Ranu Acacala
Barusan nanya, kenal Airi ga?
Aku tanya knp.
Katanya aku nggak tau yg mana Airi.
Di bawah pesan tadi, Ranu mengirim stiker beruang sedang dicubit pipinya.
Bener kan?
Takutnya lupa kalau kenal.
Nggak ke sini2 soalnya.
Airi meletakkan ponsel di meja dengan senyum ditahan agar tidak melengkung ke atas. Dia membuka lagi laptop untuk membaca kembali hasil rapat tentang migrasi data tadi.
Ponsel di samping menyala dengan notifikasi dari Ranu Acacala di layar.
Ranu Acacala
Lusa ketemu, Sayang.
Ryan ikut makan2 sm anak2 Indo kemaren?
Iya. Tapi pacarnya nggak ikut.
Lusa nih bisa dicepetin nggak seh!
Balasan Ranu datang cepat kali ini.
Ranu Acacala
Sisil, ya?
Pernah dibawa pas nikahan Cakra.
Ckckckck
Mbak Airi udah kangen bgt kayaknya?
Hidung Airi langsung mengerut membaca pesan Ranu. Jempolnya cepat mengetik di atas layar ponsel dengan casing warna hitam dengan gambar warna-warni.
Ah i see. Aku malah blm pernah ketemu Sisil.
Semoga nanti dia ikut lari.
Halah, Bang Ranu yg lebih kangen.
Coba itung di chat ini.
Yg blg kangen plg banyak siapa.
Ranu Acacala
Oke nanti aku itung.
Yg paling banyak bilang,
boleh cium ya?
HEH! TAK KEPLAK LHO!
Ranu Acacala
HAHAHAHAHA.
KANGEN!
Nggak ada yg digangguin. Tolong!
Lo ya!
Kangen pengen gangguin doang!
Ranu Acacala
Nggak Ay.
Beneran kangen.
Btw km mau dikado apa jadinya?
Mata Airi melirik ke samping. Dia belum memutuskan ingin apa. Padahal Ranu sudah bertanya sejak beberapa minggu yang lalu.
Lalu pandangannya ke bawah, ke sepatu sneaker mary jane warna biru tua yang mulai kotor. Dia selalu suka sepatu.
Tapi meminta kado sepatu ke Ranu bukan ide yang bagus. Karena pasti ditolak. Sepatu barunya saja dibeli bersama Ranu di Bandung.
Apa ya? Pengen sepatu...
Ranu Acacala
Sayang, sepatumu masih baru semua lho.
Airi memasang senyum masam karena Ranu benar.
Iya sih. Opo yo tapi?
Bibir Airi mengerucut ke depan. Lalu tiba-tiba dia geli sendiri dengan jawaban yang muncul di kepalanya.
Mentahan? Logam mulia boleh sih.
Sekarang Airi takut dengan balasan yang akan dikirim Ranu. Karena laki-laki di Jakarta itu lebih gila jika ditantang seperti ini.
Ranu Acacala
Tapi sekalian akad, mau?
Tangan Airi membekap mulut agar tidak meledak tawanya. Ternyata balasan Ranu lebih ngawur dari tebakannya.
Airi sampai harus memejamkan mata dan bernapas panjang agar jantungnya tenang dan tidak tertawa di tengah ruangan yang ramai.
Setelah bisa mengatur raut mukanya. Airi mengetik lagi pesan untuk pria kesayangan di sana.
YOU ARE READING
Touchpoints
ChickLitEnemy turns into friend? Or maybe a lover? Siapa yang bisa menebak? Hari-hari Airi, F30, sebagai PM (Project Manager) salah satu aplikasi yang sedang dikembangkan oleh perusahaan plat merah sudah cukup meriah. Dengan deadline, source code, bug error...
Part 57 - String Point
Start from the beginning
