BAB 8

24.1K 995 3
                                    

sudah seminggu kepergian argham, dan aku juga belum bisa terima kenyataannya dan selama seminggu ini aku tinggal di rumah mama, aku selalu melihat mama menangis. dan aku juga belum tau kabar flo sampai saat ini. Handphonenya mati mungkin dia masih menenangkan diri fikirku.

Aku sedang berbaring dikamarku menerawang langit kamarku, ya ampun aku sampai lumpa, argham menyuruhku memberi kotak dalam lacinya bukan.

Aku langsung tergesa turun dari ranjang ku dan ku langkahkan kakiku kekamarnya, dan ku perhatikan kamarnya masih sama, aku pernah menghabiskan waktu berdua dengannya disini dan itu berarti kami sedang akur aku tersenyum getir

ada figura foto dia dan flo, di situ mereka kelihatan sangat bahagia berpelukan dan ketawa lepas. setiap aku kesini dan melihat foto itu aku selalu merasa sakit hati tapi sekarang rasa itu berbeda.

ku buka laci yang dia maksud dan kulihat kotak berwarna coklat disana, apa kotak ini yang dia suruh aku untuk memberikan kepada flo, apa isi kotak ini ya.

"Ya aku harus memberikan ini kepada flo sekarang" ucapku dengan diri ku sendiri, dan ku putuskan untuk pergi sekarang



__________^^^^^^^___________

Kini aku berada didepan rumah flo, sudah dari tadi aku mengetuk tapi tidak ada jawaban dari dalam, apa dia tidak ada dirumah ya fikirku

cklek
tiba tiba suara pintu terbuka dan sekarang kulihat wajah wanita yang seminggu ini ku rindukan, dia masih memakai kursi roda dan lihatlah mukanya begitu pucat sekali matanya juga bengkak apa dia menangis setiap hari.

"kakk.." ucapnya membuyarkan lamunanku

"ahh ya.. haii flo apa kabar" ucapku menyapanya.

"seperti kamu lihat kak" ucapnya lirih aku tau maksud perkataannya.

"bisa kita bicara flo sebentar"

"ya tentu, masuk saja kak" dia mempersilahkan aku untuk masuk

sekarang kami sudah duduk di ruang tamu, aku bingung harus mulai dari mana kata-kataku.

"kak, apa yang ingin kakak bicarakan" dia memecahkan keheningan yang terjadi antara kami

"hmm.. aku ingin menyerahkan ini kepadamu" ku kasih kotak yang ku pegang dari tadi.

"apa ini kak" ucapnya bingung sambil mengambil kotak ini dari tanganku

"aku juga tidak tahu, sebelum argham meninggal dia memintaku menyerahkan kotak yang ada di dalam laci kamarnya untukmu" jelasku kepadanya dia menegang mendengar penjelasanku barusan

"apa ini benar dari argham kak.." ku lihat matanya berkaca-kaca

"iya, mungkin dia sudah punya firasat dan dia meninggalkan itu untukmu"

"iya kak, mungkin dia memang berniat meninggalkan ku" aku pegang tangannya untuk menguatkannya

"Cobalah untuk ikhlas itu lebih baik, setidaknya Cintanya sampai mati untukmu" dia mengangguk lemah

ku belai rambutnya dan ku lihat dia menggenggam kotak itu di pelukanya.

"aku pamit ya, aku mohon jangan menangis terus lihat mata mu sudah bengkak, argham pasti tak suka melihatmu bersedihkan"

"akanku coba agar tidak menangis, tapi air mataku kadang tak bisa kompromi kak, baiklah ati-ati dan terima kasih sudah memberi ini untukku" dia mencoba membuat nada becanda

"sama-sama, kalau ada apa-apa hubungi aku, karna aku akan ada untukmu"

"iya, jangan terlalu khawatir kepadaku kak" dia coba tersenyum kepadaku. Aku elus kepalanya sambil membalas senyumnya tadi.

dan aku pun pergi dari rumahnya sebenarnya aku ingin menemaninya lebih lama lagi tapi aku ingin membiarkan dia sendiri dulu saat ini.

Dan aku juga sangat merindukan adikku, mungkin setelah ini aku akan mengunjunginya dan mengatakan aku sudah memberikan kotak yang di dia maksud.

REALIZE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang