[R-0] Vajra - Bumi Gonjang-Ganjing!

50 17 0
                                    

[PRELIMINARY]

VAJRA – BUMI GONJANG-GANJING!

Penulis: Andry Chang

Bumi gonjang ganjing langit kêlap-kêlip

katon lir kincanging alis risang mawèh gandrung

sabarang kadulu wukir moyag-mayig

saking tyas baliwur lumaris anggandrung

Dhuh Sang Ri Sumitra

tanlyan paran reh kabeh sining wana

nangsaya maringsun

Bumi berguncang langit gempar, kilat menyambar-nyambar

tampak seperti gerak alis orang yg sedang kasmaran

semua tampak bagai gunung bergoyang-goyang

dari hati yg kacau, amat memikat ia melenggang

dan berujar, Dhuh Sang Adi Sumitra

tiada yg lain, mengapa semua isi hutan

menganiaya pada diriku

Ada-ada Grêgêt Saut Wana Wasa – Lagu Pembuka Pedalangan Jawa

Seorang pemuda berambut hijau, bertopeng merah dan berzirah pelindung dada merah tengah terkapar berdarah-darah di atas aspal jalanan dekat Keraton Yogyakarta. Tampak persis di depannya sesosok manusia bertubuh besar dan amat kekar, kulit kelabunya tampak kehitaman dalam keremangan malam. Sosok besar itu tampak seperti zombie atau mayat hidup, namun bagian kepalanya tertutup kain putih kusam, hingga ia tampak seperti pocong, hantu berbungkus kain kafan.

Lantas, wujud sang pocong-zombie itu berangsur-angsur berubah dan menyusut menjadi sesosok pria tua yang tampak cukup bugar. Dengan suara serak namun lantang pria itu berkata, "Camkan kata-kataku sekali lagi. Aku Ki Rogohjiwo, dan akulah gurumu, orang yang menyelamatkan nyawamu saat kau nyaris mati kelaparan, juga membesarkanmu. Jadi, bergabunglah denganku atau kau mati. Kutunggu jawabanmu di kali lain kita bertemu."

Itulah mimpi terburuk dalam hidup Raditha Ananta, pemuda berambut hijau panjang bergaya ekor kuda yang akrab dipanggil dengan nama Radith ini. Mimpi yang lebih parah daripada berakhirnya karier Radith sebagai dalang wayang golek kontemporer saat ia baru mulai. Mimpi yang terpampang di matanya saat melayang dalam ranah antara ada dan tiada.

Terus melayang...

Hingga secercah cahaya mengubur segala mimpi dan keremangan itu. Dan lagi-lagi, segala eksistensi Radith terserap ke dalamnya.

==oOo==

"Selamat datang di Alforea, wahai para petualang!"

Suara inilah yang pertama kali menyambut Radith saat tubuhnya mendarat di jalanan berbatu Kota Despera, pusat kegiatan Battle of Realms di Dunia Alforea. Penampilan pria muda itupun berubah, mengenakan kostum yang ia gunakan saat menjadi Vajra, avatar-nya dalam game online. Radith belum mengenakan perangkat-perangkat pusakanya, karena semua itu masih "tersimpan" secara magis dalam kalung batu jasper berbentuk bintang yang ia kenakan.

Radith menggeleng, tak percaya penglihatannya. Segala sesuatu di kota ini begitu nyata dan mirip ekspansi dalam game Everna Online bertajuk Battle of Realms – Exiled Realm. Yang ia lihat berikutnya adalah suasana halaman depan sebuah kastil, juga wajah-wajah banyak orang – dan pelbagai makhluk lain – yang sama kebingungannya dengan dirinya.

Di balkon kastil tampak seorang pria setengah baya berambut panjang serba putih dan berpakaian putih-putih seperti ilmuwan. Yang berdiri di sampingnya adalah dua gadis berpakaian maid alias pelayan bercelemek yang tampangnya persis satu sama lain. Yang berdiri paling depan di balkon adalah seorang wanita cantik berpakaian amat anggun – dan cukup menggoda iman. Dialah karakter dalam ekspansi Battle of Realms yang memberikan sebaris undangan pada Radith untuk mendaftar sebagai peserta dalam "permainan" ini. Pesan berupa dialog "Apakah kau ingin melanjutkan perjuanganmu menguak takdir?" serta pilihan "Ya" atau "Tidak" di bawahnya.

VAJRA in Battle of RealmsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora