24

60 4 1
                                    

Jika ada hal yang diharapkan hanya mimpi, maka ini adalah salah satunya bagi Kemala. Ia masih terpaku memandangi dirinya sendiri pada cermin seukuran tubuh, mengenakan celana jeans diatas lutut dan kaos berlengan pendek ditambah apron dengan gambar Garfield.

Di dapur rumah Awan. Bersama Mama Awan, sekaligus alumni Paskibra SMA Negeri 5 Makassar. Ia hanya mampu tersenyum canggung begitu melihat Mama Awan akhirnya memasuki dapur, mengenakan daster di atas lutut dengan rambut panjang yang diikat ekor kuda. Beliau juga melakukan hal yang sama dengan Kemala, mematut diri di depan cermin seukuran tubuh yang Kemala sendiri tak mengerti akan kehadiran benda tersebut di sebuah dapur.

Mama Awan mengenakan apron dengan gambar Kyuhyun Super Junior, membuat mulut Kemala menganga hingga akhirnya terpekik sendiri. Senyuman canggung kembali menghiasi wajahnya begitu Mama Awan memandangnya, menanyakan mengapa ia terpekik.

"Tante kan Spakyu dari kapan tahu," jawab Mama Awan. Senyuman manis wanita itu mampu membuat Kemala ikut tersenyum, namun bukan dengan senyuman canggung.

Rasa penasaran menggelitik Kemala untuk bertanya, "Tante, eh, Ka-" Kemala menggigit lidahnya, meski Mama Awan menyebut dirinya sebagai tante, Kemala hampir selalu memanggilnya Kanda –mengingat Mama Awan adalah alumni Paskibra dan tak mungkin Kemala memanggilnya Tante jika mendatangi acara Paskibra.

"Tante," dikte Mama Awan dengan senyuman gelinya.

Kemala mengangguk malu. "Tante. Tante beli dimana? Kemala juga mau apron seperti itu," ucapnya.

"Online shop langganan Tante, kalau Kemala mau nanti Tante pesankan. Kemala suka sama siapa?" tanya Mama Awan. Beliau mulai mengeluarkan tepung dan bahan-bahan membuat kue lainnya.

"Happy Virus, hehehe," jawab Kemala sembari terkekeh. Ia merasa lucu dengan membahas soal K-Pop bersama orang dewasa, terlebih lagi beliau adalah Mama Awan. Awan yang tidak suka Korea dan selalu mencibir Kemala jika membahas soal Korea.

"Oke, nanti Tante pesankan. Jigemeun," Mama Awan tersenyum sembari menepuk kedua tangannya, "kita akan membuat terang bulan cokelat kacang dan tiramisu kesukaan Awan!"

Awan sedikit tersentak begitu mendengar teriakan yang berasal dari bawah, ia menghela napas dan kembali fokus pada gambar-gambar dari akun Instagram salah satu traveler asal Sulawesi Selatan. Mencoba menemukan tempat bagus yang belum pernah Ia dan Kemala kunjungi, namun sudah dikunjungi traveler tersebut.

Begitu hentakan-hentakan yang disusul dengan nyanyian penuh semangat dari bawah terdengar, Awan segera memakai headset miliknya dan memutar sembarang lagu. Cukup ia mendengar Mama memutar dan menyanyikan lagu dari negara tetangga Jepang, tak usah ditambah dengan Kemala.

Ia bisa gila.

***

Kemala terkekeh melihat betapa hikmatnya Awan melahap Tiramisu yang dirinya dan Mama Awan buat. Wajahnya terlihat sama seriusnya dengan anak kecil yang diberi Es Krim, begitu lahap dan mengabaikan keadaan sekitarnya. Awan bahkan tak sadar Kemala memotretnya, sejak tadi ia tak mengeluarkan sepatah kata pun begitu melihat Mama mengeluarkan Tiramisu dari lemari pendingin.

"Enak tidak?" tanya Mama.

Awan menatap Mama sejenak, mengangguk dan kembali melahap Tiramisunya. Kemala tidak bisa tidak terkekeh melihat bagaimana wajah Awan saat ini, seorang Ketua Umum yang auranya sering membuat keder banyak orang kini berwajah imut hanya dengan Tiramisu. Kemala tahu kelemahan laki-laki itu sekarang.

Kemala membantu Mama merapikan piring-piring makan dan membawanya ke wastafel, ia mengenakan sarung tangan khusus mencuci piring berwarna merah muda yang sama seperti sarung tangan yang digunakan karakter di drama Korea. Namun, sebuah tangan menepuk bahunya. Mama Awan menggeleng dan menyuruh Kemala untuk melepaskan sarung tangan tersebut.

Perhaps.Where stories live. Discover now