Bab 8

30 1 0
                                    

Halo semua hari ini aku update

Jangan lupa vote dan kasih komentar yaa

Selamat membaca

---

Aulia melangkah lambat, matanya layu karena ia semalem tidur jam 2 pagi dan  harus bangun jam 7 untuk mengejar kelas di jam 8, alhasil lingkaran bawah matanya menghitam.

Yapp...

Tentu saja ia masih memikirkan perkataan papa dan Bara tentang perjodohannya dengan laki-laki yang 'katanya' sudah mapan.

Huh..

Langkahnya lunglai memasuki kelas yang sudah tidak bisa dibilang sepi.

"Kenapa ni lesu banget, abis begadang?" tanya Shelin tepat saat Aulia duduk disampingnya.

Wanita itu mengangguk malas kemudian kepalanya ia sederkan ke meja.

"Gua yakin banget ini engga karena  begadang doang, pasti ada hal lain, iya kan?" Shelin memajukan wajahnya untuk mencari jawaban dari raut muka Aulia.

Aulia menegakan badan, berpikir sejenak.

Tidak mungkin Aulia menceritakan hal mencengangkan ini kepada teman-temannya. Adaan malahan ia kena cak-cakan.

"Engga apa-apa, gua cuman kurang tidur aja jadi badmood," katanya flat.

"Engga yakin gua,"

Tak lama, Daniel datang lalu menggeret kursi ke hadapan Aulia.

Teman-teman Aulia langsung menatap sinis kedatangan lelaki tidak tahu diri itu.

Aulia memutarkan bola matanya,

Sudah tahu tertangkap basah, masih ada muka buat muncul.

"Aulia, maaf ya aku engga hubungin kamu beberapa hari ini," katanya dengan wajah melasnya.

"Kamu tau kan aku sibuk buat persiapan pertukaran pelajar minggu depan, makanya aku lagi sering ketemu sama temen aku yang pernah ikut kemarin,"

Bohong. Mana ada diskusi sambil pegang pegang tangan.

"Hari ini aku sengang, kita ke kafe tempat biasa yuk, terus abis itu kita beli brownis kesukaan kamu, aku beliin,"

Huh.

Dia pikir, Aulia anak kecil yang bisa dirayu oleh makanan manis, gitu?

Aulia tidak menghiraukan, tangannya meraba tas lalu mengeluarkan buku dan alat tulis.

Daniel terlihat bingung karena respon Aulia.

"Semalem aku telpon kamu kenapa engga diangkat?" Daniel mencoba lagi.

"Sibuk," mata Aulia tetap fokus ke buku catatannya.

"Kalo sibuk kan bisa chat aku atau telpon balik aku pas kamu lagi udah engga sibuk, aku nungguin kabar kamu di rumah sampe malem, aku kawatir kamu kenapa-kenapa, sampai aku belajar engga fokus karena mikirin kamu," Sherlin menyinggungkan sudut bibirnya.

bullshit.

"Eh, lu ngapain si di kelas orang, udah sana pergi, ganggu tau engga," Sherlyn menatap kesal.

"Ini kelas pacar gua, emang gua engga boleh kesini?" alisnya mengerut. "Biasanya juga gua ikut kelas engga ada komplen, kenapa sekarang jadi ada yang ikut campur?" Daniel memutarkan bola matanya.

Teman-teman sekelasnya mulai terang-terang memperhatikan.

"Gua terganggu sama kehadiran lo dan gua yakin Aulia pun engga mau ada lo, jadi mending lo keluar dari kelas ini," Anya yang sedari tadi hanya memperhatikan, tidak tahan juga.

HOMEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora