menaiki mobil seperti itu. Benar, kan?" Kim Yeol tersenyum lebar mendengar apa yang Yeosin katakan.

"Kaja!" Kim Yeol melingkarkan lengannya dipinggang. Yeosin menyambutnya dengan senang dan bergerak mengalungkan lengannya ke lengan Kim Yeol. Namja itu memperhatikan dengan seksama dan ia merasa bahagia.

.

.

.

Diperjalanan, Kim Yeol yang duduk dikursi kemudi, beberapa kali Yeosin memergoki namja itu tengah mencuri pandang ke arahnya. Ia jadi mengulum senyumnya.

"Fokus saja menyetir. Kenapa harus mencuri pandang segala, Aku melihatnya." Pernyataan Yeosin memecahkan perhatian namja itu. Kim Yeol terkekeh pelan.

"Oh iya.. kau ingin membawaku kemana?" Yeosin memperhatikan Kim Yeol yang mulai fokus kedepan. Kim Yeol membuat expresinya seakan berfikir-fikir, Yeosin jadi semakin penasaran.

"Eodinende?" Tanyanya lagi. Kim Yeol semakin membuat expresinya tidak bisa ditebak oleh Yeosin.

"Aku tidak akan memberitahukanmu" jawab Kim Yeol. Yeosin mempoutkan bibirnya. Ia menatap Kim Yeol dengan intens. Tapi, yeoja itu tidak bisa apa-apa. Ia juga bukan seorang peramal, jika membaca bahasa tubuh ia akan tahu. Atau membaca pikiran Kim Yeol, itu semakin berkhayal. Tapi, ia sempat berfikir, ia akan melalui hal yang tidak dipikirkannya. Ia juga tidak mengerti hal apa itu.

***

-Asia Pacific University, Japan-

Seorang namja berjalan menyusuri halaman luas universitas yang ia singgahi untuk mencari ilmu. Tiba-tiba ada seorang yeoja yang cantik dan manis menghampirinya dengan senyum yang begitu ceria.

"Senpai, omedeto" dengan menyerahkan rangkaian bunga dan bingkisan kecil untuk namja itu, yeoja itu juga memberikan pelukan hangat.

"Arigatou," Namja itu hanya tersenyum kecil. Ia tidak membalas pelukan itu.

"Senpai.. aku menyukaimu" yeoja manis itu mengatakannya setelah melepas pelukannya. Ia mengatakannya dengan pelan, nyaris tak terdengar.

"Jiyeon-ah, aku sudah pernah bilang padamu. Aku belum bisa menerima yeoja lain," namja itu mencoba menegaskan. Yeoja yang ternyata bernama Jiyeon itu tidak menunjukkan kesedihannya.

"Seberhargakah dia dihatimu?" Dia tetap seorang yeoja yang sewaktu-waktu hatinya juga bisa rapuh.

"Dia lebih dari apapun.. aku dan dia terpisah karena sebuah kesalah pahaman. Dan aku, aku sudah merubah keadaan menjadi semakin buruk.."

"Senpai tidak melakukan kesalahan.." Jiyeon menyangkalnya. Mencoba membuat namja itu bisa mengerti. Kejadian lampau yang terjadi antara namja itu dan kekasihnya dulu bukanlah kesalahan mutlak olehnya.

U RWhere stories live. Discover now