Tidak ada yang tahu betapa berat beban yang ia panggul di pundaknya.
Kesepian, adalah Tuhan abadi yang ia rasakan.
Kenangan pahit menghantuinya tiap malam.
Tidak ada yang peduli dengan rasa sakit yang ia bawa setiap saat dalam perasaan.
Ia hanya berharap takkan pernah dilahirkan.
Ia bermimpi di mana takkan pernah menangisi nasibnya sebelum kantuk menyerang dalam dinginnya malam.
Memandang pergelangan dengan rasa takut yang menjalar, ini bukanlah dia yang seperti diharapkan.
Di malam lain dalam kesendirian, ia berjuang untuk melupakan segala kesengsaraan.
Takut untuk tidur, takut akan membuka mata saat fajar dan menghadapi hari, sedangkan ia masih belum dapat melupakan cacian yang ia dapat sebelumnya.
Dia hanya tidak ingin menjadi salah satu yang terlaknat dan terlupakan.
Semua layak untuk merasakan cinta, tapi apa yang ia rasakan hanyalah kebencian.
Apakah mereka terlalu dingin dan hampa hanya untuk melihat efek seumur hidup dari caciannya?
arsyr04~
JE LEEST
Imagination
PoëzieKumpulan puisi murni dari imajinasi otak saya yang bisa dibilang agak rusak , haha xD Hampir seluruh puisi ini saya buat pada tengah malam, jadi jangan kaget dan tersinggung karena isinya mungkin mengikuti suasananya. Akan selalu update sesuai denga...