“Bunda sekarang lagi apa?”

“Bunda sedang didapur nie, masak. Masak sayur asem dengan pepes ikannya. Ayah pengen makan itu katanya. Jadi yah bunda masakin dech.”

“Wah, bun….. Fara juga mau dong!! Fara pengen makan sayur asem ma pepes ikan nie! Pasti enak dech, seger.”

“Ok. Ntar bunda kirim dech. Mau dilemparin kah?”

“Aih bunda ih.. Ngiming-ngimingin aja dech, bikin Fara ngiler aja.”

“Hahaha.. Kalo kamu pengen kan kamu bisa masak sendiri sayang. Memangnya disana bahannya ngga ada yah?”

“Kalo Fara masak sendiri dan disini pula tempatnya, bakal lain rasanya, bun. Ngga seenak waktu dirumah. Oh ya, bun. Ayah kemana?”

“Oh Ayahmu sedang kerumah budhe Lastri, diminta budhe-mu jadi saksi diacara lamarannya Sinta.”

“Loh Sinta udah mau nikah, bun? Wah…”

“Iya, rencananya tahun ini. Kamu sendiri kapan sayang? Sudah menemukan tambatan hati belum disana?”

“Ih.. Bunda apaan juga. Kenapa jadi Fara yang ditodong dengan pertanyaan seperti itu sih?”

“Loh wajar kan sayang. Umurmu juga sudah cukup untuk menikah. Masak disana ngga ada yang menarik hati sih? Kaya anggotanya Super Junior tuh, sapa namanya? Ah Siwon gitu misalnya? Hahaha.”

“Hiyaaa~ Bunda! Hahaha. Ada-ada aja ih. Memangnya bunda mau punya menantu selebriti kaya Siwon gitu?”

“Yah orang tua mana yang ngga mau punya menantu seperti itu sayang. Dia juga tampan. Pasti ntar temen-temen bunda pada ngiri dech kalo misal bunda punya menantu seperti dia hihihi.”

“Hahahaha… Duh, bunda kok jadi ngaco gini yah? Hehehe.”

“Apa begitu sulit untuk melupakannya?”, Tanya bunda tiba-tiba mengalihkan topic pembicaraan. Dan pertanyaannya sukses membuatku termenung.

“Maksud bunda apa?”, jawabku pura-pura tidak mengerti kemana arah pembicaraannya.

“Tentu kau tahu apa yang bunda bicarakan kan? Kau ngga boleh seperti  ini terus sayang. Kalau kau masih belum melupakan kejadian itu, tentu kau tidak akan memutuskan hubunganmu dengan Iza. Kalian hanya pacaran 3 bulan saja. Iya kan?”

“Bun… Aku tidak.”, ucapku berusaha menyangkal.

“Jangan bohong sama bunda, nak.”

“Bunda, Fara ngga bohong. Hubunganku dengan Iza tetep baik-baik saja hingga sekarang. Meski kami sudah berganti status sebagai teman lagi. Dan itu tidak ada kaitannya dengan itu.”

“Maafin bunda sayang, bukan maksud bunda untuk berbicara seperti itu dan mengungkit hal yang telah lalu. Tapi hanya saja, bunda merasa kamu belum baik-baik saja.”

“Aku tau, bun. Karena bunda sayang aku kan? Tapi bunda jangan khawatir, aku baik-baik saja. Toh kalo bunda memang maksa agar aku  mencari calon menantu untuk bunda, aku akan turuti. Ntar akan aku bawa pulang Siwon untuk bunda. Tapi bunda jangan pingsan saat melihatnya yah? Malu-maluin jadinya nanti bun. Hahahah.”

“Kamu ini, Ra. Tega banget goda ibu sendiri.”, jawab bunda.

Aku hanya tertawa menanggapinya. Dan tak lama setelahnya akupun memutuskan sambungan telponku dengan perasaan hangat. Setidaknya perasaan rindu itu sedikit banyak sudah terobati.

Aku geli mengingat bunda yang menyebut tentang Siwon, salah satu angora Super Junior, yang bisa dibilang juga terkenal hingga ke negaraku. Bagaimana bunda tahu tentang Siwon, itu karena bunda pernah menemaniku nonton salah satu dramanya dimana ada anak kecil yang bernama Ye Eun dalam cerita itu. Dan anak kecil itu sungguh lucu dan imut. Bunda suka sekali melihat ekspresi anak itu. Itulah kenapa bunda bisa hapal dengan Siwon. Dan diantara semua member SUJU, ya Cuma Siwon yang bunda ingat hahaha. Cakep katanya. Ada-ada aja bundaku itu. Hahaha.

True LoveWhere stories live. Discover now