BAB 34

23.2K 820 4
                                    

sudah seminggu waktu berlalu, kini aku baru merasakan namanya kebahagian lagi,
dan sudah hampir seminggu juga kami menepati rumah yang menjadi kado ulang tahunku.
mungkin aku bisa mengatakan kalau aku wanita yang sangat beruntung didunia ini.

"SAYANG,,pasangkan dasiku" itu lah kebiasaan suamiku sekarang setiap pagi selalu berteriak untuk minta aku memasangkan dasinya

"IYA, AKU DIDAPUR KAK" aku menoleh ke bik lasmi yang sekarang sedang senyum-senyum melihat kelakuan kami. bik lasmi adalah orang tukang bersih-bersih dirumah kami ya bisa di bilang pembantu.
kak fian tidak mengizinkan ku untuk membersihkan rumah ini. makanya dia mencari orang untuk melakukan semuanya. tapi untuk buat makanan aku yang terjun langsung untuk melakukannya, aku tidak mau perut suamiku kenyang dari masakan wanita lain, bukannya kak fian bilang kalau aku kelihatan seksi kalau sedang bergulat di dapur.

"sayang, dasiku nih" kak fian sudah sampai di hadapanku dan merengek manja kepadaku

"kamu manja betul.." kataku sambil memasangkan dasinya

"kenapa lihat-lihat" selama aku memasangkan dasi dia tidak pernah melepaskan pandangnya dari wajahku

"kamu tau, aku tidak pernah bosan memandangmu"

"kak lepas, nantik bik lasmi lihat" kak fian memeluk pinggangku dan semakin mendekatkan jarak kami

"dia sangat pengertian, tau saja kalau kita ingin romantis-romantisan" aku monoleh kebelakang dan memang tidak ada bik lasmi di dapur ini lagi

"sudah nantik kita bisa telat lagi kak, akhir-akhir ini aku suka telat karna ulah kakak" dalam seminggu ini aku bisa dikatakan telat terus, dan itu memang ulah kak fian, dia tidak mengizinkanku turun dari ranjang sebelum memberinya serapan pagi, bukan makanan yang dia maksud, tapi melanjutkan kegiatan yang kami lakukan di malam harinya.
waktu tidurku pun berkurang karnanya, dia memang pria mesum.

"kalau pun telat, tidak ada yang berani memarahimu sayang" kak fian semakin mendekatiku, tanda bahaya di otakku berbunyi.

"AWWW. . . " aku langsung mencubit perutnya

"kenapa mencubitku" dia mengelus tempat yang ku cubit di perutnya

"maaf.. untuk kali ini aku tidak mau telat, sekarang lebih baik kita serapan" aku menarik tangannya menuju ruang makan, dan setiap pagi kami akan menghiasi dengan candaan dan gombalan dari kak fian, aku seperti bermimpi sudah di nikahi sama pria berhati malaikat. dulu aku berfikir dia pria dingin dan arogan, dia tidak pernah bersikap manis kepadaku, hanya wajah datar yang selalu di tunjukkannya kepadaku, tapi lihat sekarang setiap hari aku bisa melihat wajahnya yang tampan selalu tersenyum dan juga wajah menggodanya saat bersamaku. aku sudah mencintainya dan ntah sejak kapan.

skip

kami sudah sampai dikantor dan untuk pertama kalinya aku datang tepat waktu.

"kenapa kakak tidak bilang dari tadi akan keluar kota hari ini" kami masih ada di parkiran kantor, waktu dijalan kak fian mengatakan hari ini dia berancana mengunjungi perusahaan cabang karna ada sedikit masalah disana

"maaf aku lupa sayang, habisnya saat di dekatmu aku tidak bisa fokus dan mengingat hal seperti ini" aku langsung memutar bola mataku dengan gombalannya barusan

"berapa hari" kataku dengan suara pelan

"kalau pekerjaannya cepat selesai besok juga sudah balek kok, jangan ngambek gini dong, cantiknya jadi berkurang loh" dia mengangkat daguku, ntah lah aku merasa perasaan tidak enak, mungkin ini pertama kalinya kak fian meninggalkan ku untuk dinas keluar kota

"kalau lama selesai, berarti akan lebih lama dong pulangnya" tanyaku polos

"akan usahain secepatnya pulang, kamu tau sedetik tidak melihatmu seperti ada yang kurang dalam hidupku. dan aku tidak akan tidur nyenyak karna tidak memakanmu" aku langsung memukul lengannya perkataanya tidak akan jauh dari hal yang satu itu.

REALIZE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang