aku,kamu dan masa lalu

Start from the beginning
                                    

"Aku selesai"lanjutny dan hendak pergi kekantor sebelum suara laura kembali terdengar.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini li,bahkan jika kak laras liat kamu yg berubah dia bakalan sedih banget"

Tanpa mau menjawab pertanyaan ah ralat tapi prnyataan dari laura ali langsung melangkah keluar dari apartemen dengan menghentakkan sepatu hitam mengkilapny meninggalkan suara yg menggema diruangan yg sunyi itu.

Setelah kepergian ali kini laura membereskan sisa makan ali lalu melangkah keruang tengah untuk mengambil tasny yg ia letakkan dimeja ruang tengah saat berusaha membangunkan ali tadi. Lalu melangkah keluar dan pergi dari apartemen milik mantan kakak ipar-nya. Ya memang semenjak ali pindah ke apartemen laura sering mengunjungi ali untuk sekedar memberikan sarapan atau hanya sekedar main. Bahkan dia memaksa ali agar memberi tahukan pasword kamar dengan no 150 itu.bahkan sekarang pun laura memanggil ali dengan nama tak ada lagi embel-embel mas ali iti jua keinginan laura biar tak terlalu canggung katany waktu itu. Namun dia jg sering merasakan sakit dan sedih saat ali mengacuhkanny. Walaupun ali masih mau berbicara denganny nqmun tetap saja itu terasaa..aneh baginy.

Laura pergi dengan perasaan yg sulit diartikan lalu dia masuk kemobilny namun sebelum menancapkan gasny dia terlihat sedang menelvon seseorang setelahny sebuah senyuman misterius tersungging di sudut bibirny. Setelah itu laura benar2 pergi dari gedung apartement itu.

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
Sedangkan di lain tempat prilly sudah dibolehkan pulang sebenarny bu ina ingin prilly dirawat inap saja namun dengan keras kepalany prilly menolak dengan alasan jika dia tak apa2 dan dia merasa jauh lebih baik dari pada kemarin.

"Loh,ini rumah siapa bu". Prilly mengernyit saat bu ina membawany kesebuah rumah yg tak terlalu besar namun asri itu.

"Ini rumah ibu,kamu gk apa2-kan kalau ibu ajak kesini".balas bu ina.

"Kalau kamu mau kamu bisa tinggal disini itung-itung buat jadi temen ibu...mau y".lanjutny

"Eehh,ee gimana ya bu saya jadi gk enak soalny dari kemarin udah nyusahin ibu terus..maaf ya bu". Ucap prilly dengan nada bersalahny.

"Lagi pula saya juga gk enak sama keluarga ibu..dan terima kasih atas tawaranny tapi saya gk bisa tinggal sama ibu".lanjutny sebenarny prilly jg tak tega menolak keinginan bu ina orang yg sudah berbaik hati padany apalagi melihat wajah murung bu ina prilly makin merasa bersalah.

"Tapi kamu mau kemana nak" tanya bu ina dengan khawatir apalagi mengingat keadaan prilly yg sekarang rasa iba langsung menyergab relung hatiny.

"Mungkin saya akan kembali kerumah ayah saya bu".balasny.

"Saya pergi dari rumah karna ada "sedikit" masalah dengan ayah saya tapi sepertiny pilihan kabur dari rumah adalah pilihan yg salah y bu".lanjutny sambil meringis kecil lalu terkekeh hambar.prilly menjawab seperti itu untuk menjawab keterbingungan bu ina yg mengernyitkan dahi dalam.

Bu ina hanya bisa menghela nafas panjang karna keinginanny merawat prilly seperti anak kandungny yg sudah meninggal itu kandas sudah.

"Ya sudah jika itu keinginanmu,tapi jika kamu ingin kemari pintu rumah ini selalu terbuka untukmu "

"Klau begitu kita masuk dulu ya,ibu mau kasih kamu seauatu" lanjuny lagi sambil menggandeng prilly melangkah masuk karna sedari tadi mereka hanya berada di teras rumah.

Rumah yg bergaya klasik itu sungguh memanjakan mata. Dengan beberapa ukir-ukiran yg terdapat diberbagai barang menambah nilai klasik dirumah itu. Dan tadi saat bu ina membuka pintu utama indra pencium prilly langsung menangkap aroma kayu jati.lama prilly memandangi isi rumah itu hingga pandanganny jatuh pada sebuah pigura kecil dengan bingkai berwarna gold namun bukan itu yg menarik perhatianny melainkan gambar dari bingkai itu. Dia sedikit terheran dengan wajah gadis itu yg begitu mirip denganny.

"Itu silvi anak ibu". Kata bu ina yg entah sejak kapan sudah berdiri dibelakangny karna tadi waktu masuk bu ina pamit untuk kedapur.

"Cantik y bu"

"Sekarang dia dimana bu". Lanjutny

"Dia sudah meninggal beberapa bulan lalu". Ucap bu ina parau menahan sesak.

"Ah,maf..maaf bu prilly gk bermaksut".. Ucap prilly merasa tak enak.

"Ah ya,enggak apa² kok ibu udah ihklas" balasny.

"Oh ya,ayo kita makan dulu tadi ibu udah siapin makan" ajak bu ina dan prilly yg merasa tak enak pun hanya bisa mengangguk saja.

Mereka makan dengan diselingi candaan namun canda tawa itu terhenti saat tiba-tiba...

Tess..tess..tess..

Bahkan bu ina langsung terbelalak kaget saat melihat prilly mimisan beda dengan prilly dia terlihat lebih tenang lalu pamit untuk ke kamar mandi. Bu ina sempat ingin mengantarkanny namun prilly menolak dengan alasan agar bu ina bisa melanjutkan acara makanny.

"Bagaimana nak,ada yg sakit".tanya bu ina saat melihat prilly

"Iya bu,mungkin karna kecapean terus ketambahan semalem paling istirahat sebentar juga sembuh"balasny.

Sebenarnya prilly merasakan jika ditubuhny ada yg tidak beres sedari beberapa hari yg lalu namun tak dihiraukanny. Dan tanpa dia sadari dia telah membiarkan penyakit ganas mengrogoti tubuhny.

Selesai makan prilly disuruh untuk membersihkan diri dan bu ina memberikan satu dress selutut milik anakny dulu.

Dan setelah selesai mandi prilly memilih untuk duduk di belakang rumah itu..tafi bu ina menunjukan halaman belakang yg terdapat satu set bangku panjang serta ada ayunan yg tergantung dipohon katany tempat ini adalah tempat vaforit silvi karna disini dia bisa melihat hamparan bunga-bunga yg ditanam bu ina salah satuny mawar putih.

Prilly sedang duduk diayunan dan sesekali menggerakan kakiny agar ayunanny bergerak.lalu dia teringat sesuatu lalu segera berdiri dan menghampiti bu ina yg berada di ruang tamu.. Dalam hati dia bergumam..

Ayah sudah saatny ayah tau sebuah kebenaran..dan bangun dari mimpi burukmu tentangku..ayahh!!!














AIR MATA TERAKHIR PRILLYWhere stories live. Discover now