Part 7

1.5K 12 1
                                    

Hari ini, aku masuk kuliah siang. Daripada aku mati bosan di apartemen tanpa adanya kegiatan, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke toko buku terlebih dahulu. Dan tak lupa akupun membawa bekalku untuk pergi ke kampus setelahnya.

Saat perjalanan setelah dari toko buku menuju kampus, aku merasa lapar dan memutuskan makan siang di sebuah kedai ramen yang aku lewati.

Mengapa aku memilih makan di kedai ramen ini? Itu karena aku sangat penasaran melihat kedai itu yang tampak ramai oleh pengunjung, dan juga aroma yang tercium diluar begitu menggoda, hingga aku putuskan untuk masuk dan mencobanya. Dan ternyata benar, rasanya sungguh lezat. Pantas saja pengunjung yang datang silih berganti. Ditambah saat ini adalah waktunya makan siang.

Aku memilih duduk di sudut kedai yang membuatku bisa melihat ke seluruh ruangan di kedai ini. Aku mengamati pemandangan orang-orang yang lalu lalang masuk silih berganti. Melihat bagaimana kewalahannya pelayan kedai ini, dan begitu banyak hal yang menarik untuk diamati ketika berada di tempat umum.

Begitu banyak orang dengan berbagai karakter berkumpul menjadi satu dan menjadikannya itu suatu hal yang menarik. Dan aku cukup menikmatinya hingga terkadang tanpa sadar aku terkekeh geli ketika aku menangkap adanya hal yang menurutku lucu.

Saat aku mengalihkan pandanganku kearah pintu masuk, aku melihat seorang gadis dengan wajah khas negeri ini, memasuki kedai dengan tawanya yang riang. Aku berpikir, gadis itu pasti bercanda dengan temannya hingga membuatnya tampak ceria seperti itu. Namun, ketika aku melihat seorang gadis dibelakangnya, yang aku rasa adalah teman si gadis tadi, tubuhku langsung membeku. Dan yang lebih mengejutkan lagi dari semuanya, ada orang selain dia yang aku kenal, baru mengenalnya beberapa hari yang lalu lebih tepatnya. Richard. Yah dialah Richard

Fara datang dengan gadis ceria tadi dan juga Richard. Sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka? Itulah pertanyaan yang muncul pertama kali dalam benakku. Pertanyaan yang beberapa hari yang lalu juga sempat muncul dikepalaku tentang ucapan Richard yang menyebut Fara dengan sebutan ‘gadis kecilnya’.

Dan sekarang, aku sangat terkejut mendapati mereka bertiga tertawa-tawa dan tangan Richard yang menyentuh punggung Fara, yang seolah mendorongnya untuk segera memasuki kedai.

Mereka menempati meja kosong di dekat pintu masuk. Dan lagi-lagi aku terkejut melihat perlakuan Richard pada Fara dengan duduk disebelah Fara setelah dia menggeser kursi disebelah kursi yang dia duduki, untuk Fara. Sedangkan gadis ceria tadi, dia duduk di depan Fara. Mereka sungguh terlihat sangat akrab. Tampak membicarakan banyak hal karena mereka seolah tak pernah kehabisan topik pembicaraan mulai dari menunggu pesanan meraka datang hingga pesanan itu datang dan mereka menyantapnya.

Sepertinya obrolan mereka juga diselingi obrolan yang membuat mereka tertawa-tawa. Bahkan Fara juga tak segan memukul lengan Richard dengan tatapan kesalnya, begitupun sebaliknya Richard. Dia bahkan tak segan untuk membelai lembut rambut Fara, menyentuh puncak kepala Fara dan mengacaknya.

Apakah mereka sepasang kekasih? Apakah itu yang dimaksud Richard dengan ‘gadis kecilnya’ bahwa Fara adalah kekasih Richard? Arg! Sungguh ini membuatku gila. Aku tidak akan membiarkan ini. Aku tidak akan mempercayai apa yang aku lihat sekarang sebelum aku memastikannya kepada orangnya langsung.

Aku akan bertanya pada Richard. Yah, aku harus berbicara pada Richard terlebih dahulu sebelum aku bertemu dengan Fara. Aku tidak mau kehilangan lagi kali ini. Dan aku tidak mau bertindak bodoh seperti 7 tahun yang lalu.

---------

Malam harinya sesampainya dari kampus, Ardhi pulang ke apartemennya. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada diruang tamu apartemennya dan meraih ponsel yang ada didalam saku celana jeans-nya. Mencari kontak nama yang telah dia simpan sebelumnya. Setelah menemukan nama yang diinginkannya, dia segera menekan tombol warna hijau tanpa ragu.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang