BAB 19

17.8K 842 7
                                    

sekarang aku berada di apartement milik kak fian, kak fian langsung mengajakku pergi setelah acara pesta kecil tadi selesai, katanya disini aku akan lebih leluasa dari pada tinggal di rumah mama, apa lagi sebagian saudara kak fian masih disana untuk menginap.

dia bilang pasti disana aku akan canggung ternyata kak fian bisa membaca fikiran ku. aku akui beberapa hari sebelum acara akad, yang aku fikirkan dimana aku akan tinggal setelah menikah..
Dan aku juga tidak menyangka kak fian mempunyai apartement semewah ini, padahal dia hanya tinggal sendirian.

"mandilah, airnya sudah aku siapkan, pasti kamu sudah tidak betah dengan baju itu"
kak fian tiba-tiba muncul di hadapanku.

"kakak tidak perlu melakukannya, aku bisa melakukannya sendiri kok.
dan kakak harusnya mandi duluan lihatlah muka kakak begitu terlihat kelelahan" kak fian langsung tersenyum dan berjalan kearahku.

"aku cuma ingin memanjakan isteriku ini, dan aku senang kamu juga memperhatikanku seperti ini" ucapnya manis sambil membelai pipiku

"mandilah, aku akan menyiapkan kamar kita dulu"
blusss pipiku pasti memerah sekarang mendengar kalimat terakhir kak fian.

"heii...pipimu memerah aku suka melihatnya" ya tuhannn lenyapkan aku sekarang juga

"iisstt, kakak jangan menggodaku" ucapku pura-pura kesal

"hahahaha... hhmm ohh ya.. bagaimana kalau kita mandi bersama saja" ucapnya sambil tersenyum miring, sial aku di goda lagi.

"OGAHHHH" ucapku sambil berlari kekamar mandi, dan aku bisa mendengar ketawa kak fian yang begitu kencang lagi lagi dia sukses membuat ku salah tingkah.
-----------------------------

"kakak sudah selesai mandi" aku melihat kak fian keluar dari kamar dengan rambut yang masih basah dengan memakai celana pendek dan baju kaos, dengan penampilan seperti ini saja kak fian masih kelihatan begitu sexy ohh yahh tuhan apa yang aku fikirkan.

"hmm... apa yang kamu lakukan bee" aku bisa merasakan nada gugup dikalimat kak fian barusan

"ahh.. aku lagi mencari bahan makanan untuk ku masak, maaf aku membongkar dapur kakak" rasanya aku memang tidak sopan membongkar sesuatu yang bukan milikku.

"heii,, jangan pernah meminta maaf karna hal seperti ini..
apa yang jadi milikku sekarang sudah jadi milikmu juga bee kamu adalah isteriku sekarang" kakak fian langsung membawa ku kepelukannya aku tertegun sama katanya barusan, aku merasa bersalah belum bisa menerima pernikahan ini sepenuhnya.

"dan maaf,, aku lupa mengisi bahan makanan di kulkas, apa kamu begitu lapar" aku langsung menggeleng di pelukan kak fian.

"aku masih kenyang, aku cuma mau buat makanan untuk kakak, tadi aku lihat kakak makan sedikit waktu di pesta" kataku yang masih dipelukan kak fian

"aku tidak lapar, rasa bahagia ku mengalahkan rasa lapar di perutku" jawabnya sambil tertawa kecil

"jangan mulai menggodaku kak" ucapku sambil melepaskan pelukan kami

"aku suka melihat pipi isteriku merona" dia mencubit pipiku

"bagaimana kita tidur saja, kamu sudah kelihatan kelelahan" sambung kak fian, yaa aku memang sangat kelelahan tapi pertanyaannya dimana aku akan tidur

"dimana aku akan tidur kak" ucapku pelan

"kita akan tidur di kamar kita, aku sudah menyiapkannya" aku menatap kak fian dengan mata membulat kamar kita katanya

"ka..kamar kita?" kenapa aku harus segerogi seperti ini bertanya

"kamu tidak ada niat kita pisah kamar kan" tanya kak fian dan aku langsung menggeleng cepat

"ahh.. tentu saja tidak" jawabku cepat aku takut kak fian berfikir aku tidak mempercayai kata-katanya sebelum kami menikah dulu.

"bagus, dan aku juga tidak akan melakukan apapun sama kamu sebelum kamu yang mengizinkannya"

"terima kasih sudah mau mengerti aku, aku mungkin belum bisa menjadi isteri seutuhnya, tapi aku akan berusaha seperti yang kakak inginkan, aku harap kakak mau bersabar" aku sangat merasa bersalah sebagai seorang isteri aku belum bisa memenuhi kebutuhan suamiku diranjang. maafkan aku ya kak.

"tidak apa-apa, untuk hal yang satu itu aku akan menunggu kamu sampai siap, hhmm tapi kalau aku minta ncum bolehkan"

"ncum?"  aku tidak pernah mendengar kata-kata itu.

"ncum itu. . . maksudnya..."

CUPP
aku bisa merasakan bibir lembut kak fian dibibirku, tubuhku menegang saat ini dia mengisap dan memberi gigitan kecil bibirku dengan pelan memberi sensasi untukku, aku menutup mataku dan aku menikmatinya aku tidak menyangka kakak fian melakukan ini dengan ku. dan setelah beberapa saat kak fian melepaskan ciuman kami aku merasakan kehilangan sesuatu, nafasku masih belum teratur saat ini dan kak fian menempelkan kening kami.

"aku tidak apakan meminta itu darimu, aku sudah lama ingin merasakan bibir ranummu bee"
aku hanya mengangguk aku tidak mungkin menolak permintaan suamiku lagi, aku juga mengingat perkataan mama di pesta tadi, aku harus berprilaku seperti isteri sebenarnya, aku bersyukur kak fian tidak meminta haknya sebagai seorang suami dia masih mau mengerti dengan kondisiku.

REALIZE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang