Sebelum baca vote dulu doong :))
--------------------
Ranu Acacala
Ay, udah di parkiran.
Ponsel Airi menampilkan pesan dari teman prianya yang dikirim sepuluh menit yang lalu. Hari ini mereka akan pergi ke tempat tahu campur dan tahu telor yang sudah diinginkan sejak kemarin.
Tim Dev tampak sedang bersiap pulang juga. Karena besok mereka akan pergi ke Cirebon untuk datang ke pernikahan Nabil, Lead Dev aplikasi kesehatan.
"Besok jam 5 di sini. Jangan telat!" Pesan Airi.
"Siap Mbak!" Balas Alex dan Findra bersamaan.
"Anak CX udah diingetin?" Tanya Airi lagi.
Ola mengangkat ibu jarinya. "Aman, Mbak. Giska yang ngurus bagian tim CX kok."
Kepala Airi mengangguk-angguk sambil mengelap mejanya dari remahan kue kacang yang dibawakan oleh Eki, salah satu PM juga, untuk tim Dev lantai 3.
"Mbak Airi langsung dandan, nggak?" Tanya Eina yang sedang memasukkan laptop ke dalam tas.
Airi berhenti sebentar dengan bibir ditarik ke samping. "Dandan di jalan aja nggak sih? Tapi baju kondangannya udah dipake?"
Karena akan gerah sekali jika sudah berdandan dari rumah. Pikiran Airi berkelana, dia harus bangun jam berapa jika harus dandan dulu.
"Nah gue juga mikir gitu, Mbak!" Ola menimpali.
"Ribet ya kalau cewek, mah..." Tama menggeleng sambil membereskan meja.
"Tah, makanya punya cewek, Tam. Biar ngerti," tukas Eina sambil mencibir.
Hari ini semua langsung pulang. Airi tidak memperbolehkan siapa pun lembur. Karena besok akan tamasya bersama tim Dev dan CX.
Nabil saja sudah cuti sejak dua hari lalu. Testing bersama tim CX juga selesai tepat waktu, dan dengan hasil yang tidak terlalu membuat Airi naik darah.
"Ya udah, langsung pulang! Jangan maen-maen dulu," pesan Airi sambil mendorong kursinya ke bawah meja.
Alex melempar pandang ke teman-temannya. "Mbak Airi langsung pulang gitu?"
"Iya," jawab Airi berbohong. Padahal teman prianya sudah menunggu di tempat parkir untuk pergi bersama.
"Sudah bisa ditebak, Lex. Mbak Airi jadwal kencan kalau jumat." Findra menggerutu sambil mencangklong tas ransel.
Lemparan pulpen kali ini tepat sasaran ke kepala Findra, sampai membuat bunyi ctak yang keras.
"Berisik!" Airi melotot ke arah anak buahnya yang sedang memegangi kepalanya. "Duluan ya!"
Ketika Airi berlari ke arah lift, ponselnya sudah bersuara lagi. Ranu sudah menunggu terlalu lama sepertinya. Sambil menekan tombol ke bawah, Airi mengangkat panggilan.
"Ayo!" Suara Ranu sama sekali tidak ingin menunggu lebih lama lagi.
"Sabar!" Balas Airi cepat lalu menutup telepon dan segera masuk ke lift untuk menuju lobi.
Ketika Airi keluar lift dan berlari pintu keluar, mobil hitam milik Ranu sudah berhenti di depan.
Ternyata di luar hujan, pantas saja Ranu menyuruh Airi cepat karena dia menunggu di depan lobi agar Airi tidak kehujanan.
"Sori sori..." Airi masuk ke dalam mobil dengan tergesa. Tas di punggung saja sampai belum dilepas.
Ranu membantu Airi melepas tas dan meletakkan di kursi belakang.
YOU ARE READING
Touchpoints
ChickLitEnemy turns into friend? Or maybe a lover? Siapa yang bisa menebak? Hari-hari Airi, F30, sebagai PM (Project Manager) salah satu aplikasi yang sedang dikembangkan oleh perusahaan plat merah sudah cukup meriah. Dengan deadline, source code, bug error...
