Empat Belas

2.7K 448 7
                                    

Lana hanya mengangguk pada Michael. Lana kecewa karena Luke selama ini hanya berpura-pura menginap di rumahnya dan menyukainya. Semua yang telah dilakukan Luke semata-mata hanya untuk sebuah permainan Dare agar dia tidak di cap pengecut oleh ketua tim basket itu.

"Jadi tadi itu kau menguping pembicaraan Luke dengan seseorang?" tanya Michael.

Lana lagi-lagi mengangguk. "Dengan Zac tepatnya,"

"Zac?" tanya Michael semakin terkejut. "Tapi bagaimana kalau yang dikatakannya itu... tidak benar? Kau seharusnya tidak langsung berasumsi seperti itu sebelum kau tahu apa yang sebenarnya terjadi."

"Tidak benar?" tanya Lana, nada bicaranya sedikit meninggi. "Aku mendengar dengan jelas Luke bilang dia sudah menyelesaikan permainan Dare dari Zac, dan Zac bilang kalau aku ini pacar pura-pura Luke."

"Itu kan yang dikatakan Zac," ucap Michael. "Bagaimana kalau Luke memang benar-benar suka padamu?"

Lana hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Michael dengan ragu menepuk pundak Lana pelan. "Sebaiknya kau tanyakan hal ini langsung pada Luke."

***

"Kau tidak memakan makan siangmu?" tanya Michael, lalu menggigit roti isi yang tinggal setengah lagi. Dia sudah memperhatikan Lana yang hanya memegang kantung makan siangnya sejak lima menit yang lalu. Lana memutuskan untuk makan siang bersama Michael di taman sekolah.

Lana hanya terdiam. Pikirannya masih penuh dengan obrolan Luke dan Zac di lorong tadi. Dia bahkan tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang.

Michael menghela napas. "Pasti kau masih memikirkan soal itu, ya?"

Lana lagi-lagi hanya terdiam. Tak lama, dia merasakan ponselnya bergetar di dalam saku celananya. Dia mengambilnya, dan terdapat nama Luke di layar ponselnya. Kemudian dia menyentuh tombol merah.

"Lana," panggil Michael, "sebaiknya kau tanyakan dulu hal itu pada Luke."

"Kau sudah mengucapkan itu dua kali, Michael." ucap Lana tanpa melihat ke arah Michael.

Michael hanya menghela napas, lalu memasukkan sisa terakhir roti isi ke dalam mulutnya. Setelah dia benar-benar menguyah dan menelan roti isinya, dia mulai berdiri. Lana yang menyadari itu menoleh ke arah Michael. "Kau mau kemana?"

"Aku mau ke toliet," jawab Michael. "Aku akan segera kembali."

Lana mengangguk, kemudian Michael mulai melangkah menuju gedung sekolah. Saat Michael sudah berada di lorong, dia melihat Luke yang berjalan berlawanan ke arahnya. Luke yang juga melihat Michael langsung menghampirinya. "Michael! Kau tahu dimana Lana?"

"Dia ada di taman sekolah," jawab Michael. "Aku baru saja makan siang bersamanya."

"Oh, baiklah. Thanks." ucap Luke.

"Luke," panggil Michael.

Luke mengangkat kedua alisnya. "Apa?"

"Apa aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Michael.

Luke mengangguk. "Apa itu?"

"Apa kau benar-benar suka dan sayang pada Lana?"

"Tentu saja," jawab Luke dengan yakin. "Kenapa kau menanyakan hal itu?"

Michael menggeleng kecil. "Tidak mengapa. Aku hanya ingin menanyakannya saja. Kau tahu, dia sahabatku."

Luke mengangguk dan tersenyum miring. "Baiklah, aku harus menemui Lana sekarang."

Michael hanya menggangguk, lalu Luke mulai melangkah meninggalkannya. Saat Luke sudah sampai di taman sekolah, dia melihat Lana sedang duduk di bawah pohon sambil menyantap makan siangnya. Tak lama, Lana terlihat berdiri dan melangkah menjauh setelah melihat Luke yang sedang berjalan menghampirinya. Mengetahui itu Luke mempercepat langkahnya. Luke berhasil mengejar Lana, lalu meraih tas ransel yang dipakai Lana. Saat itu juga, Lana berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat Luke.

"Kau ini kenapa?" tanya Luke.

"Kau tidak benar-benar suka padaku, kan?" tanya Lana.

"Apa maksudmu?" tanya Luke. "Aku benar-benar suka padamu, Lana."

"Benarkah?" tanya Lana tidak percaya. "Aku tahu semua yang kau lakukan padaku hanya pura-pura dan hanya untuk permainan Dare dari si Zac sialan itu, kan?"

"Darimana kau tahu itu?" tanya Luke bingung.

Lana mengalihkan pandangannya. "Itu tidak penting."

Luke memejamkan matanya sejenak dan menghela napas. "Baiklah. Aku menginap di rumahmu dan suka padamu memang untuk permainan Dare dari Zac. Tapi, asal kau tahu, aku benar-benar suka dan sayang padamu."

Lana menatap kembali Luke. "Kalau begitu, buktikan."

"Apalagi yang harus aku buktikan?"

"A-aku tidak tahu," ucap Lana sambil melayangkan kedua tangannya. "Buktikan dengan hal gila yang belum pernah kau lakukan pada seorang gadis atau apalah."

"Tap-"

Perkataan Luke terhenti saat Lana berbalik dan melangkah meninggalkannya. Luke mengacak rambutnya frustrasi. Luke merasa dia sudah membuktikan semuanya. Membuktikan jika dia memang benar-benar suka dan sayang pada Lana.

***

Michael's POV

Baru saja aku keluar dari gedung sekolah--untuk menuju mobilku yang terparkir di tempat parkir sekolah, aku merasakan ponselku bergetar di dalam saku celanaku. Aku mengambilnya dan terdapat satu pesan masuk di layar ponsel.

From: Unknown Number
To: You

Michael? Aku Luke. Apa kau bisa temui aku di taman sekolah sekarang? Aku ingin berbicara sesuatu.

Luke? Darimana dia tahu nomor ponselku?

From: You
To: Unknown Number

Baiklah. Aku segera kesana.

Setelah aku membalas pesannya, aku memasukkan kembali ponselku ke dalam saku celana dan menuju taman sekolah. Aku sudah menduga jika dia ingin membicarakan tentang Lana.

****

Akhirnya bisa update ugha :')

Gue malah jadi bingung ending nya mau kek gimana :')

Maap kalo slow update :')

Cemungudhtin gue dongs :')

3 Days // lrhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang