Part 57 - String Point

4.5K 617 128
                                        

Mama
Mbak Aya.
Titipan e wes Mama kasih ke Aca yo.

Pesan Mama di hari selasa siang membuat Airi mengulum senyum. Sambal dan keripik pisangnya habis. Dia butuh kiriman lagi dari Surabaya secepatnya.

Kamis ini Ranu akan datang. Tepat ketika Airi berulang tahun. Dan tepat sebulan lebih mereka tidak bertatap muka.

Jika lebih lama lagi, mungkin Airi sendiri yang akan ke Jakarta untuk menyeret dan mengomeli Ranu karena terlalu lama datang menghampiri.

Meskipun Airi belum mendapat cuti tahunan karena baru masuk. Tapi untungnya Daniel memperbolehkan Airi untuk izin satu hari saat ulang tahunnya.

Katanya, sebagai kado karena Daniel juga tidak bisa memberikan Airi cuti.

Meskipun tidak cuti, jatah liburnya dihitung sedang melakukan WFA. Airi tetap harus on-call jika diperlukan tiba-tiba. Tetapi tidak harus ke kantor saat itu juga.

Sejak hari senin tentu saja Airi sudah tidak bisa berkonsentrasi. Pikirannya hanya untuk hari kamis saja.

Tidak ada informasi lagi dari Ranu tentang perusahaan yang ingin merekrutnya. Ranu bilang jika sudah apply ke perusahaan tempat seniornya bekerja.

Meskipun perusahaan yang ingin mengambil Ranu menjadi Director Operation lebih besar daripada perusahaan seniornya. Tapi jika tidak ada kejelasan lebih baik ditinggal saja.

Sebenarnya Airi mulai tidak sabar dengan progres Ranu. Tapi ini baru satu bulan, tidak seharusnya Airi terlalu memaksakan kehendak.

Setidaknya Ranu bisa datang ketika ulang tahun Airi. Ulang tahun pertama yang akan dirayakan bersama, sejak kenal hampir satu tahun lalu.

Ponsel di tangan Airi sedang ditimbang-timbang. Dia membaca kembali pesan dari Mamanya. Jika Mama sudah menitipkan sesuatu ke Ranu, berarti tidak ada alasan lagi Sayangnya itu tidak datang.

Oke, Ma.
Makasih

Ponsel tadi diletakkan saja di samping laptop yang terbuka. Karena Airi harus kembali mengerjakan tugas selanjutnya dari atasannya.

Daniel dan satu orang SA Senior, sekaligus mentor Airi, Rajesh, mulai melibatkan Airi untuk mengikuti rapat dengan tim lainnya. Dari tim Dev, Data engineer, dan QA.

Kali ini masalahnya lebih teknis. Karena mereka akan melakukan migrasi data produk katalog ke mikro servis baru. Tugas SA dan tim adalah untuk memastikan ketika perpindahan tersebut, tidak akan ada data yang hilang.

Sebelum rapat nanti siang, Airi harus mempelajari dulu agar bisa mengerti tanpa perlu bertanya terlalu banyak.

Dokumen-dokumen terminologi dan arsitektur sistem sudah dibaca sampai perutnya mual. Mungkin Airi butuh kopi atau cemilan untuk menemani membaca semua.

Airi memutuskan ingin turun ke kantin. Sebelum pergi, Airi menggeser kursi berodanya ke kanan.

"Viv, wanna go downstairs? I'm kinda hungry." Airi mengajak teman SA perempuan yang duduk di sampingnya.

Vivienne, perempuan berkebangsaan Singapura, tapi sudah lama tinggal di Amerika, menggeleng lemah.

"I desperately need coffee but have to finish this. Now." Kepala Vivienne didekatkan ke Airi. "Or Daniel would kill me," bisiknya.

Ujung hidung Airi mengerut karena menahan tawa. "What do you want? I'll get one for you." Tawar Airi. Dia bisa membawakan kopi untuk temannya.

"Airi, you're a saint!" Vivienne mencengkeram lengan Airi. "Ice—americano with three shots of espresso," katanya sambil menelengkan kepala.

TouchpointsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora