Part 13

1.2K 11 6
                                    

Hai.. hai.. Jumpa lagi.................. ^^

Maaf yah kalo uploadnya lama banget. Lebih lama dari sebelum-sebelumnya karena adanya beberapa keperluan yang memang harus aku selesaikan. *bow*

Terima kasih untuk yang masih setia menunggu cerita ini dan juga vote dan komen-nya disini.

VoMent dari kalian sungguh sangat berharga bagiku *ceilee* :D

Ah~ iya.. SELAMAT BERPUASA untuk yang menjalankan ibadah puasa ^^

Mohon maaf lahir dan batin !!^^ Maaf jika ada salah-salah kata yang kurang berkenan dihati.

So, tanpa menunggu lebih lama lagi, langsung cap cus aja ya...........

Happy reading, guys ^^

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jagiya (sayang)!!” teriak Haneul begitu dia memasuki apartemen Fara. Dia melangkah menuju ruang tamu Fara dan mengernyit melihat keadaan dapur yang menurutnya sangat berantakan dan itu diluar kebiasaan Fara.

Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan tertegun mendapati Fara yang duduk di sofa dengan pandangan kosong. “Fara..” panggilnya lirih karena dia tidak mau mengejutkan Fara mengingat teriakan kencangnya sebelumnya tadi tidak mendapatkan respon seperti biasanya.

Aigoo (astaga)~ jagiya wae geurae (sayang kamu kenapa)?” Tanya Haneul khawatir.

Fara yang menyadari keberadaan Haneul dan dapat menangkap apa yang Haneul tanyakan pun menjawab, “Gwaenchana (tidak apa-apa)..” ucapnya meyakinkan sahabatnya itu.

Anmideo (aku tidak percaya)!” jawab Haneul dengan gelengan kepala. “Kau terlihat habis menangis”

“Oh~ ini..? Aku baru saja melihat acara yang mengharukan di TV.” Jawabnya berbohong dengan senyuman yang terlihat dipaksakan. Membuat Haneul mengernyit merasa tidak puas akan jawaban yang dilontarkan Fara kepadanya. Dia merasa bahwa sahabatnya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Dia ingin sekali mengorek informasi sebanyak-banyaknya tentang hal itu. Tetapi lagi-lagi dia tidak mau memaksa. Hingga akhirnya dia mengalah dan membiarkan segala pikiran yang berkecamuk di benaknya itu berlalu.

“Hm..” ucap Haneul menggumam.

Fara beranjak dari sofa menuju kearah dapur untuk membereskan semua perlengkapan yang dia gunakan sebelum Ardhi datang.

“Ah.. iya. Fara tadi cowok itu datang kemari untuk menemuimu ya?” Tanya Haneul yang tiba-tiba telah berada di samping Fara dan membantu membereskan dapur.

“Laki-laki? Siapa? Tidak ada kok.”

“Hey.. Jelas aku tadi melihat dia keluar dari pintu ini saat aku keluar dari lift dan dia tersenyum kepadaku. Dan bodohnya aku juga tidak bertanya kepadanya haha. Aish~” ucap Haneul menggerutu lebih kepada dirinya sendiri.

“Ardhi? Kau bertemu dengan Ardhi didepan?”

“Ardhi?” Haneul mengernyit berusaha untuk mengingat sesuatu. “Ah~ iya benar! Ardhi!” serunya. “Kenapa aku bisa lupa sih dengan namanya padahal Joon sudah memberitahuku saat aku bertanya padanya.” Haneul terkekeh.

Joon? Tunggu! Bukankah nama itu adalah salah satu laki-laki yang Haneul bilang pernah menolongku dulu? Lalu Ardhi? Apa maksudnya ini? Batin Fara berkecamuk.

“Haneul-ah~ k..kau… kau mengenal Ardhi?” tanyanya terbata.

Haneul pun mengangguk mantap. “Tentu saja. Dia itu yang aku ceritakan kepadamu dulu. Seseorang yang menolongmu selain Joon. Orang yang telah membuatkanmu bubur ayam sewaktu kau sakit beberapa waktu lalu. Kau tidak ingat?”

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang