Mereka mengucapkan sebuah doa untuk sebuah kepastian, yang mereka yakini sebagai obat dari segalanya.
Tak ada satupun yang sanggup meruntuhkannya, kepercayaan yang mereka sebut sebagai pedoman.
Kutahu kau mengimaninya.
Tapi percayalah, kita menundukkan kepala hanya untuk sesuatu yang hampa.
Perkataanku mungkin layaknya sebuah belati yang dapat membuatmu terluka.
Tapi aku takkan pernah menaruhnya hanya untuk tetap menjaganya dalam kepala.
arsyr04~
YOU ARE READING
Imagination
PoetryKumpulan puisi murni dari imajinasi otak saya yang bisa dibilang agak rusak , haha xD Hampir seluruh puisi ini saya buat pada tengah malam, jadi jangan kaget dan tersinggung karena isinya mungkin mengikuti suasananya. Akan selalu update sesuai denga...