Part 3

1.8K 13 0
                                    

Sudah hampir 6 bulan aku berada di kota ini, Seoul, ibu kota negara ginseng, Korea Selatan. Kota dimana banyak sekali penyanyi-penyanyi maupun aktor dan aktris yang saat ini sedang digilai oleh anak-anak muda di negara asalku, Indonesia.

Bagaimana denganku sendiri? Apakah aku menggilainya juga? Hm.. tentu saja aku hanya menyukai gadis-gadisnya yang cantik, hahaha. Secara aku sebagai lelaki normal yang masih tertarik akan pesona lawan jenisku.

Aku, Anggara Ardhiansyah. Kebanyakan orang memanggilku dengan nama Ardhi, meskipun tidak jarang pula mereka memanggilku dengan nama depanku. Aku berada di kota ini karena beasiswa S2 yang aku dapatkan setelah hampir setahun aku mulai mengajar di kampus sekaligus almamaterku terdahulu saat aku mengenyam S1 di salah satu kampus ternama di kota apel, di provinsi Jawa Timur.

Dengan datangnya pemberitahuan mengenai beasiswa ini, maka kuputuskan untuk mengundurkan diri sebagai dosen pengajar disana. Yah meski sebenarnya Dekan fakultas tidak merelakanku dan sangat menyayangkan akan pengunduran diriku, tapi karena beliau menghormati keputusanku, akhirnya beliau menyerah juga. Dan beliau juga mengatakan masih mau menerimaku untuk bekerja di kampus itu lagi jika aku telah lulus dan masih berminat sebagai tenaga pengajar disana. Oh saat itu aku sungguh terharu mendengarnya.

Bagaimana aku bisa terdampar disini, maksudku apa aku memang sengaja memilih negara ini untuk menimba ilmu bidang hukum, yang notabene adalah bidangku? Tentu saja jawabannya tidak. Karena aku mengirimkan beberapa aplikasi ke beberapa negara lain, dan negara ini seperti menjadi pilihan terakhirku. Namun keinginan tetaplah hanya sekedar keinginan jika pada akhirnya Tuhan berkata dan berkehendak lain. Sehingga disinilah aku berada. Dan aku juga sangat yakin bahwa semua keputusanNya ini, pastilah ada makna dibaliknya, meski aku tidak tahu apa itu, tapi semoga aku segera menemukan jawabannya. Yah, segera.

---------

Hari minggu ini aku memutuskan untuk pergi ke pameran buku yang diselenggarakan di salah satu gedung yang ada dilingkungan kampusku saat ini, Seoul University. Aku berpikir setelah hampir 2 minggu pameran ini digelar, pengunjungnya akan semakin berkurang. Namun aku salah, bukannya berkurang, tapi semakin bertambah. Hal ini seperti menyadarkanku akan minat baca masyarakat kota ini yang begitu besar, hingga pameran buku saja seperti sebuah pertunjukan konser musik bagi mereka. Bahkan tak jarang kakek-kakek dan nenek-nenek pun ada dalam kategori pengunjung.

Tujuanku kesini adalah karena selain aku sedang malas untuk menjelajah mengenal kota, juga karena kemungkinan aku bisa menemukan buku referensi untuk bahan tesisku. Harga buku dipameran setidaknya bisa lebih menghemat daripada harga di toko buku biasanya hehe.. Ini bukan karena pelit, tapi lebih karena teori ekonomi semata, hahaha.

Biasanya memang setiap akhir pekan aku selalu menyempatkan diri untuk mengenal sekitar tempat tinggalku, bersosialisasi sambil mengasah kemampuan bahasaku. Menjelajah kota juga salah satu hal yang penting jika kau berada di daerah baru.

---------

Memasuki ruang pameran, seperti membuatku lupa diri. Aku mendapati diriku yang langsung bersemangat ketika menuju ke stan buku-buku tentang ilmu hukum. Namun ditengah keasyikanku, aku seperti melihatnya, melihatnya disana, ditengah-tengah lalu lalang pengunjung. Seakan aku ingin memastikannya, sosok yang aku lihat tadi tiba-tiba telah berlalu dari tempatnya berdiri tadi. Dan hal itu seperti membangkitkan rasa yang lama kututup rapat, kini muncul lagi. Darah mendesir dalam tubuhku dan degup jantungku bergerak cepat. Meski aku tidak, belum yakin akan apa yang kulihat tadi, tapi entah mengapa sisi lain dari diriku mengatakan kalau itu dia.

“Tapi mungkinkah itu dia? Benarkah dia ada di kota ini?”, pikirku yang masih meragu.

“Tuhan, jika memang ini tujuanmu mengantarkanku hingga sampai ke kota ini, maka pertemukanlah lagi aku dengannya. Dan akan aku lakukan hal yang semestinya sudah sejak dulu aku lakukan”, doaku dalam hati.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang