The Mission: 23

5.4K 354 13
                                    

Pikiranku kelabatan, memikirkan Mr. Nellist dan Poppy. Semenjak aku dan Colin kabur, mengapa tidak seorang pun yang berada di rumah itu mencari kami? Dan biasanya juga kepalaku sudah terisi oleh suara-suara yang berasal dari Mr. Nellist. Tetapi kini hening. Di kepalaku hanya ada pikiranku yang campur aduk.

       Jalanan ini telah berantakan, mungkin Blacks tidak henti-hentinya menyerang Whites. Dan anehnya di daerah ini sama sekali tidak ada marinir. Hanya jalanan kosong yang penuh dengan bangunan yang runtuh bekas tembakan. Aku juga masih penasaran, kemanakah segerombol Blacks tadi pergi?

          Tiba-tiba saja aku dan Colin dikagetkan dengan datangnya sebuah tembakan yang berasal dari belakang kami. Otomatis aku menunduk dan segera berlari. Kutengok kebelakang dan melihat 4 Blacks yang sudah siap dengan senjata mereka masing-masing.

          Tempat ini sangat berbahaya. Bahkan jumlah Blacks juga sangat banyak. Apa yang terjadi dengan di perbatasan sana? Apakah para marinir dan penjaga lainnya bisa menjaga wilayah Whites?

          Aku, yang tidak mementingkan perang ini tidak tau harus apa. Aku bingung apa yang harus kulakukan sekarang, apa aku harus mendukung para marinir untuk menjaga wilayah Whites, atau membiarkan Blacks masuk karena suatu hak—hak atas pembunuhan masal orang-orang Blacks yang terjadi di Whites—yang mereka miliki? Mungkin saja tidak keduanya.

         Kulihat sekeliling, tidak ada gedung yang masih utuh. Semuanya sudah menjadi reruntuhan, namun sebagian juga ada yang masih menyerupai gedung. Itupun juga gedung yang setengah hancur.

          "Sekarang apa?" Colin bertanya dengan nafasnya yang tidak teratur.

          Sudah kubilang, aku tidak tau harus apa. Aku harus bergerak di antara perang ras ini. Bergerak mencari Beckley dan Penggeraknya. Karena itu tugasku sekarang.

          "Kuharap aku tau Beckley dan Penggeraknya dimana."

       Seandainya mobil itu tidak habis bahan bakar, aku pasti sudah bisa kemana-mana. Tapi kurasa itu juga tidak mungkin. Jika aku memakai mobil, para Blacks malah akan bisa melihatnya.

      Aku memandangi pistol yang kupegang, kubuka isinya dan terlihat pelurunya tinggal 4 butir. Kami tidak bisa bertahan hidup dengan senjata yang tinggal 4 butir peluru.

          Ha-halo Ha-nnah kau dimana?!

          Suara itu kembali muncul. Dan kemunculan itu membuatku sedikit terkejut. Karena tidak biasanya Poppy yang berbicara di kepalaku.

          "Poppy? Itu kau?"

          Hannah, ya ini aku. Aku dan Mr. Nellist sedang di rumah sakit.

          "Siapa yang sakit?"

          Mr. Nellist terkena tembakan di bagian kakinya saat sedang ingin mencarimu.

          Aku bisa merasakan tiba-tiba Colin langsung menoleh padaku. Mungkin aku tidak perlu menceritakannya lagi, pasti dia bisa mendengar suara Poppy yang berada di dalam kepalaku.

          Kau dimana?

          "Bagaimana Mr. Nellist?" Aku mengabaikan pertanyaannya.

          Dia baik, ia mengharapkan kalian baik-baik saja.

        Sepertinya Mr. Nellist tau kalau aku kabur bersama Colin. Lalu perasaanku kembali tidak enak. Tidak enak dengan Mr. Nellist. Kakinya tertembak saat mencari aku dan Colin. Itu membuat aku merasa bersalah.

The MissionWhere stories live. Discover now