[R-1] Vajra - Empat Mata Hijau

51 13 0
                                    

Setelah memulihkan diri semampunya seperti kebanyakan pendekar sakti, Vajra kembali melangkah menyusuri hamparan salju, menembus badai abadi.

Hampir setengah jam berlalu sejak tertundanya pertarungan Vajra dengan Zhaahir tadi, pemuda berambut hijau itu belum melacak satupun lawan dengan radarnya. Mungkin sudah terjadi beberapa pertarungan, dan jumlah peserta di Los Soleil ini sudah menipis.

Untunglah tak ada satupun monster rusa berwajah serigala dan bertubuh banteng menyergap Vajra. Kalau tidak, ia akan lebih kerepotan menghadapi peserta-peserta lainnya, khususnya tipe penyusup seperti Ernesto Boreas dan Reviss Arspencer. Ya, satu-satunya kegiatan bermanfaat untuk mewarnai suasana serba monoton ini adalah mempelajari lebih jauh tentang kemampuan dan kelemahan para calon lawan Vajra di medan "Candradimuka Putih" ini.

Setelah beberapa menit berjalan ke arah timur, radar Vajra menangkap dua buah titik berwarna merah dan kuning. Titik merah itu tampak bergerak cepat mengejar titik kuning, tapi bukan ke arah Vajra. Kalau titik kuning itu bukan monster, lantas apa? Tak ada keterangan tentang itu pada menu di radar. Didorong firasat ini, tanpa pikir panjang Vajra kembali memancarkan prananya dan melesat secepat kilat.

Seperti dugaannya, Vajra melihat seekor rusa hitam siluman tengah mengejar sesosok makhluk yang mirip manusia besi. Makin dekat, tampak jelas ia adalah sebuah robot yang menyerupai manusia yang umumnya disebut android. Seketika, Vajra teringat pada salah satu peserta yang ciri-cirinya persis dengan robot ini di database radar, dan namanya adalah Renggo Sina.

Anehnya, Renggo tampak sendirian saja dan hanya berlari seperti ketakutan, tak melawan monster itu sama sekali. Bukankah mitranya, Sang Operator harus memandunya kini?

Satu gagasan yang baru terbit mendorong Vajra berlari terus. Di jarak kurang dari lima puluh meter dari sang robot, kesepuluh jarinya menebarkan sepuluh jaring petir. Tiap ujung Jaring Dalangsukma merasuk dalam kepala, kedua tangan, kedua kaki dan tubuh Renggo, membuat robot itu terkesiap namun masih terus berlari.

"Renggo! Tiru diriku, biarkan aku mengendalikanmu untuk melawannya!" seru Vajra.

Si robot sebesar manusia setinggi hampir dua meter itu tak kuasa menolak, karena ia sudah sepenuhnya berada dalam kendali Vajra. Kepalanya yang seperti helm dengan mata visor berbentuk huruf V seketika berubah bentuk menjadi berambut panjang dikepang ekor kuda seperti rambut Vajra. Bedanya, bagian kiri kepalanya yang rusak tak bisa meniru bentuk topeng separuh Vajra. Permukaan tubuh Renggo yang tertutup pelat besi abu-abu berubah bentuk hingga menyerupai Zirah Antakusuma, dan di lengan kirinya muncul sebentuk benda mirip Gelang Gandiwa.

Sambil terus berlari pula, Vajra berseru, "Gunakan kemampuan peniruanmu, Renggo! Tembak monster itu dengan Meriam Brajamusti!"

Suara robotik-mekanis Renggo bergema. "Mengerti!" Sedetik kemudian, ia menghentikan langkahnya, lalu berputar dengan amat lincah dengan bertumpu pada satu kaki seperti kebiasaan Vajra. Si monster rusa-banteng-serigala berderap makin dekat, tanduk bercabangnya siap menghantam tubuh si manusia logam.

Renggo Sina menyilangkan kedua tinjunya dekat ulu hati, lalu mengulurkannya lurus-lurus. Selarik petir besar menyambar, melewati celah di antara sepasang tanduk si rusa dan tepat mengenai kepala monster itu. Daya petir penghancur mengalir terus-menerus dan berpusar bagai bor, hingga akhirnya melubangi sasarannya. Alhasil, rusa siluman itu terpelanting seakan bersalto ke belakang, dan mendarat sambil menebar salju bercampur darah ke segala arah. Satu lagi makanan untuk sesama rusa kanibal lainnya tersaji sudah.

"Bagus, Renggo!" seru Vajra. "Ayo, kita harus lari jauh-jauh dari sini sebelum rusa-rusa siluman lain berdatangan!"

"Baik!" Masih berkepala mirip Vajra, Renggo Sina kembali berlari mengikuti penolongnya ini.

VAJRA in Battle of RealmsWhere stories live. Discover now