Chapter 2

38 5 0
                                    

"Yeosin-ah, aku mencarimu, ternyata kau disini." Myungsoo datang memecahkan pemikiran Yeosin yang sempat terbang kesana-kemari.

"Ya! Bagaimana kau bisa meninggalkanku begitu saja, eoh?" Yeosin menatap sinis ke arah Myungsoo. Yang ditatap malah memunculkan eye smile dan duduk disamping Yeosin.

"Mian" ungkap Myungsoo dengan menangkupkan kedua tangannya didepan Yeosin seraya meminta maaf dengan penuh penyesalan.

"Arraseo.." jawab Yeosin kemudian. Myungsoo mengembangkan senyumnya dan kini pandangannya beralih ke arah namja yang duduk dihadapan Yeosin.

***

"Jadi kalian sudah saling kenal?" Myungsoo melemparkan pertanyaan itu seraya melihat ke arah Yeosin dan namja tampan itu secara bergantian. Yeosin menatap bingung. Sedangkan namja itu terlihat sibuk dengan makan siangnya tapi ia tetap mengembangkan senyum manisnya.

"Kau kenal dia?" Tanya Yeosin pada Myungsoo dengan keterkejutannya. Myungsoo tau bahwa namja itu belum memperkenalkan dirinya. Myungsoo pun mengembangkan senyumnya.

"Dia ini Kim Yeol. Kau masih ingat? Yang pernah aku ceritakan." Yeosin mencoba menerka ingatannya, tak lama ia pun menyunggingkan senyumnya dengan lebar.

"Ah! Jadi kau Kim Yeol? Nan.."

"Cho Yeosin.. maja?" Kim Yeol, namja yang duduk dihadapan Yeosin itu ternyata teman SMA Myungsoo. Namja itu ternyata juga sudah mengenal Yeosin. Namun sebaliknya, Yeosin tidak tahu apa-apa, ia hanya pernah mendengar cerita Kim Yeol beberapa kali dari Myungsoo.

"Eottokhae arraseo?" Tanya Yeosin yang masih tertegun. Kim Yeol tersenyum dengan khasnya.

"Myungsoo terlalu sering membicarakanmu. Dia juga selalu melihatkan album fotonya. Hampir semua foto di albumnya ada fotomu" terang Kim Yeol. Yeosin tidak terkejut mendengar hal itu. Myungsoo memang selalu melebih-lebihkan dirinya dibeberapa teman dekatnya. Awalnya Yeosin cukup risih, tapi kemudian ia memaklumi apa yang Myungsoo lakukan.

"Maaf kalau dia terlalu membuat hidupmu rumit.. haha" Yeosin mencoba membuat akrab dengan Kim Yeol. Bagaimana pun juga, dia teman akrab Myungsoo selain dirinya. Myungsoo yang disindir menatap kesal.

"Ya! Kau kejam sekali. Aku tidak menganggu hidup kalian, justru hidup kalian berwarna karenaku." Yeosin menatap Myungsoo dengan senyum lebarnya. Kim Yeol juga ikut tersenyum.

"Cih, geurae. Lakukan sesukamu!" jawab Yeosin dengan senyum manisnya menatap Myungsoo. Diam-diam Kim Yeol memperhatikan Yeosin. Ia begitu senang saat ia melihat yeoja itu tersenyum lebar.

***

Hyunwoo dan Seulbi tiba di sebuah taman dekat kantor para lektor. Seulbi nampak tidak mengerti. Hyunwoo bilang untuk mengikutinya ke kantor. Tapi, mengapa sekarang mereka justru berada disebuah taman.

"Aku tidak mengerti," tiba-tiba Hyunwoo membuka pembicaraan yang membuat Seulbi sigap menatapnya dengan seksama.

"Kenapa kau bolos disaat jam pelajaran saya? Apa kau bosan? Atau ada hal lain yang membuatmu tidak nyaman dengan apa yang saya ajarkan dikelas?" Hyunwoo merasa kecewa dengan tingkah Seulbi yang melewatkan pelajaran yang seharusnya ia tidak pernah absen.

"Jeongmal joesonghamnida, Saem" Seulbi menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

"Ini soal ulangan yang harus kau kerjakan. Sekarang, kau kerjakan soal ulangan dikantor. Saya masih harus mengajar di kelas lain. Jika kau sudah menyelesaikannya, taruh di meja saya. Algesseo, Seulbi-sshi?" Hyunwoo menjelaskan apa yang harus Seulbi kerjakan sebagai ganti ia tidak masuk pada jam pelajarannya.

"Ne, Saem" Seulbi mengangguk dan masih menundukkan wajahnya. Hyunwoo pun berlalu meninggalkan Seulbi yang perasaannya masih bercampur aduk. Saat Hyunwoo sudah benar-benar pergi dari pandangan Seulbi, yeoja itu mengerucutkan bibirnya kesal.

"Apa dia harus semarah itu padaku? Aku kan—hanya sekali bolos di jam pelajarannya. Ah, menyebalkan! Kenapa juga dia harus pergi? Kenapa tidak menemaniku untuk mengerjakan ulangan dikantor? Apa dia tidak khawatir jika nanti aku akan mencoba mencari jawaban ke teman-teman yang lain? Ah, jinjja!" Seulbi terus saja menggerutu tidak jelas.

Sebenarnya dia tidak benar-benar kesal dengan Hyunwoo. Hanya saja, ia merasa kesal dengan dirinya sendiri. Ia takut, jika Hyunwoo memang marah padanya. Maka dari itu, Seulbi lebih stres dari yang ia pikirkan. Ia pun berjalan ke arah kantor dengan dihantui perasaan menyesal. Ia terus saja memikirkan Hyunwoo. Saat mengerjakan ulangan pun, ia tidak begitu konsentrasi dan akhirnya ia menjawab semua soal ulangan itu dengan apa adanya.

30menit berlalu. Seulbi mengerjakan soal dengan apa adanya. Ia tidak begitu mengerti karena pikirannya sedang kacau saat itu juga. Setelah keluar dari kantor Lektor, ia mencoba melihat ponselnya dan ada sebuah pesan. Pesan itu ternyata dari Yeosin.

"Eonni, mianhae. Sepertinya aku harus pulang terlebih dahulu. Sampai jumpa besok, saranghae" Seulbi mendesis melihat pesan yang Yeosin kirimkan.

"Kenapa dia selalu mengatakan saranghae?" Seulbi tidak membalas pesan Yeosin, ia mengabaikan pesan itu begitu saja. Tak lama bunyi deringan ponsel Seulbi terdengar, sepertinya ada pesan masuk. Seulbi mengira pesan itu dari Yeosin, walaupun begitu ia tetap melihat isi pesan itu.

"Hyunwoo-sshi?" tak disangkanya ternyata pesan itu bukan dari Yeosin. Melainkan dari lektor tercintanya. Seulbi pun segera membuka pesan tersebut dengan antusias.

'Kau sudah menyelesaikannya?' Saat melihat pesan tersebut Seulbi kembali mendesis.

"Sebenarnya dia benar-benar mengkhawatirkanku atau tidak?" Seulbi kembali menggerutu. Ia pun mengabaikan pesan dari Hyunwoo dan tidak membalasnya. Selang beberapa detik ponselnya kembali berdering dan Seulbi melihat kembali ia mendapat pesan.

'Temui aku di kafe dekat kampus! Tunggu aku disana 10menit, oke?'

Saat itu juga mata Seulbi berbinar. Ia tersenyum merekah, ia tidak perlu membalas pesan itu dan segera melangkahkan kakinya ke tempat yang Hyunwoo katakan.

-Purple Cafe-

Seulbi sampai ditempat biasa dirinya dan Hyunwoo bersantai. Ia tidak langsung memesan, justru ia mencari tempat duduk terlebih dahulu. Meja dimana letaknya dekat dengan kaca dan menghadap ke arah pemandangan yang indah diluar sana, tempat favorit Seulbi.

10menit berlalu, Seulbi melihat ponselnya untuk memastikan jam. Ia sedikit mengerutkan dahinya. Tak selang berapa lama, Hyunwoo datang dengan senyum yang mengembang saat sampai dihadapan Seulbi.

"Mian, aku sedikit terlambat." Ungkap Hyunwoo merasa tidak enak. Seulbi menggeleng "Aniya, gwaenchanayo"

"Aku pesankan minum ya, tunggu sebentar" Hyunwoo segera pergi untuk memesan minum. Ia sudah sangat hafal dengan pesanan Seulbi. Jadi ia tidak perlu bertanya lagi apa yang akan Seulbi pesan.

5menit, Hyunwoo sudah kembali membawa 2 gelas kopi sesuai selera masing-masing. Ia menyerahkan 1 gelas yang dibawanya untuk Seulbi.

"Selamat menikmati, Seulbi-sshi" serunya saat memberikan segelas kopi untuk Seulbi. Yeoja itu mengembangkan senyumnya.

"Gomawoyo.."

"Bagaimana ulanganmu?" Tanya Hyunwoo to the point. Seulbi mengerucutkan bibirnya.

"Sepertinya tidak berjalan dengan sangat baik," ungkapnya tanpa rasa khawatir sedikit pun. Hyunwoo memandang dengan tajam. Ia memiringkan sedikit kepalanya untuk memahami apa yang Seulbi maksud.

"Aku tidak benar-benar mengerjakannya dengan teliti, Hyunwoo-sshi."

"Wae?" Tanyanya dengan sedikit terkejut.

"Karena kau membuatku mengerjakan ulangan tanpa kau," Seulbi mengungkapkannya tanpa basa-basi. Hyunwoo memandang dengan senyum tipis.

"Kalau memang begitu, kau harus mengulangnya lagi!" seru Hyunwoo.

"Aku mau mengulangnya. Tapi, Hyunwoo-sshi harus menemaniku" ungkap yeoja itu tanpa canda. Hyunwoo menatap intens yeoja yang ada dihadapannya itu.

To Be Continued

Terima Kasih bagi yang sudah membaca. jangan lupa untuk vote dan komennya ya^^ Maaf untuk typo masih bertebaran dimana-mana :D

U RWhere stories live. Discover now