Chapter 8

13 4 0
                                    

"Ah! Jadi seperti ini kau tinggal. Biasanya aku hanya menjemputmu sampai depan pintu saja," Hyunwoo berjalan ke sekeliling apartement Seulbi. Namja itu melihat dengan teliti setiap sudut apartemen yang cukup luas itu.

"Kau tidak merasa kesepian tinggal diapartement sendirian?" Hyunwoo berhenti dari langkahnya dan menatap Seulbi yang hanya diam dan memperhatikan setiap pergerakannya. Gadis itu tersenyum.

"Terkadang merasa seperti itu. Tapi, biasanya aku menelfon Yeosin untuk menemaniku. Hanya saja kalau dia sedang sibuk, aku benar-benar kehilangan dia. Karena dia tidak akan bisa diganggu. Saat itulah aku merasa sendiri" jelas Seulbi panjang lebar.

Hyunwoo yang tadinya hanya diam memandang Seulbi, kini berjalan mendekat ke arah yeoja itu. Namja itu menangkup pipi Seulbi dengan kedua tangan kekarnya tiba-tiba. Membuat Seulbi terkesiap dengan perlakuan Hyunwoo. Ia mengusap lembut pipi yeoja itu. Tatapannya pun menghangat dan tak lupa senyuman khasnya tersungging indah. Seulbi yang ditatap sedemikian oleh Hyunwoo, seakan tak bisa menahan dan sedikit menundukkan wajahnya. Tangannya pun bergerak menggenggam lembut tangan kekar Hyunwoo.

"Jika kau butuh seseorang untuk menemanimu disaat kau kesepian, aku akan datang. Aku tidak akan membiarkanmu dalam kesendirian, Seulbi-ah. Disaat aku melihatmu sakit seperti sekarang, ada hal yang begitu kuat mendorong perasaanku dan membuat hatiku perih. Mianhae, Seulbi-ah" perlahan Hyunwoo mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk hangat Seulbi. Yeoja itu semakin dibuat bingung dengan tingkah lektor kesayangannya. Ia bahagia, tapi ia juga tidak mengerti, mengapa sikap Hyunwoo begitu lembut padanya.

.

.

.

Yeosin duduk didalam kelas sendirian. Kelas sudah berakhir 10 menit yang lalu. Pandangan yeoja itu menatap ke arah jendela kelas dengan tatapan kosong. Suara langkah yang mendekat ke arah Yeosin, tak membuyarkan lamunannya sama sekali. Saat sebuah tangan mencoba untuk menggoyangkan tubuhnya pelan, saat itu ia baru tersadar "Eoh, Kim Yeol-ah"

"Yeogiso mwohae?" Tanya yeoja itu yang terkejut melihat Kim Yeol ada di kelasnya. Namja itu duduk dihadapan Yeosin dan tersenyum ke arahnya.

"Aku melihatmu di kelas sendirian, jadi aku masuk saja" jawab Kim Yeol. Yeoja itu menghembuskan nafas beratnya. Kemudian menyenderkan kepalanya dibangku kuliah. Pandangannya tidak menatap ke arah Kim Yeol, justru arah yang berlawanan. Namja itu tidak mengerti ada apa dengan tingkah Yeosin. Tanpa sadar namja itu ikut dalam aksi Yeosin yang menyandarkan kepalanya dibangku kuliah. Arahnya berlawanan dari Yeosin.

"Apa kau tidak lelah dengan kerja paruh waktumu?" Yeoja itu menanyakan suatu hal pada Kim Yeol tanpa mengubah posisinya sedikit pun.

"Melelahkan sekali. Tapi, aku harus melakukannya" Kim Yeol mengubah posisinya dengan berganti mengarahkan pandangannya untuk melihat Yeosin. Walapun yang ia lihat hanya rambut yeoja itu saja. Tanpa Kim Yeol prediksi, saat itu Yeosin tiba-tiba mengubah posisinya, pandangan mereka pun bertemu dalam jarak beberapa senti. Membuat Kim Yeol terkejut dan matanya terbelalak beberapa detik, kemudian refleks mengubah posisinya ke awal ia tidak bertatapan lagi. Kim Yeol membelakangi Yeosin. Yeoja itu masih setia dengan posisinya. Ia tidak berniat untuk mengubah posisinya. Yang ada, tangan yeoja itu sudah bergerak lembut mengusap lembut rambut Kim Yeol. Kim Yeol bergidik saat merasakan tangan Yeosin mengusap rambut tipisnya. Namja itu tersenyum samar.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Kim Yeol mencoba mengontrol dirinya.

"Bukan apa-apa.." jawab Yeosin.

Tangan Kim Yeol menggenggam tangan Yeosin yang mengusap rambutnya tadi. Posisi Kim Yeol sudah duduk tegap dan membuat Yeosin refleks mengikutinya. Pandangan keduanya kini saling bertemu, Kim Yeol menggenggam erat tangan Yeosin. Namja itu menatapnya penuh arti yang tak bisa diuraikan.

U RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang