Part 25

34.9K 2.3K 50
                                    

Raphael dan Alex saling berhadapan dan melempar tatapan tajam satu sama lain. Menciptakan hawa permusuhan yang begitu kental di sekeliling mereka. "Kenapa kau tahu aku ada di dalam kamar Verynne?" tanya Alex dengan mata menyipit tajam.

Seringaian sinis nampak terbentuk di sudut bibir Raphael. "Tentu saja aku tahu. Kau pikir aku tidak bisa menyadari keberadaanmu, begitu? Bahkan saat kau masuk ke sini pun aku sudah tahu. Hanya saja aku lebih memilih membiarkanmu dulu sebelum aku menangkap basahmu tengah berada di dalam kamar Verynne. Bagaimana? Sudahkah kau selesai melakukan sesi pelepasan rindumu padanya?"

Tangan Alex terkepal erat. Ingin sekali ia memukul wajah Raphael hingga babak belur lagi. "Jika memang kau sudah tahu aku berada di sini, kenapa kau membiarkanku menemui Verynne hah? Lagipula ada hubungan apa antara kau dan Ayah kandung Verynne itu?"

"Tidak ada." sahut Raphael sembari melangkah mendekati Alex tanpa rasa takut dan ragu lagi. "Sebaiknya kau camkan peringatanku kali ini, saudaraku! Kau pergilah sekarang sebelum ada seseorang yang melihatmu!" jelasnya tegas dan berniat mengusir Alex sebelum Briand tahu tentang kedatangan Alex kemari.

"Kenapa kau peduli padaku?!"

Tatapan mata Raphael menajam seketika. Rahangnya pun nampak mengeras. "Aku bukannya peduli padamu! Dengar, aku bisa saja menyerahkanmu pada Briand sekarang, tapi aku tidak melakukannya karena aku berniat menjaga perasaan Verynne hingga detik ini, kau mengerti?!"

Alex tersenyum sinis. "Hebat sekali! Apa kali ini kau mau berlagak menjadi pahlawan lagi dengan menjaga perasaan Verynne? Apa kau menyukainya hah?"

"Sulit sekali berbicara dengan orang keras kepala sepertimu ya? Aku melakukannya karena aku berniat menghindari pertemuanmu dengan Briand saat ini! Apa kau tidak sadar kau sudah melakukan kesalahan besar? Kau sudah berani memasuki mansionnya tanpa permisi lalu menyelinap masuk ke kamar putrinya! Menurutmu apa yang akan Briand pikirkan tentangmu? Kau itu sudah seperti penjahat sekarang!"

Tubuh Alex menegang mendengar tuduhan Raphael padanya. Ia pun mendesis kasar. "Shit!! Berani sekali kau menyebutku penjahat!" Alex lalu melayangkan pukulan tinjunya ke arah Raphael dengan cepat.

Raphael bergerak luwes menghindari pukulan Alex, lalu meraih kedua tangan Alex dan menguncinya dengan erat di belakang tubuh pria itu. "Sebaiknya kau kendalikan amarahmu yang tidak terbatas itu, saudaraku!"

Alex terkejut dengan respon Raphael yang sangat cepat dan nampak terlatih itu. Ia pun berusaha melepas tangannya, namun kuncian pria itu terasa erat dan lebih kuat dari yang ia kira. "Lepaskan tanganku, sialan!!"

Raphael menyeringai puas. "Tidak. Kau harus ikut denganku keluar dari mansion ini!" ucapnya sembari mendorong kuat tubuh Alex dan bergerak melangkah perlahan dan sembunyi-sembunyi agar tak ketahuan pengawal yang tengah membubarkan konferensi pers dan menjaga mansion.

Tiba-tiba, entah dengan kekuatan apa, Alex berhasil melepas kuncian tangan Raphael dan meninju wajah Raphael dengan cepat. Menimbulkan sengatan rasa nyeri di wajah Raphael seketika. Ia pun terpaksa menendang bagian perut adiknya itu, menyebabkan tubuh Alex terjungkal ke belakang dengan keras.

Sisi samping tubuh Alex berdenyut sakit akibat tendangan kuat yang Raphael berikan barusan. Dan ketika ia hendak bangkit, mendadak tubuhnya membeku saat merasakan sebuah moncong pistol menempel erat di bagian belakang kepalanya lalu terdengar bunyi 'klik' di sertai suara berat seorang pria. "Jadi kaulah penyusup itu!" suara Briand nampak menggema di koridor sepi tempat Alex dan Raphael bersembunyi tadi.

Sementara Raphael menahan nafas dan terkejut, tak mempercayai penglihatannya saat ini. Di mana Briand tengah menodongkan pistol ke kepala Alex dan berdiri dengan raut wajah keras dan kasar. Di belakangnya, nampak Raymond sangat gusar dan ketakutan.

Eternal Sunshine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang