Chapter 1

5K 220 4
                                    

Aku berbalik santai dan melihat tajam kearah wanita yang membuat jantungku meloncat lebih dari sebelumnya,tubuh dewasanya lebih feminim dan seksi dibandingkan terakhir kali aku melihatnya, untungnya aku pria yang dapat menguasai diri dengan baik hasil dari latihan selama bertahun-tahun agar lawan-lawan bisnisku tidak bisa dengan mudah membaca langkah apa yang akan aku ambil.

Mata indahnya yang besar semakin besar menyiratkan keterkejutan, ia mulai mengangkat dagunya dan membuatku muak karena dia sama sekali tidak berubah, dia tetap menganggapku rendahan, penampilannya bisa membuat setiap laki-laki manapun merasakan pergerakan dibalik celana, aku merasakan marah seketika karena dia memakai pakaian seketat itu dalam perjalanannya, apa yang dia pikirkan menyodorkan diri untuk di perkosa atau apa?! Wanita ini benar-benar membuat emosiku berkecamuk dan aku merasa bodoh karena kehadirannya sangat mempengaruhiku.

Satu-satunya hal baik dari ini semua adalah aku bisa pastikan Jodha Chakraboti akan menjadi milikku, walaupun dia menolak jadi istriku dia bisa jadi simpananku, karena dia sudah ada ditanganku

"selamat datang princess...kau sudah selesai terkejut? Silakan duduk dan kita mulai kesepakatan bisnis ini" kataku sambil tersenyum licik

"kau....belum menjawabku, aku lebih baik berdiri saja" jawab Jodha angkuh sambil melipat tangan didadanya, hal itu membuatku mengalihkan pandanganku turun kedadanya, walau berusaha ia tutupi masih terlihat keindahannya, aku semakin tidak sabar untuk memilikinya sekaligus membalas sakit hatiku selama bertahun-tahun

"semuanya sudah menjadi milikku Ms.Chakraboti dan itu termasuk dirimu kecuali kau bisa membayar semua utang ayahmu yang sangat besar....kau bisa melenggang dengan bebas" mendengar jawabanku Jodha menutup mulutnya terkejut, dia pasti tidak menyangka ayahnya bisa mencantumkan namanya sebagai jaminan, itu semua karena rayuanku yang mengatakan pada paman bahwa aku akan menjaga Jodha denga baik dan tidak akan membiarkannya menderita walau paman kesusahan, aku juga mengatakan walau paman tidak bisa mengembalikan uangku aku tidak akan menuntut dan pasti akan merawat paman dan Jodha seperti keluargaku sendiri, kata-kataku sukses membuat paman tanpa pikir panjang menanda tangani surat perjanjian itu.

"Berapa?! Aku akan membayar semuanya, atau bila aku tidak mampu membayar langsung aku minta waktu mengumpulkannya, aku bukan milik siapa-siapa termasuk dirimu" Jodha meremas rambutnya dan melihat kesana kemari selain kearahku, dia seperti berusaha agar tidak perlu melihat diriku. Tingkahnya itu membuatku sangat kesal dan terhina, aku berdiri dan mendekatinya, memegang kedua lengannya dan menarik tubuhnya menempel didadaku sampai aku dapat merasakan buah dadanya yang indah didadaku, lagi-lagi aku berusaha menahan gairahku dan menatap tajam bola matanya

"kau milikku sampai kau bisa melunasinya, dan berhentilah berlagak seperti masih seorang putri...kau..bukan...siapa-siapa! Kau mengerti!" aku berkata dengan penekanan disetiap kataku, wajah kami hanya berjarak beberapa centi sehingga aku dapat merasakan harum napasnya, mataku beralih ke bibirnya yang merah dan ranum sedikit terbuka karena ketakutan, tiba-tiba dia mendorongku sangat kuat, gerakannya yang tiba-tiba membuatku tidak siap dan melangkah mundur

"jangan berani mendekatiku, memang kau punya segalanya tapi sikapmu terhadap wanita tetap sama, dulu kau pikir ketampananmu bisa menaklukkan semua wanita, sekarang di tambah dengan kekayaanmu kau semakin besar kepala, sebutkan berapa yang harus kubayar ...bila aku tak sanggup membayarnya aku lebih baik jadi pembantumu dari pada wanita simpananmu"

Jodha berkata sambil berusaha menghindariku yang perlahan berjalan mendekatinya, dia menempatkan dirinya diantara meja kantor dan setiap aku mendekat dia memutari meja kearah berlawanan. Rupanya dia ingin bermain-main denganku, secepat kilat aku menaiki meja dan mengurungnya di pelukanku, tubuhnya terjebak di dinding ruangan, aku memeluknya keras seakan-akan bisa meremukkan tulang-tulangnya, dia berusaha menggerakkan tangannya tapi sia-sia, akhirnya dia berhenti meronta dan melihat mataku dengan penuh kebencian, aku yang sudah sangat marah dengan kata-katanya sekaligus bergairah melihat keliarannya mencium bibirnya keras, dia masih berusaha menghindar dengan menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan, bibirnya berhasil lepas tapi aku menyerang lehernya dan lagi-lagi dia berusaha menunduk menghalangiku, karena kesal aku menggigit bahunya keras membuatnya menjerit dan menggerakkan kepalanya mengenai hidung mancungku hingga mengeluarkan darah. Aku melepaskannya dan memegang hidungku yang sakit berusaha mengelap darah yang keluar dengan tanganku, sedangkan Jodha melihatku dengan wajah marah, ketakutan, menyesal sekaligus meminta maaf lewat matanya sambil memegang bahunya yang kugigit.

"kau brengsek.. tapi aku tidak bermaksud melukaimu, kau yang memulainya dan aku hanya mempertahankan diri" katanya sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya

"kau benar-benar liar, memangnya kau kuliah dimana di amerika sampai bisa seliar ini, kau akan membayar untuk semuanya" kataku sengit kemudian beranjak ke lemari tempat file perusahaan

aku mengambil salah satu map dan melemparkan kemeja memberinya tanda dengan mataku agar dia membacanya

Jodha ragu-ragu maju dan dengan cepat mengambil map itu sambil mundur kembali menjauhiku, dia terdiam saat membaca semua yang ada dalam map tersebut sedangkan aku masih berusaha membersihkan hidungku. Kemudian aku mengambil air dan meminumnya sambil tetap mengawasi bidadari liar yang ada dihadapanku, tangannya mulai gemetar dan airmata sedikit demi sedikit membasahi pipinya, setelah selesai kakinya seperti tidak sanggup menopang tubuhnya, Jodha memegang sisi kursi dan menjatuhkan map kebawah.

Hatiku sakit melihatnya, keangkuhan dan pertahanan dirinya lenyap entah kemana, ingin rasanya aku mendekap dan menenangkannya tapi ego masih menguasaiku, aku tidak boleh lemah dengan pesonanya, mungkin saja dia wanita yang penuh kepura-puraan seperti teman-temannya dan wanita-wanita kebanyakan. Sekarang dia sadar kalau hidupnya sebagai tuan putri sudah berakhir, dia sekarang tidak lebih wanita yang akan hidup di bawah kakiku untuk selamanya, pemikiran itu bukannya membuatku senang tapi sedih, andai saja dia wanita yang baik dan tidak membenciku tapi mencintaiku...aku pasti akan memperlakukannya seperti ayahnya memperlakukannya dulu bahkan lebih dari itu.

♡♡♡

Aku seperti tidak bisa bernapas, tubuhku lemas, tidak mungkin aku bisa membayarnya dalam waktu dekat, tidak ada yang tersisa dan bisa kujual, satu-satunya hartaku adalah uang pribadi dan perhiasan mewah yang diberikan oleh ayah selama ini, kalau otakku tidak salah hitung, dengan menyicil aku baru bisa melunasinya 10 tahun kedepan, itupun kalau bisnisku selancar di amerika, atau aku bisa membayarnya dengan uang direkeningku dan menyisakan 30% sisa utang ayah, dengan bekerja sebagai model saja aku bisa menyicilnya 5 tahun kedepan, aku mengacak rambutku dan menutup wajah dengan kedua tangan, apa yang harus aku lakukan sekarang dan saat ini kemana aku harus pergi, semua keluarga ayah dan Ibu sudah tiada hanya keluarga jauh yang tinggal di India dan London, aku tidak ingin merepotkan mereka,sekarang aku benar-benar sendiri, aku tersadar mendengar Jalal Antony berkata

"kau sudah selesai meratapi nasibmu, apa keputusanmu?" dia bertanya kepadaku sambil memainkan sisi gelasnya

"aku pasti akan membayar utang ayahku, aku akan membayar 70%nya dan aku minta waktu 5 tahun untuk membayar secara menyicil sisa utang" jawabku tersendat-sendat

"kau akan menyicil dengan bekerja sebagai event organizer dan model? Aku akan setuju jika kau tinggal bersamaku di sini sehingga aku dapat mengawasimu, biar bagaimanapun aku sudah berjanji kepada paman akan menjagamu"

"baiklah...kau jangan khawatir karena aku tidak akan tinggal secara gratis, aku akan membayar semua pengeluaranku" kataku pelan, Jalal hanya menatapku dengan misterius sambil menganggukkan kepala

"baiknya kau istirahat...kita lanjutkan kesepakatan ini besok siang, anggap ini masih rumahmu sendiri dan besok para pelayan akan bekerja kembali, kau pasti senang melihat mereka karena beberapa dari mereka adalah pelayan yang sama saat kau masih tinggal disini, aku pergi dulu....bye" Jalal berkata sambil memungut map yang kujatuhkan dan membawanya pergi keluar ruangan.

Aku bernapas lega dia sudah tidak berada di dekatku, ohh aku sangat merindukannya, dia semakin tampan dengan rambutnm yang sedikit panjang, tubuhnya semakin kekar dan membuatku ingin menyentuh setiap jengkalnya, sayang dia tetap sama, tetap pria yang tak bisa aku dapatkan karena dia membenciku dan sekarang dia punya kesempatan untuk mempermainkanku, ya Tuhan lindungilah aku....


You Love Me Even When You Dont Know Me (Anthony Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang