Part 57 - String Point

Start from the beginning
                                        

***

Ranu Acacala
Ay! Km blg apa ke Ryan?

Dahi Airi berkerut. Dia baru saja keluar dari ruang rapat bersama Rajesh dan tim yang lain. Kemudian sekarang masih bingung membaca pesan dari Ranu.

Airi masih berpikir. Matanya sampai berputar ke atas untuk mengingat semua.

Lalu teringat dengan pertemuan dengan teman-teman barunya. Jika Airi menyuruh Ryan untuk bertanya ke Ranu.

Sambil tertawa pelan. Airi masuk ke dalam lift mengikuti Rajesh dan yang lain. Mereka baru saja rapat di lantai 7.

Hahahahahah.
Ryan blg apa emangnya?
Aku cm suruh nanya kamu.

"Airi, I heard from Daniel, your birthday is on Thursday? This Thursday?" Rajesh mengatakan tiba-tiba di dalam lift penuh orang.

Kepala Airi mendongak dari layar ponsel. "Oh—yeah—I guess." Dia melirik ke sekeliling yang melempar senyum ke arahnya.

Rajesh melebarkan senyum. "He gives you a day off?"

"Not a day off—" kata Airi menggeleng sambil menunjuk diri sendiri. "New employee, remember? No paid leave, yet."

Rajesh dan yang lain tergelak pelan. "I see. But he lets you work from home, right?"

"He does. But it depends on you, Rajesh. Please don't call me on my birthday," ujar Airi dengan nada memohon.

Tangan Rajesh dilipat di depan dada ketika pintu lift sampai di lantai 5. Semua ikut keluar mengikuti Rajesh yang paling depan. "Why? You have something fun to do?"

Airi mengangkat alis dengan sudut bibir melebar. "I do!"

"What?" Salah satu Developer yang bekerja sama dengan Rajesh, Clint, ikut bertanya. "Go out with your boyfriend?"

Mulut Airi mengatup. Wajahnya berbinar. Lalu dia mengangguk kuat.

"Is he from here?" Neelam, perempuan dengan wajah India menyebelahi Airi.

Airi menggeleng. "No. He's still in Jakarta."

Mulut Clint terbuka lebar. "Ah—long distance relationship?" Lalu decakan pelan terdengar darinya. "Be careful. Most relationships here only last for a few months—"

"Shut up!" Hampir saja Airi memukul punggung Clint yang berjalan di depannya. Untung dia ingat jika orang sini belum terbiasa dengan sifatnya yang suka refleks.

Reaksi Airi membuat yang lain tertawa keras sekali. Clint sampai berbalik badan dan melebarkan mata. Tidak menyangka akan dibantah dengan keras oleh Solution Architects baru yang dikira diam.

"Chill, Airi—" Clint masih menyisa tawanya. "Just kidding..."

"Ey... she really likes this one," kata Neelam sambil mengusap lengan Airi yang menundukkan kepala karena malu.

Rajesh mengangkat tangan. "I hope it goes well, Airi." Kemudian pandangannya ke Clint. "She's new, Clint! Still not used to your lame joke, lah!"

"Eh, who is lame ah?" Clint membuat wajah sebal ke temannya.

Airi menggeleng sambil mengernyit. Ternyata sama saja. Dia tetap akan mudah tersulut di sini.

Keempat orang ini berpisah karena letak meja meja berjauhan. Airi kembali ke meja dengan rasa penasaran dengan balasan Ranu ke ponselnya yang sudah datang dari tadi.

TouchpointsWhere stories live. Discover now