[8] Day Off

2.2K 164 6
                                    

Hari ini aku sedang tidak enak badan. Sejak pertarungan kemarin, aku memilih untuk pulang dan langsung tertidur setelah mengobrol dengan Faras dan Tia.

Saat bangun tidur, pusing seakan menyergap di kepalaku. Tubuhku serasa remuk bahkan terlalu lemas untuk sekedar berjalan. Tidak biasanya aku bisa seletih ini, padahal latihan fisik yang cukup keras selalu dengan mudah bisa kujalani. Faras dan Tia juga bilang kalau aku mengigau dalam tidur.

Jadi ya seharian ini aku hanya berbaring di kasur.

Tok tok tok

"Masuk aja Far, Ti" hirauku lemas.

Melihat sosok yang membuka pintu bukanlah Faras atau pun Tia, aku sedikit kaget dan mengerjapkan mata.

Fauzi berdiri canggung di ambang pintu, sebelum akhirnya ia melangkah masuk ke kamarku. Ia menarik kursi meja belajar dan duduk di sisi tempat tidurku. Tangannya membawa nampan kayu berisi makanan dan minuman. Ia duduk di sebelahku dan tersenyum lembut sambil mengusap dahiku.

"Masih gak enak badan ya sayang?" tanyanya.

"Yagitu deh hehehe" jawabku sambil tertawa datar.

"Ck... Ditanya kok jawabnya gitu" ucapnya pura-pura mendecak kesal.

"Tadi kamu gaada di ruang makan pas sarapan, aku tanya ke Faras katanya kamu sakit,"

"Jadi aku langsung cepet-cepet abisin makanan, trus bawain sarapan deh buat kamu. Pasti kamu belum makan kan?" lanjutnya lagi.

"Belum hehehe" jawabku.

"Suapin..." ucapku pelan.

Ia menatapku sekilas, sebelum akhirnya tertawa geli.

"Hahahah wah itu sih pasti, seneng banget aku nyuapin kamu. Oke buka mulutnya ya... Aaaaaaaaa"

"Aaaa.." aku membuka mulutku pelan.

Ia mengambil sesendok bubur dari mangkuk yang dibawanya. Tangannya terulur ke depan mulutku dengan perlahan. Mulutku terus terbuka menunggu makanan itu ---cepat-cepat untuk disuapkan---

Tetapi, tiba-tiba tangannya seakan menarik kembali sendok itu. Menariknya ke belakang, membuat kepalaku tanpa sadar terjulur ke depan mengikuti arah sendoknya. Saat kepalaku menjulur ke depan, ia menaruh kembali sendok itu ke dalam mangkok.

Dan tiba-tiba saja mencium keningku yang entah mengapa sudah berjarak 3cm di depannya.

Seketika itu pula pipiku bersemu merah. Aku menunduk berusaha menyembunyikan rona-rona memalukan ini dari pandangannya.

"Ish... Disuapin, bukan dicium tau mintanya" ucapku pura-pura jengkel.

"Gakpapa kan sekalian, sambil menyelam minum air hahaha" jawab Fauzi sambil tertawa jahil.

"Yaudah, siniin aku mau makan sendiri aja"

"Loh, gaboleh"

"Kamunya lama"

"Yaudah sini Aaaaaaaaaa"

"Gamau ah nanti dicium lagi"

"Enggak sayang"

Dengan cekatan, aku mengambil sendok dari tangannya dan menyuapkan isinya sendiri ke dalam mulutku.

"Nah kalo kayak gini kan enak hahahaha" ucapku sambil memeletkan lidah ke arahnya.

"Haha iya dehhh"

***

"Kamu ini loh, dari dulu masih aja keras kepala. Masa lagi sakit minta jalan-jalan ke taman?" ucap Fauzi setengah kesal.

The CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang