Something Special

Start from the beginning
                                    

" Rai? Aira menahan tangan Raidif saat pria itu duduk memalingkan wajah. Ada yang aneh dengannya, kenapa Raidif berhenti?

" Kau menghianatiku Aira?" Tanyanya dengan aura penuh kemarahan

" Apa?" Aira tercekat

" Kau menghianatiku!" Tatapan Raidif semakin menajam.

Aira menatap dirinya sendiri. Benar, ada tanda merah di lehernya yang dia lupa.

" Kau menghianatiku dengan darah penghianat itu kan? Kau tidur dengan Arthur?" Nada suara Raidif meninggi.

Aira menahan lengannya.

" Tolong maafkan aku Raidif.. aku mohon.. aku tidak ber..!"

" Lepaskan aku! Aku Raidif dan aku tidak pernah memaafkan siapapun! Andai aku tidak pernah mencintaimu!" Raidif beranjak turun dari ranjang itu. Dia bahkan membuang muka

" Raidif."

" Raidif."

Semunya menjadi gelap

Dan...

" Raidiiif!!!" Teriak Aira lagi lagi terbangun dari mimpinya. Dan lagi lagi, dia hanya bermimpi. Tubuhnya basah dengan keringat dingin.

Klek. Aira menyalakan lampu tidur. Menatap kesekitarnya  dengan mata berkaca kaca.

Piyamanya, bahkan sentuhan itu terasa sangat nyata. Dia menangis, menangis sendirian.

Jika ini hanya mimpi
Betapa indahnya mimpi ini
Jika ini hanya mimpi..
Kenapa aku tidak hidup di alam mimpi saja?
Kenapa takdir mempermainkanku?
Kenapa?

Aira menangis sekuat tenaganya, dia ingin menjerit. Dadanya seolah terhimpit sesak, mimpi itu menyiksanya.

Sementara itu. Di luar sana..

Di antara keheningan, seseorang tampak berdiri mengambang di udara menatap kamarnya dari celah jendela. Matanya berair, mata emasnya.

Ya, itu Raidif

Raidif kembali mengancingi kemeja hitamnya. Lalu hendak berbalik arah, tapi...

" Papa.. kau menemui mama ya?"

Ia tersentak kaget saat tiba tiba melihat seorang pemuda tersenyum manis di belakangnya.

" Aiden sedang apa kau di sini? Bukannya aku bilang jangan ke luar dulu!"  Tanyanya berdalih

" Papa kau menemui mama kan? Apa kau merindukannya? Aku tahu karna akulah yang membuatmu mengingat semuanya. Pa, jangan bohongi dirimu. Kenapa kau tidak datang dan memeluk mama seperti tadi?" Senyum Aiden menggoda.

Mendengar itu, Raidif mendekati Aiden

" Tidak akan! Jangan bermimpi!" Sorot matanya menajam

" Lalu kau membuat mama seperti bermimpi? Apa itu adil? Ayolah pa.. aku lebih suka kita bahagia dari pada mama dengan paman munafiq itu. Dekati mama dan bawa dia bersamamu! Itu simple. Jangan egois jadi cowok pa!" Senyum Aiden memainkan matanya. Sebelum...

" Aw aw aw!" Aiden memekik saat Raidif menarik dan memutar telinganya kasar ( Menjewer ).

" Pulang! Jangan sampai aku menyesal membuatmu lebih besar dan menjadi secerewet ini!" Ancam Raidif

" Iya iya papaku.. tolong lepaskan! Bisakah kau memperlakukanku seperti mama tadi. Ayolah aku hasil dari buah cinta kalian. Kejem banget sih jadi orang tua!" Teriak Aiden memelas.

THE LORD NOBLASSE 2 ( The Devil Come Back ) - REVISIWhere stories live. Discover now