“Atau kamu masih tidak ingin bertemu denganku lagi?” tanyanya lirih menyuarakan apa yang ada di pikirannya.

Fara terkaget dan menggeleng keras. Dilihatnya wajah Ardhi yang tampak seperti terluka saat mengatakan kalimat itu. “Bukan seperti itu. Mungkin karena kita sudah lama tidak saling bicara. Hanya itu saja sih. Mengertilah. Aku masih perlu waktu.”

“Oh~ ok aku tahu. Kita mulai dari awal lagi pelan-pelan ya?” ucapnya pada akhirnya dan dibalas anggukan oleh Fara.

Thanks, Ra.” Ucapnya dengan senyum tulus yang bisa dilihat oleh Fara.

Obrolan ringan yang awalnya masih terkesan sekedar basa basi pun akhirnya mengalir lancar hingga berubah menjadi obrolan yang menarik. Kecanggungan yang semula terasa kini telah sedikit mencair. Hingga akhirnya datanglah Harin menghampiri mereka.

“Kak, maaf sudah membuatmu menunggu lama.” Ucap Harin yang langsung duduk disebelah Ardhi tanpa menoleh kearahnya.

It’s ok. Aku juga tidak mau kena amukan ajussi (paman).” Ucapnya dengan tatapan yang tampak geli melihat Harin memasang wajah cemberutnya saat mendengar perkataan Fara.

 “Ugh~ mana mungkin appa (ayah) akan mengomelimu.” Katanya sambil menoleh kearah Ardhi setelah dia merasa bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. “Oh~ oppa (kakak)!!” ucapnya terkejut dengan jari telunjuk yang menunjuk ke Ardhi. “Neo~ wae yeogi isseo (kamu, kenapa ada disini)?” ucapnya terkejut saat melihat Ardhi yang duduk disampingnya.

“Ung. Wae~ (kenapa)? Andoeyo (tidak boleh)?”

“Eh? Don’t say that you know each other?”

Yea, indeed.” jawab Ardhi.

Fara hanya memandang kedua orang yang ada didepannya itu dengan pandangan takjub. Dunia ini ternyata sempit sekali. Harin dan Ardhi ternyata juga saling kenal.

“Kamu sering kesini juga, Ar?” Tanya Fara pada Ardhi.

“Iya. Aku sering mencari referensi tesisku disini. Sudah banyak toko buku yang aku datangi saat itu tetapi aku tidak menemukan buku yang aku cari sampai disinilah di toko buku inilah akhirnya aku menemukan buku-buku yang aku cari. So, dari situlah akhirnya aku sering kemari hingga bocah ini jadi hafal sekali padaku.” Katanya dengan terkekeh mengingat bagaimana awal mulanya dia kenal dengan Harin.

Fara terkekeh.

“Oh~ jadi kakak mengenalnya? Kalian kenal karena berasal dari negara yang sama atau apa?” Tanya Harin ke Fara dengan penuh penasaran.

“Dia teman sekolahku dulu, dongsaengie. Dan kebetulan kita bertemu di kota ini.” Jelasnya.

“Oh~ arasseo (aku mengerti).” Kata Harin mengangguk. “Ah iya.. tumben sekali kakak tadi kesini sendirian? Haneul unnie dan juga Keanie oppa kemana? Kalau Haneul unnie sih aku sudah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Tapi kalo Keanie oppa………… rasanya sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.”

“Haneul harus lembur untuk menyelesaikan laporannya yang hampir mendekati deadline. Sedangkan Ri………..”

Belum selesai Fara menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Harin berteriak riang dan melambaikan tangannya. “Ah~ oppa!!”

Hal itu tentu membuat Ardhi seketika mengikuti arah pandang Harin dan tampak terkejut mendapati siapa yang telah Harin panggil. Sedangkan Fara, dia pun ikut mencari tahu dengan menolehkan kepalanya hanya untuk melihat siapa laki-laki yang telah dipanggil dengan begitu riangnya oleh Harin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang