Chapter 17

959 100 10
                                    


"Kau!...aku tidak akan terpengaruh dengan pujianmu itu." ,,wajahku memerah karena malu.Ku memalingkan wajah darinya.

"Sungguh,Kath." ,,kini ia lebih menatapku dalam dalam.Astaga,tatapan itu selalu membuatku terpaku melihatnya.

"Sudahlah Cal,cepat selesaikan red velvetmu itu.Pukul berapa sekarang?" ,,sambil tanganku menunjuk pada jam dinding yang menunjukkan pukul 6 .
Ia hanya tertawa keras.Huh menyebalkan.

Beberapa menit kemudian,tanpa kusadari Calum sudah menuangkan adonannya itu kedalam loyang dan memasukkannya ke oven.

"Baik,kita tunggu 30 menit." ,,ucapnya sambil memencet tombol timer di oven.

Aku masih berdiri dan terdiam memandanginya.Ini mungkin pertama kalinya aku melihat seorang lelaki yang pintar membuat kue.Sendiri.
Kulihat ia mulai membereskan peralatan yang tadi ia gunakan menuju tempat cuci piring.Sungguh rajin dan bertanggung jawab.Ia berhenti di depanku saat ia membawa satu mangkok yang penuh tepung.Ia menatapku sambil terus memegangi mangkok itu.

"Umm,perlu sedikit olesan,Nona!" ,,ucapnya sambil mengoleskan tepung di wajahku.Pipiku.Itu sangat banyak,membuatku harus berkedip beberapa kali karenanya.

"Hood! Kau akan tahu akibatnya!" ,,teriakku sambil mengejarnya yang kini sudah berlari dari hadapanku.

Ia terus berlari menjauhiku sambil membawa mangkoknya itu.Sangat konyol.Calum tak mau berhenti,ia terus berlari mengelilingi dapur,bahkan ruang tamu.

"Okay,cukup! aku lelah,Cal." ,,ucapku sambil membungkuk memegangi kedua lututku.

"Baiklah,kau lelah? mau kuambilkan minum?" ,,tanyanya sambil menaruh mangkok tepungnya dan mendekatiku.
Aku terdiam.
Mungkin ini adalah saatnya aku membalas.
Calum sudah berada tepat dihadapanku.
Dengan cepat,tanganku menggelitiki bagian perutnya.Sungguh menyenangkan.Ia sangat geli.Sangat lucu ketika ia sedang kegelian.

"Hentikan,Kath! Stop! Aaahh! Aku sangat geli." ,,ucapnya memohon padaku.
Tapi,maaf Calum.Aku tak peduli.
Aku terus menggelitikinya.Tak kusangka ia membalas gelitikanku.Oh,ini sangat geli.

"Hey! kenapa kau jadi menggelitiku sekarang? Caall,gelii!" ,,tanganku berusaha membalas gelitikannya.Baik,keadaan sekarang sudah berubah.Ia berhenti menggelitiku dan sekarang aku menggelitiki perutnya.

"Aww,sakit." ,,teriakku lirih ketika lengan kekar Calum tak sengaja menyentuh bagian perutku.Tepatnya,luka di bagian perutku.
Aku terus memeganginya karena kurasa itu sangat sakit.

"Oh,maaf! Kath,kau kenapa? " ,,tanya Calum panik sambil memegangi bahuku.
Aku terus tertunduk.Memegangi perutku.Itu sangat sakit.Aku tak bisa menjawab pertanyaan Calum.

"Baik,kemari." ,,ajak Calum sambil memegangi bahuku,menuntunku untuk duduk di sofa.
Akupun duduk.Dan terus merintih kesakitan.

"Boleh,aku melihat itu?" ,,ia menunjuk luka pada bagian perutku.

Aku mengangguk dan menaikkan sedikit bajuku keatas.Kalian jangan berfikiran aneh.Luka itu terdapat di perut bagian terbawah,jadi hanya sedikit bagian perutku yang terlihat.

"Itu berdarah Kath,dan terlihat menyakitkan.Ada apa sebenarnya?" ,,tanya Calum heran.

"Oh,mungkin aku akan mengambil kotak obat dulu untukmu." ,,ia berjalan menuju kotak obat yang terpampang jelas di ruang tamu.Tak lama,ia kembali dan mengeluarkan perban dan obat luka.Ia mengobati luka di perutku dan menutupnya dengan perban.Obat itu sangat menyakitkan ketika bersentuhan dengan lukaku.

"Baik.Sekarang kau bisa ceritakan padaku?" ,,tanya Calum,memandang wajahku dengan raut wajah iba.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu,ini terjadi 2 hari lalu ketika aku membuka sabuk,dan tak sengaja bagian besi dari sabuk itu tergores di perutku.Walaupun sudah kuobati,aku tak tahu mengapa luka ini semakin parah." ,,jawabku sambil menahan sakit.

Calum diam.Memandangiku terus menerus.Raut wajahnya memancarkan perasaan sedih dan bersalah.

Ting...

Itu bunyi timer oven.
"Red velvetnya!" ,,aku dan Calum teriak bersamaan.Calum segera berlari menuju dapur dan mengambil kue itu dari oven.
Dia kembali dari dapur dan menuju kearahku sambil memegang satu buah kue red velvetnya.
Sungguh kue yang indah.
Matang dengan sempurna.
Dan,tak ada satu kekuranganpun dari kue itu.

"Woww...sangat indah,aku sekarang percaya padamu,Chef Calum!" ,,pujiku padanya sambil terkekeh.
Calum tersenyum lebar sambil berkacak pinggang.

Aku tersenyum sambil membereskan kotak obat disampingku.Lalu berdiri menuju tempat kotak obat itu semula.

"Lukamu tak apa? masih sakit?" ,,tanya Calum.Ia sangat menghawatirkanku.

Belum sempat aku menjawab tiba tiba.

Ting..Tong...Ting..Tong

Aku dan Calum berpandangan.Mulutku menganga.
Itu pasti mama.




Hari ini double yah ...
Gimana nih?
Gw tau cerita gw semakin jelek,abstrak,tak beraturan.

Tapi,pada mau dikasih tokoh baru gak?

demi kelanjutan chap berikutnya.
Comment dong.Gw butuh kepastian *elaah*

Ywdah deh..
VOMMENTS YA!
Malming,author galau...
hargain jempol gede sang author ini...

-Michael's Wife-

FORGOTTEN | Calum HoodWhere stories live. Discover now