Part 10

1.4K 11 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Hampir 2 minggu ini Fara seakan disibukkan dengan pekerjaan kantornya. Sampai-sampai dia tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Mengingat tiap kali pulang kantor, dia akan langsung berbenah sebentar dan langsung pergi tidur akibat rasa lelah yang menderanya.

“Fala-ya!”, teriak Haneul begitu memasuki ruangan Fara. Dan hal itu sukses membuat penghuni ruangan itu terkaget, hingga mau tak mau membuat Haneul minta maaf atas tindakannya tadi dengan wajah yang masih menunjukkan cengiran setengah malunya.

Dia tidak menyangka bahwa diruangan itu masih ada beberapa staff yang masih belum keluar ruangan karena meskipun telah tiba waktunya makan siang.

Setelah membungkuk dan meminta maaf atas tingkahnya tadi, dia segera berjalan menghampiri Fara yang masih berkutat dengan tumpukan laporan yang berada di mejanya.

“Hey…..”, sapa Haneul

“Ung”, jawab Fara singkat tanpa mengalihkan pandangan matanya dari laporan yang sedang ditekurinya.

“Sekarang sudah waktunya istirahat dan makan siang, Fala-ya. Hentikan dulu itu aktivitasmu sebentar saja.”

“Tanggung nie.”, jawab Fara lagi dengan pandangan yang masih belum beralih sedikitpun dari laporan itu.

“Hah… Habis sudah kesabaranku kalo kaya gini.”, ucap Haneul gemas dan langsung diraihnya laporan itu dari Fara hingga membuat Fara menatap kearahnya.

“Ya! Haneul-ah! Kau ini……………. Sebentar saja.”

“Tidak bisa! Kau harus makan dulu baru nanti setelahnya kau bisa melanjutkannya lagi.” Ucap Haneul tersenyum namun terlihat tampak mengerikan.

“Baiklah.. Tapi aku malas keluar.”

“Eh.. Siapa juga yang menyuruhmu untuk keluar?”

“Bukankah kau menyuruhku untuk makan? Lalu aku makan apa kalo ngga keluar untuk membeli makanan?”

“Hahaha.. Kau ini. Kau pikir untuk apa aku kesini hah?”

“Apa?” Fara bertanya bingung. Memang Haneul sering datang keruangannya ketika jam istirahat tiba. Dan biasanya mereka pergi keluar bersama untuk makan siang di café atau kedai terdekat. Dan sekarang, dia sedang tidak ingin keluar ruangan untuk makan siang. Jadi untuk apa Haneul mendatanginya kalau tidak untuk mengajaknya keluar makan siang? Tanya Fara dalam hati.

“Tada~~ !” ucap Haneul sambil mengeluarkan kotak bekal ke atas meja kerja Fara.

Fara yang melihatnya hanya bisa melongo. ‘Ngga biasanya nie anak bawa bekal kekantor.’, batinnya lagi. “Kau bawa bekal? Ngga biasanya…. Ada apa?”, Tanya Fara menyuarakan isi hatinya tadi yang sempat terlintas dipikirannya.

“Cih! Kau ini! Memangnya bawa bekal itu harus ada alasannya ya? Aku hanya malas dan bosan makan diluar terus. Eh, tunggu! Itu tadi sudah termasuk alasan yah? Hehe”, ucapnya terkekeh menyadari kebodohannya.

“Hahaha. Kau ini. Memangnya apa yang kau bawa.” Tanya Fara penasaran dan berusaha mencari tahu dengan memegang kotak bekal itu mengarahkan mendekat kehidungnya, berharap ada bau yang menguar hingga dia bisa tahu jawaban dari pertanyaannya sendiri.

“Aish! Kenapa ngga dibuka saja langsung sih daripada kau mengendusnya seperti itu.”

Tanpa menunggu waktu lama, Fara segera membuka kotak bekal yang dibawa oleh Haneul itu. Matanya tampak berbinar-binar melihat makanan yang telah dibawa Haneul untuknya. Ups salah! Bukan untuknya tapi untuk mereka berdua.

“Bagaimana? Kau suka dengan yang kubawa untuk makan siang kita hari ini?” Tanya Haneul dengan menggerakkan kedua alisnya dan seringaian penuh kepuasaan melihat akan ekspresi Fara saat membuka kotak bekal itu.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang