24. Waktu Kencan Bukan Tipuan

2K 196 23
                                    

sebelumnya, ya ampun makasi buat semua yang sudah comment bilang kalo kalian masukin ke library!! i cri bc 2 much endophines!!!1!1!

btw ini part terpanjang tau ga?

ok, ok, 2 much talkin.

piriding, sayang.

<3

Aku masih kepikiran dengan kejadian salah kostum itu. Aku tahu, itu bukan salahnya. Cuman, itu sudah merusak beberapa persen kesempurnaan kencan ini. Kencan ini harus sempurna.

Aku masih ingat tadi waktu aku membukakan pintu untuknya.

"Sepertinya aku harus ganti baju terlebih dahulu." kataku sebelum menyuruhnya untuk masuk.

Tangannya menahan tubuhku untuk memasuki rumah, "Tak apa, ayo."

"Tapi, aku, uh, harus–"

"Kau sudah cantik seperti biasa." jawabnya spontan, diakhiri dengan senyum.

Setelah itu aku pun sudah berada di dalam mobil berbau mint dan hijau. Aku tahu, berbau hijau.

"Sudah selesai melamunnya?" Andy menginterupsi.

Aku memasang senyum gigi dengan terpaksa, "Haha, sudah."

Ya, Tuhan, aku ini bodoh atau bagaimana sih? Bisa-bisanya menjawab sudah. Terima kasih, akal sehat yang hilang saat berbicara dengan Andy. Ugh.

Andy hanya tertawa, lalu turun. Kurasa aku sudah cukup lama melamunnya. Sampai-sampai kita sudah sampai.

Tunggu, apa yang ia pikirkan?

Ini taman yang sepi. Bukan restoran mahal dengan pemandangan seharga sejuta dollar. Hanya taman yang sepi dengan udara yang mengabut dan suara air yang mengalir. Bahkan, aku hanya melihat satu dua orang di pinggiran pantai dengan pasir yang basah. Bukan pelayan yang mengantarkan makanan seharga puluhan dollar. Mereka membawa jala dengan ikan yang menempel.

"Apa perlu kau kugendong agar kau turun?" tanyanya yang ternyata sedari tadi sudah membuka pintu mobil tepat di sebelahku.

Aku pun keluar dari mobil. Melihatnya menutup pintu untukku. Gesturnya menyuruhku untuk mengekor kemanapun dia pergi. Mungkin harapan untuk kencan di pinggir pantai bakal terwujud. Itu adalah salah satu sepuluh besar romantic dinner bucket list date setelah makan malam di bawah sinar lilin.

Namun, harapan itu tiba-tiba sirna. Andy menduduki suatu bangku berkarat. Aku tidak mau tergores paku di ujungnya dan terkena tetanus. Tidak akan.

Oke, mungkin akan makan malam di atas cruise di pinggir pantai di bawah sinar bulan dan bintang. Tentu saja bulan dan bintang lebih baik daripada lilin. Bulan dan bintang secara alami memancarkan sinar sendiri. Itu adalah yang kebanyakan orang tahu. Padahal bulan mendapatkan sinar yang dipantulkan oleh matahari dan bintang yang kita lihat sekarang itu sudah mati beratus-ratus tahun lamanya. Jadi, pada dasarnya kita hanya melihat sinar pantulan matahari dan benda mati.

Aku menjadi semangat setengah mati karena sekarang bakal jadi kencan terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku.

Ralat, mungkin sekarang akan jadi kencan terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku.

Andi dan Andyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن