Part 11

1.3K 12 4
                                    

Mereka telah sampai di gedung apartemen Fara. Haneul langsung berlari didepan, diikuti oleh Joon dan juga Ardhi yang menggendong Fara. Sesampainya di apartemen Fara, Haneul bergegas membukakan pintu kamar Fara lebar-lebar agar Ardhi tidak kesulitan saat membawa masuk Fara. Dan dengan sigap pula, Haneul menyingkap selimut Fara dan memandang kearah Ardhi yang seolah mengatakan padanya untuk segera membaringkan Fara disitu.

Dibaringkannya Fara dengan perlahan, ditatapnya wajah pucat itu dengan seksama namun singkat mengingat masih ada Haneul di dekatnya.

“Um.. Anda tunggulah sebentar diluar. Saya akan menggantikan bajunya dulu karena basah oleh keringat. Saya takut kalo tidak segera diganti, dia akan bertambah sakit.” Ucap Haneul pada Ardhi.

“Ya, anda benar. Baiklah saya akan menunggu diluar.” Ucap Ardhi seraya beranjak menuju ke ruang tamu, yang mana disana Joon juga telah duduk menantinya.

“Bagaimana? Apa sudah selesai?” Tanya Joon begitu dilihatnya Ardhi keluar dari kamar Fara dan berjalan menghampirinya.

“Tidak. Belum. Kita tunggu saja dulu kalau-kalau ada yang bisa kita bantu lagi.” Jawab Ardhi yang membuat Joon mengernyit mendengarnya.

Tak berapa lama kemudian, keluarlah Haneul dengan terburu-buru menuju ke dapur mencari sesuatu dengan paniknya. Joon dan Ardhi yang melihat tindakan Haneul ini hanya saling menatap dan mengangkat bahu tanda tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

Ardhi yang penasaran dengan apa yang Haneul lakukan, akhirnya menghampirinya di dapur yang memang letaknya tak jauh dari ruang tamu tempatnya duduk. “Apa yang anda lakukan? Apa sesuatu telah terjadi hingga membuat anda panik seperti ini?” Tanya Ardhi pelan. Haneul yang masih sibuk sendiri, tak memperhatikan dengan apa yang Ardhi katakan. Namun dia tersadar begitu melihat dari ekor matanya ada orang yang sedang berdiri bersandar di dinding dan menatap kearahnya. “Ah maaf. Apakah anda sedang mengatakan sesuatu kepada saya tadi?” tanyanya.

“Saya bertanya, apakah sesuatu telah terjadi hingga anda terlihat panik seperti ini?”, jawab Ardhi mengulangi pertanyaan yang dia ucapkan sebelumnya pada Haneul dengan sabar. Dia memaklumi akan tingkah Haneul itu.

“Aah~ tidak. Hanya saja saya sedang mencari obat Fara, namun saya tidak menemukannya. Mungkinkah dia kehabisan persediaan obat?” tanyanya dengan pelan yang terkesan seperti bertanya pada dirinya sendiri. Namun suaranya itu masih bisa didengar oleh Ardhi dengan baik. “Um.. Bisa jadi. Apa dia sering pingsan seperti ini?”

“Eh? Tidak. Mungkin bisa jadi hal ini karena dia terlalu sibuk akhir-akhir ini sampai-sampai dia mengabaikan kesehatannya. Pekerjaannya dikantor memang sedang gila-gilanya mengingat sang bos tidak ada ditempat dan dia yang bertanggung jawab selama si bos pergii dinas luar.” Jawab Fara panjang lebar dan merasa tidak enak setelahnya mengingat ucapannya itu hampir seperti ajang curhat. Sampai-sampai dia menepuk kepalanya sendiri akibat ucapan yang keluar dari bibirnya yang terkadang tidak bisa dia rem. “Ups! Maaf kebiasaan ini bibir ngga bisa ngerem.”, ucap Haneul salah tingkah.

“Haha.. It’s ok”, jawab Ardhi dengan tatapan mata yang tampak geli mendengar pengakuan Haneul.

“Sepertinya saya harus membeli obat.”, ucap Haneul buru-buru.

“Kalau begitu, biarkan Joon yang mengantarmu ya?” ucap Ardhi memberikan saran.

“Eh?” Haneul tampak kebingungan dengan ucapan Ardhi padanya ditambah dengan bahasa yang digunakan Ardhi kepadanya itu bukan lagi bahasa formal seperti sebelumnya.

Mengetahui akan kebingungan Haneul yang sangat tampak terlihat dari raut wajahnya, Ardhi dengan segera menimpalinya, “Maaf kalau aku tidak menggunakan bahasa formal lagi, karena aku merasa aneh mendengarnya mengingat sepertinya kita seumuran dan agar terasa lebih enak saja ngobrolnya.” Ucapnya menjelaskan alasan dia sudah tidak menggunakan bahasa formal lagi pada Haneul. “Mengenai ide tentang Joon yang mengantarmu beli obat, itu hanya karena agar lebih cepat saja. Um~ ditambah aku bisa menjaganya selagi kau pergi. Aku merasa kau mungkin juga tidak akan tega membiarkannya sendirian seandainya kau akan membelikannya obat ketika kami telah pergi?” ucap Ardhi menambahkan dan member keyakinan pada Haneul. Namun Haneul masih tampak berpikir tentang saran yang Ardhi ajukan itu.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang