Part 43 - Nested Point

Start from the beginning
                                        

Einala Cahaya
Moal!
Atuh da gimana sedih pisan!

Olana Harumi
Bilang aja apa?
Findra duduk di tempat kita sm bang ranu.
Gw yg d kursi single gpp deh.

Praditama Adi
G usah! 

Olana Harumi
Tp gw mau! Gw blg nih.

Ola tiba-tiba berdiri sambil bersandar di pinggiran kursi Airi dan Ranu. Kepala penghuninya mendongak ke atas.

"Kenapa, La?" Tanya Airi bingung.

"Bang Ranu, tukeran duduk boleh? Aku sama Eina mau duduk sama Mbak Airi."

Alis Ranu bertaut, pandangannya beralih ke Airi yang sepertinya paham.

Decakan kesal keluar dari mulut Airi. "Lo nguping ya tadi?"

"Nggak sengaja, Mbak..." Eina ikut berdiri. "Mbak Airi mau ke mana?" Wajahnya sedih sekali.

Airi menghela napas berat. "Padahal gue mau ceritanya nanti aja."

"Ya udah nanti aja," sergah Ranu.

"Nggak apa-apa lah. Udah kedengeran juga." Airi mengangkat bahu. Matanya menyapu ke semua kepala yang sedang fokus ke arahnya. "Iya, gue mau resign, 2 bulanan lagi. Pindah ke Singapura."

"Mbak Airi..." ujung bibir Ola dan Eina turun ke bawah. Mata mereka mulai berkilau karena air mata.

"Dapet di mana, Mbak?" Tanya Findra. Wajahnya ikut muram. Hal yang tidak pernah Airi lihat sebelumnya.

"Stld, jadi SA."

"Wih keren!" Seru Tesar di belakang sana. "Selamat ya Mbak Airi. Ngeduluin euy!"

Airi mencoba untuk tersenyum tegar. Karena jika dia sedih, bisa dipastikan dua anak buah perempuannya ini akan ikut juga.

Tiga perempuan tim CX juga sudah berdiri di atas lutut di kursi masing-masing, ingin tahu pembicaraan di belakang.

"Yah Mbak, kok ngikut aku pindah," ujar Tama.

"Masa lo doang, Tam?" Airi berusaha mencairkan suasana. "Udah jangan sedih ih. Kan bisa ketemu, masih bisa kontak-kontakan."

Eina mengusap matanya yang basah. "Tapi nggak ada Mbak Airi. Jadi sedih..."

Airi berdecak pelan, lalu menurunkan pandangan karena melihat Ola dan Eina yang merah matanya membuat air matanya ingin keluar juga.

Kepala Ranu menggeleng. Dia harus berbuat sesuatu sebelum teman perempuannya menangis dan makin membuat semua orang sedih.

"Sudah sudah. Mau ke nikahan Nabil ini, masa sedih-sedih?" Ranu bersuara dengan tegas.

"Bang, boleh tuker—" Ola masih berusaha.

"Nggak usah. Lo bertiga mau nangis-nangisan sekarang?" tolak Ranu. "Airinya sama gue dulu."

"Tapi mau sama Mbak Airi, Bang..." Eina menarik napas panjang.

"Mbak Airinya belum pindah. Orangnya aja masih ada di sini. Senen juga masih ke kantor. Nanti aja sedih-sedihnya, bukan sekarang," ujar Ranu lagi.

Airi masih diam karena dia sibuk menenangkan perasaan. Tangan Ranu mengusap sekilas lutut perempuan di sampingnya agar cepat menguasai diri.

Untung tidak ada yang memperhatikan, karena semua mata fokus ke Eina dan Ola.

"Udah La, Na. Masih lama kok. Masih ada waktu buat bareng-bareng dulu," kata Airi akhirnya, berusaha tersenyum.

"Iya bener kata Bang Ranu sama Mbak Airi." Giska ikut menimpali.

"Ayo dong! Kan mau senang-senang hari ini. Nggak boleh sedih, ah!" Tangan Airi mengusap kepala dua anak buahnya.

Ola dan Eina mengangguk, menurut dengan Project Manager kesayangan. "Iya, Mbak Airi."

Suasana masih terasa sendu di dalam mobil hiace yang sedang melaju di jalan tol. Semua sudah kembali ke tempat duduk masing-masing dengan pikiran kalut yang disimpan di dalam hati.

Ranu menoleh ke Airi, teman perempuannya sedang melihat ke luar dengan wajah muram. Kepalanya menggeleng, tidak seharusnya jalan-jalan hari ini berakhir sedih.

Lalu Ranu menyenggol Findra di samping. "Nyalain karaokenya. Lo nyanyi sama Alex tuh. Kemaren kan ngurusin lomba pas di panti."

Wajah Findra berubah panik karena disuruh menyanyi oleh Manager CX yang berwajah kaku.

"Bang, suara gue ancur-ancuran, Bang!" Tolak Findra dengan takut.

"Nggak papa. Biar pada ketawa," balas Ranu santai dan membuat semua orang meledak tawanya.

Findra masih pucat tapi untungnya Alex selalu percaya diri jika disuruh menyanyi. "Gue aja, Bang. Dari pada suara Findra bikin yang denger muntah," katanya sambil maju ke bagian depan.

Lalu tendangan ke belakang kaki Alex dilayangkan oleh orang yang tadi mengakui jika suaranya hancur-hancuran.

"Gue mau nyanyi juga!" Ola ikut mengangkat tangan. Suasana hatinya sudah lebih baik sepertinya.

Hal tadi berhasil membuat Airi mengulum senyum. Karena Airi mudah terpengaruh dengan suasana hati orang di sekitarnya.

Untungnya Ranu paham dan mulai lihai membentengi perempuannya agar tidak terseret dalam rasa sedih terlalu lama.

----------------------

Mau pamer dlu, masih sketsa sebenernya...
Biasanya ku-spill duluan di X atau IG!

oiya aku commis ke Mushiline. CAKEP BANGET HASILNYA!

 CAKEP BANGET HASILNYA!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TouchpointsWhere stories live. Discover now