Bab 5

50 10 0
                                    

"Eh, gue sama Renaldi ke pengantinnya dulu ya, belom salim soalnya," Yuda pergi disusul oleh Renaldi.

Bara mengangguk, badannya kembali menegak.

"Lu ngapain bego? dede gua berdiri kesakitan tau," Bara mengomel ke seseorang di sampingnya.

Aulia memutarkan bola mata, "Gua engga sengaja, itu gara-gara Pak Yuda nahan tangan gue,"

Abangnya mengercitkan kening, "Pak Yuda? ko manggilnya pak?" Lea mengangguk.

"Iya, dia dosen pengganti di kelas gua," Aulia malas membahasnya.

"Oiya gua lupa kalau Yuda sama Renaldi ngajar di kampus lu," apapun itu Aulia tidak peduli lah. "Itu Yuda yang mau gua kenalin ke lu," mata Aulia melotot.

"Hah?" Aulia speechless. "Engga, engga, gue engga mau," Aulia menggeleng cepat.

"Kenapa engga mau? Yuda cakep tau, terus dia juga pinter," abangnya mendekat ke telinga Aulia kemudian, "keluarganya juga tajir lagi," dengan sedikit berbisik.

"Bodo amat itu mah," Aulia meninggikan suaranya. "Gue engga peduli mau keluarganya kaya ke, apa ke, gue tetep engga mau sama dia titik,"

Bara menoleh bingung, "Kenapa? Di banding sama mantan mantan lu yang engga jelas itu, yang bisanya nyakitin doang, Yuda jaauhh lebih baik lah," 

Bara menghadapkan lurus ke kiri, "Nih ya, pertama, untuk urusan laki-laki Yuda mapan, badannya bagus, tinggi, mukanya cakep, otaknya pinter. Untuk urusan sama keluarga, dia sopan, royal, engga pelit, dan yang paling penting untuk urusan perempuan, dia setia dan bertanggung jawab, kurang apa coba? Engga ada kan?"

Aulia dengan Yuda? Wanita itu menggeleng, badannya bergidik. Ya Tuhan, mimpi apa semalem? Kenapa Lea kedapetan ketemu sama laki-laki itu.

"Engga mau ah, titik," kata Aulia lagi lebih tegas.

"Elah, lu kan yang minta dicariin, udah ketemu malah disia-siain," Bara kesal. "Padahal lu kemarin bilang kan lu engga bakal nolak," abangnya itu menunjuk ujung wajah Aulia.

"Ya lu liat-liat dong masa gua sama Pak Yuda, dosen semelekete itu, kalo temen-temen gua tau bisa diketawain satu universitas pasti,"

"Lah, kenapa emang?"

Aulia memanyunkan bibirnya. Haruskah ia bilang kalau ia sebenarnya malu karena pernah menembak Yuda.

"Pak Yuda itu dosen galak nan killer di kampus gue, semua mahasiswanya tau kalau dia termasuk daftar dosen yang dikutuk. gua engga bisa ngebayangin kelanjutan hidup gua kalau satu kampus tau gue nikah sama dia, ihh... gua mending kawin sama kebo, engga papa deh gue rela tinggal di kebon bertahun-tahun,"

Di belakang sana, Yuda dan Renaldi mendengar perkataan wanita itu. Ekspresi wajah Aulia tidak bisa dibilang sedang memuja, bibirnya manyun-manyun, pipinya sudah tak terkendali, dan matanya melebar-lebar. Yes.. wanita itu mengejek Yuda.

"Terus juga lu liat kan tadi, dia pura-pura engga kenal sama gua, idih padahal gua yakin jelas-jelas dia kenal sama gua, engga mungkin kan dia amnesia mendadak? dan tadi kan lu juga bilang kalau dia pinter. kalau dia pinter pasti dia jelas inget dong kejadian di kantin waktu gua ngelamar dia,"

Renaldi mulai emosi mendengar temannya dibicarakan sembarangan dari belakang, dasar anak murid kurang ngajar.

"Dia pasti mikir kalau waktu itu gua ngelamar dia karena gua beneran suka sama dia, iihhh... geer banget tuh dosen, gua kemaren itu disuruh temen-temen gue karena gua ngeliat si Daniel sama cewek jadi gue ke jedot tiang, sakit banget lagi, sampe berdarah karena permukaan tiangnya kasar banget,"

Oh... jadi itu alasannya.

Tidak bisa didiamkan, ini sudah kelewatan. 

Set..

Lengan Renaldi terhalangi oleh Yuda. lelaki itu menggeleng. Yuda paham, Renaldi pasti berpikir kalau ia akan kesinggung karena ejekan mahasiswanya. Tidak. bahkan ia tidak kesinggung sama sekali. menurut Yuda itu terlihat lucu. Yuda tau banyak mahasiswa yang tidak menyukai gaya mengajarnya, tapi tidak ada satupun yang mengomplen dan bicara terus terang.

"Jadi gitu pendapat kamu tentang saya?"

Deg..

Mata Aulia melotot seakan ingin keluar dari kelopaknya.

Astaga.... Aulia.... Selesai sudah hidupmu...

Kedua lelaki itu menghampiri mereka. Yuda kembali memasang wajah datar.

Buru-buru Aulia bersembunyi dibalik tubuh Bara.

Yuda pasti mendengar ocehan gila Aulia. Ah..... Aulia benar-benar ingin lenyap dari muka bumi sekarang.

"Jadi adek gua pernah ngelamar lu Yud?" mata Yuda berlari ke perempuan yang tidak terlihat wajahnya sama sekali, kemudian tersenyum kecil.

Bara tertawa puas, ia tidak menyangka semua itu terjadi. senyuman Yuda adalah jawabannya.

"Lu sengaja pura-pura engga kenal sama ni orang?" Bara menunjuk seseorang yang dibelakangnya.

"Gue pikir adik lu bakal lebih nyaman dengan itu, tapi ternyata gua salah, dia lebih suka ngumbar semuanya," Bara tertawa lagi. Ia puas melihat adiknya malu tidak berkutik.

"Si Lea pernah ngelamar lu? itu seriusan?" tanya Bara lagi, tidak menyangka hal itu terjadi. Lea menepuk abangnya untuk berhenti membicarakan itu, pukulannya lumayan keras.

"Iya, videonya tersebar di grup dosen, mungkin seluruh dosen di kampus udah liat," kata Renaldi.

Set...

Lea menunjukkan wajah, dengan mata melotot.

"Beneran pak?" 

ada video? ko dia tidak lihat?

"Serius. mau lihat? videonya masih saya save," kata Renaldi lagi. Aulia menghela napas lemas.

Setelah kejadian itu adalah hari libur, jadi ia belum mendengar gosip-gosip baru dari teman-temannya.

"Eh beneran? kirimin ke gua ya nanti," sambung Bara. Renaldi mengeluarkan jempolnya.

"Ih, abang jangan," Lea menyelak. 

"Bilangnya engga mau, tapi gua malah keduluan sama lu,"  Aulia hanya memutarkan bola matanya. "Eh, kalian engga makan?" tanya Bara.

"Gua sama Renaldi sengaja engga mau makan disini, soalnya mau makan di luar," sahut Yuda.

"Kemana? ikut dong, gua masih belum kenyang ni," Bara mengelus perutnya yang masih setengah kosong.

"Yaudah ayo,"

"Anterin gua pulang aja," kata Aulia.

"Dih.. siapa juga yang mau nganterin lu, kalau mau pulang, pulang  sendiri sono,"

"Idih abang, jahat banget, ini kan jauh dari rumah, lu udah gua temenin bukannya baik-baikin gua," Aulia merajuk kesal.

"Yaudah ikut aja si," kata Bara. "Udah selesai kan? yuk kita cus..," Bara merangkul kedua temennya menjauh.

"Ih... Bara sialan,"

---

Aku update guyss... 

selamat membaca dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian..

terima kasihh...

HOMEOù les histoires vivent. Découvrez maintenant