BAB 4

24.1K 1K 4
                                    

aku menunggu seperti orang gila saat ini harap cemas tentang kondisi mereka didalam, bajuku penuh dengan darah dan aku tidak memperdulikannya yang aku ingin tahu hanya tentang keadaan mereka. Aku terus melihat pintu yang tertutup itu sambil menyenderkan tubuhku kedinding.

kenapa rasanya lama sekali dokter itu menangani mereka, fikiran ku berkecamuk, dan fikiran buruk selalu terlintas di otakku apa mereka akan selamat atau.... ohhh... tidak...tidak...tidak.. aku tidak boleh berfikir aneh-aneh saat ini mereka harus selamat harus pokoknya.

oh god.... musibah apa lagi ini...
rasanya baru tadi aku ketawa bersama mereka adik dan orang yang ku kagumi selama ini. Tuhan selamat kan mereka aku mohon.

''FIAN......'' teriak seseorang yang memanggil namaku dan aku langsung menoleh melihat mama yang sudah menangis, aku langsung memeluknya

'' ma argham ma....'' kataku lirih

''apa yang terjadi sama mereka, kenapa seperti ini'' aku bingung harus bagaimana menjelaskan kepada mama, sekarang aku bisa nenangin mama dengan pelukan yang ku beri, ohh.. tuhan jangan buat orang yang ku sayang menderita seperti ini

''mama tenang ya.. mereka pasti akan baik-baik saja kita tunggu kabar dari dokter ya'' aku mengusap punggung mama untuk memberikan kekuatan, aku tidak boleh kelihatan lemah didepan mama

*******************************

hampir satu jam dokter menangani mereka dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemeriksaannya selesai, apa kondisi mereka begitu buruk sampai dapat penangan begitu lama.

'' keluarga ARGHAM...'' seorang dokter keluar dari ruangan.

'' iya dok, kami keluarganya, bagaimana keadaan anak saya dok'' kata mama langsung menghapiri dokter tersebut dan aku ikuti dari belakang

''ibu tenang dulu ya, kondisi pasien sekarang masih kritis sampai saat ini'' kata dokter itu dengan pelan

'' ya tuhan.. anak saya akan selamatkan dok..'' mama mulai terisak kembali

''mama tenang ya,, jangan seperti ini'' ku coba tenangin mama kembali

"anak ibu mengalami benturan yang sangat keras dan mengalami pendarahan otak, kami sudah melakukan operasi tapi. . . " aku memperhatikan dokter itu ada gurat sedih dan bingung diwajahnya

"ta...tapi apa dok, katakan jangan buat saya tambah cemas" ucap mama kembali

"hmm. . tapi pendarahannya tidak bisa kami hentikan, kami sudah melakukan sebaik mungkin sekarang tergantung yang di atas semoga ada ke ajaiban"

"ya tuhann. . argham anakku"
mama menangis histeris setelah mendengar penjelasan dokter, ini bagaikan bom waktu yang meledak begitu kuat, musibah ini membuat keluarga ku berduka.

"ma, mama tenang jangan seperti ini, ohh ya dok gadis yang saya bawa tadi bagaimana kondisinya" aku sampai lupa tentang keadaan flo semoga dia baik-baik saja.

"kepalanya juga mengalami cedera tapi tidak terlalu serius, pergelangan kakinya retak dan mungkin dalam beberapa waktu dia harus memakai kursi roda, tidak usah khawatir pasien baik-baik saja tapi sekarang dia masih belum sadar "
syukurlah flo tidak terlalu parah.

"terima kasih dok "

"baiklah kalau begitu saya permisi dulu ya" pamit dokter itu

"iya dok, terima kasih sekali lagi" balasku

"fian.. apa argham akan baik-baik saja, dia tidak akan meninggalkan kitakan" apa yang harus ku jawab, aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya sama argham

"hmm... ma kita berdoa saja ya semoga argham bisa melewati masa kritisnya, mama jangan nangis lagi ya semuanya akan baik-baik saja" cuma nenangin mama yang bisa ku lakukan sekarang.

Tuhan aku ingin masalah ini cepat selesai dan kembali seperti dulu lagi, aku ingin keluargaku utuh aku tidak keberatan adikku itu selalu ngusilin dan membuat ku darah tinggi, tapi jangan pisahkan dia dari kami aku mohon tuhan.

REALIZE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang