Bab II: Promnight

Start from the beginning
                                    

"Lah kok sepi sih?" Mala bergumam. Ia kembali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari teman-temannya, Bahkan tas dan buku-buku temannya sudah tidak ada dikelas, kemana perginya mereka?

"Ini ceritanya gue ngelamun terlalu lama atau gimana sih?" Mala bertanya pada dirinya sendiri kemudian melihat jam yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya.

"Oh my.. Jam 3 sore? Dan gue telat pulang setengah jam" teriaknya heboh, buru-buru ia mengemas buku-buku dan alat tulisnya kemudian memasukkannya kedalam tas. Ia berjalan tergesa menuju luar kelas, namun langkahnya terhenti oleh seluruh teman sekelasnya yang berkumpul di depan pintu kelas.

"Eh, ini pada ngapain rame bener?" tanya Mala cengoh, ia menatap temannya satu-persatu.

"Ya gue lihat lo daritadi galau mulu. Malahan pas bel pulang sekolah lo malah corat-coret buku dan entah ngelamunin apaan. Padahal ya setau gue lo itu orang pertama yang semangat banget kalo denger bel pulang sekolah" jelas Tasya. Ia mendekat kemudian menepuk-nepuk pundak Mala.

"Dan kue ini? Apaan sih bawa-bawa kue. Gue kan nggak ulang tahun" tanya Mala lagi, namun bukan jawaban yang ia dengar tapi suara tawa teman-teman sekelasnya.

"Kalo itu sih usulnya Dicky. Katanya lo suka banget sama cake ini" teriak salah satu teman Mala, Bagas.

"Ciee yang diperhatiin sama sahabat"teriak teman Mala yang lain, Loka.

"Makasih Kodok" jawab Mala lalu nyengir. Mala mengambil kue tersebut dan membawanya masuk kedalam kelas.

"Ciie yang punya panggilan sayang buat sahabat" celetuk Tasya lalu duduk disebelah Mala.

"Apaan sih lo. Eh lo harus jelasin sesuatu sama gue. Lo utang cerita sama gue" jawab Mala sembari menunjuk muka Tasya.

"Gue?" tanya Tasya sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Eh, sini lo semua. Ngapain pada ngiler depan pintu? Norak amat" ujar Mala sembari melambaikan tangannya meminta temannya mendekat. Akhirnya kami semua menikmati cake ini di kelas sebelum pulang sekolah.

**

Setelah adegan makan cake bersama teman sekelas, Mala dan Dicky berjalan menuju ruangan OSIS. Barang Mala ada yang tertinggal disana. Namun, pada jarak 5 meter dari pintu ruang OSIS, Mala langsung menghentikan langkahnya. Dicky menatap Mala sembari mengernyitkan keningnya.

"Kenapa?" tanya Dicky.

"Besok aja deh gue ngambil barang itu. Ada dia tuh didepan" jawab Mala sembari menunjuk orang-orang yang ada didekat ruang OSIS dengan dagunya sendiri.

"Oh, Ilza sama anak band? Nggak papa, ayo" jawab Dicky santai kemudian menarik tangan Mala dan berjalan santai menuju ruang OSIS.

Saat Dicky memutar knop pintu, saat itu juga Ilza menoleh kearah mereka berdua. Kemudian dia kembali memalingkan wajahnya dan berbicara pada teman-temannya. Setelahnya dia tersenyum dan mendekat kearah Mala. Mala yang kelabakan akhirnya buru-buru masuk ruang OSIS, ia tampak menyibukkan diri mencari barangnya yang tertinggal di ruang OSIS. Namun ia masih bisa merasakan bahwa Ilza masih memperhatikannya sembari berjalan mendekat.

"Cari ini, Yang?" tanyanya kemudian menyerahkan buku tebal dengan sampul hello kitty berwarna baby pink.

Mala menoleh, kemudian mengernyit, "Eh, iya. Kok ada di lo?" tanya Mala kemudian merebut buku itu dari tangan Ilza.

"Kamu terlalu sering ninggalin barang setelah rapat OSIS sih Yang. Dan dengan senang hati aku menyimpankannya" jawabnya kemudian tersenyum.

"Udah ketemu belum?"tanya seseorang dari luar ruangan, Dicky.

REDEEM (SMASHindonesia)Where stories live. Discover now