Part 2

2.1K 14 0
                                    

Fara membelalak terkejut hingga membuatnya mematung ditempatnya berdiri. Menyadari sahabatnya yang seakan tidak mengikuti langkahnya, Haneul berhenti dan membalikkan badan. Betapa kesal dirinya melihat sahabatnya yang hanya berdiam diri mematung seperti tidak berniat mengikutinya.

Karena keinginan untuk segera keluar dari bangunan itu, akhirnya Haneul, dengan sangat terpaksa mengalah untuk berjalan kembali ke arah Fara dan menghampiri gadis itu.

“Hey.. ayolah… kenapa kau malah berdiam diri disini?”, sapanya yang masih belum menyadari adanya perubahan dalam raut wajah Fara.

“Fala”, panggilnya. Namun Fara masih bergeming, tidak merespon panggilan Haneul.

Haneul yang merasa heran dan seperti menyadari adanya perubahan dalam diri sahabatnya itupun akhirnya mengikuti arah pandang Fara.

“Siapa yang kau lihat? Ada apa Fala-ya?”, ucapnya sambil mengguncang tubuh Fara, karena dia berpikir cara itulah satu-satunya yang mungkin bisa membuat Fara kembali sadar akan panggilannya tadi.

Dan benar saja, caranya ampuh dan membuat Fara menoleh padanya.

“Haneul-ah.. “

Eung, wae (kenapa) ?, jawab Haneul akan panggilan Fara padanya dan saat detik itu juga dia mendadak panik.

“Fala-ya, wae irae (Fara, kau kenapa) ? Wajahmu pucat sekali. Gwaenchana (kau baik-baik saja)?”

Ani (tidak). Eotteohke (bagaimana ini)?”

Mwoya (apa)? Marhae (katakan padaku)”.

Fara masih diam dan hanya memandang kearah sahabatnya dengan wajah sendu dan pucat.

“Baiklah. Ayo kita pergi dari sini. Kau bisa menceritakannya padaku nanti, ya?”, ucap Haneul meminta persetujuan dan dijawab anggukan oleh Fara.

---------

Haneul membawa Fara pergi meninggalkan gedung pameran dengan memeluk erat bahu Fara seolah dia takut kalau-kalau Fara akan jatuh pingsan nantinya. Sesampainya di mobil, Haneul segera mendudukkan Fara di kursi disebelah kemudi dan dia sendiri langsung berlari memutar kearah kursi kemudi.

Selama dalam perjalanan, Fara hanya diam menghadap kearah jendela, pikirannya menerawang entah kemana. Haneul yang tau akan dan mengerti akan kondisi sahabatnya, membiarkannya sementara.

“Nanti aku akan menanyakannya jika dia sudah agak tenang”, pikir Haneul.

Mobilpun melaju dan Haneul menghentikan mobilnya di depan sebuah coffee shop searah dengan arah tujuan mereka.

“Ayo Fala, turun. Kita perlu mengisi perut terlebih dahulu. Kau tau aku sudah sangat kelaparan dari tadi dan cacing-cacing dalam perutku ini sudah menabuhkan gendering bertalu-talu hingga telingaku terasa tuli mendengarnya hehe..”, ucap Haneul disertai dengan kata-kata konyolnya yang bertujuan untuk membuat Fara tertawa.

Fara yang mendengar celotehan sahabatnya itupun terkekeh mendengarnya. Sementara Haneul, yang usahanya telah membuahkan hasilpun seperti bernapas lega mendengar kekehan Fara.

“Oh God. Akhirnya kau bisa tertawa jg, sayang.. Kau tau aku sangat cemas melihatmu seperti tadi. Falaku kembali”, serunya riang disertai dengan pelukan ke Fara.

Fara yang menerima pelukan itupun membalas pelukan Haneul dan berucap lirih,

 “Gomawoyo nae chingu. Joheun chinguya. Gomawo ne (terima kasih kawanku. Teman baikku. Terima kasih ya)?”

“Eung.. kita bisa masuk sekarang?”, tanyanya yang disertai dengan puppy eyes-nya.

“Hahaha.. ayo. Kau ini sungguh sudah sangat kelaparan sekali yah?”

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang