Part 14

1.2K 16 6
                                    

Hai.. Jumpa lagi~~ !! ^^

Makasih untuk yang masih bersedia membaca cerita gaje ini (author nyadar diri hehe), terima kasih untuk yang udah kasih VoMent di part-part sebelumnya dan tentu saja untuk part ini juga. Itu pun kalo ada yang kasih sih hihi.. Tapi tentu saja tetep ngarep dapet VoMent xD

Terima kasih juga untuk pafa follower baru. Semoga kalian tidak merasa tersesat telah mem-follow diriku hehe..

The last words,,, Happy Reading guys... !! Hope you like it *__*

---------------------------------------------------------------------------------------------

Hah sepertinya hari ini alamat aku akan pulang sendirian. Si bos -Richard- sedang meeting sedari siang dan hingga jam kantor sudah berakhir, dia juga belum kembali. Sedangkan Haneul, dia harus lembur karena tugasnya yang menumpuk dengan deadline yang semakin mendekat.

Bukannya aku tak bisa atau tak berani pulang sendirian. Hanya saja karena tiap kali pulang terbiasa ditemani mereka -jika Richard juga sedang tidak sibuk hingga memungkinkan dia untuk pulang tepat waktu tentu saja- jadi seperti ada yang kurang saja jika tidak ada mereka. Tetapi ya sudahlah aku akan menikmati ‘kesendirian’ku ini.

Berjalan disepanjang trotoar dengan memperhatikan toko-toko yang aku lewati, tiba-tiba sebersit keinginan muncul dari otakku. Sudah lama sekali rasanya aku tidak berkunjung ke tempat itu. Maka aku memutuskan langkah kakiku untuk menuju ketempat itu. Toh aku sendiri juga masih belum ingin pulang kerumah.

Tak berapa lama kemudian tanpa terasa aku telah berdiri di depan bangunan yang kerap kali aku kunjungi dikala aku bosan dengan rutinitas.

---------

Eoseo Oshipsiyo (selamat datang) ~~ ” ucap seorang gadis muda begitu dia mendengar suara gemerincing dari arah pintu masuk tanpa mengetahui siapa yang datang karena tengah sibuk melayani pengunjung lain.

Fara yang mengenal siapa pemilik suara itu hanya bisa tersenyum dan tanpa ragu menghampiri untuk menyapanya. “Oraen manneyo, Harin-ah (lama tak jumpa, Harin) ~~ ”

Sang gadis yang mendengar namanya disebut dengan suara yang sudah tak asing baginya lagi pun menoleh ke arah suara. “Omo~ Fara unnie!!” ucapnya terkejut dan dengan suara yang terdengar antusias dan senang. “Ah~ neo wasseo deudieo. Neomu bogoshipeosseo, unnie.. (Akhirnya kau datang. Aku sangat merindukanmu, kak)” ucapnya lagi sambil memeluk Fara.

Fara terkekeh mengetahui reaksi Harin.

“Ung. Nado, dongsaengie (Iya. Aku juga, dik)~ ” ucapnya tersenyum.

Yah Fara memang telah menganggap Harin sebagai adiknya mengingat usia Harin yang 7 tahun lebih muda darinya. Perkenalan mereka karena seringnya Fara datang ke salah satu Book Café ini. Dia adalah anak dari pemilik café dengan konsep yang memadukan antara perpustakaan, toko buku dan juga café.

Perpustakaan dan café terdapat di lantai satu, dimana pengunjung bisa menikmati hidangan sambil membaca buku-buku koleksi dari sang pemilik. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin membeli buku, mereka dapat membelinya di lantai dua. Dimana toko buku disini termasuk toko buku yang lumayan lengkap jika dibandingkan dengan toko buku lainnya. Bahkan buku lama dan langka pun terkadang bisa ditemukan disini.

Toko buku yang lengkap dan juga didukung dengan adanya café dan perpustakaan mini, membuat café ini tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama para pelajar. Mereka sering datang untuk mencari referensi-referensi untuk tugas mereka. Jadi tak heran jika kebanyakan para pengunjung disana sering menghabiskan waktu duduk berjam-jam menekuri laptop dan juga buku-buku dan bisa membuat mereka menghabiskan bercangkir-cangkir kopi atau aneka makanan dan minuman lainnya yang tersedia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang