Part 11

40.3K 2.6K 66
                                    

"Untuk apa kau datang kesini?" tanya Alex dingin pada William, Ayahnya, tanpa mau memandang wajah pria paruh baya itu.

William menatap sendu Alex. "Apa aku tak boleh menjenguk mantan istriku?" ia mengerti kenapa Alex begitu dingin padanya. Ia memang pantas di perlakukan seperti itu setelah apa yang ia lakukan pada Alex dan Elizabeth. Mengabaikan istri dan anak-anaknya demi menikahi Claudia dan Raphael.

Mata Alex berkilat penuh emosi. "Menjenguk? Sejak kapan kau perhatian pada Ibuku? Bukankah kau lebih memperhatikan istri dan anak barumu itu?"

Nada bicara Alex yang tinggi, terasa begitu menusuk di hati William. "Alex, kau tahu aku masih menyayangi Ibumu, sampai kapanpun aku akan tetap menyayanginya. Bisakah kau melihat kesungguhanku?"

"Kesungguhan katamu? Kau yang meninggalkannya, kau yang menceraikannya dan sekarang kau bilang kau masih menyayanginya? Omong kosong apa ini?!" geraman Alex terdengar menakutkan.

Pembicaraan mereka sontak menjadi perhatian orang-orang yang berada di taman rumah sakit itu.

"Alex, aku tahu kau marah padaku. Tapi bisakah kau ijinkan aku bertemu dengannya satu kali saja? Aku ingin mengetahui keadaannya." bisikan memohon William terdengar menyedihkan. Setelah kedatangan William yang tiba-tiba di rumah sakit itu, Alex tidak membiarkan Ayahnya masuk ke dalam ruang rawat inap Elizabeth. Ia malah menggiring William ke taman rumah sakit.

"Untuk apa? Untuk menyakiti hatinya lagi? Belum cukupkah semua penderitaan yang kau lakukan padanya?!"

William memejamkan matanya erat. Ia nampak tak percaya sikap Alex begitu mengerikan padanya. "Aku tidak pernah berniat ingin menyakitinya. Ya Tuhan, tak bisakah kau merasakan bahwa aku juga menderita sama sepertimu?"

Alex tertawa miris. "Kau menderita? Yang menderita itu aku. Kau berhasil membuatku terpuruk dan mengubahku menjadi pria tak tahu diri, Pria tua!"

Sebegitu kejamkah sikapnya pada Alex? Pada Elizabeth? Dan juga Charlotte? Kenapa ia tak menyadari kerusakan yang sudah ia perbuat selama ini?

"Maaf... Aku minta maaf.." ucap William lirih.

"Maafmu itu tidak akan bisa mengubah segalanya. Sebaiknya kau pergi sekarang, kembalilah pada istri dan anak kesayanganmu itu. Dan jangan pernah menunjukkan dirimu lagi di sini!"Alex menyudahi pembicaraan mereka dan bersiap melangkah pergi. Tiada gunanya berbicara dengan seorang pria tua pengecut dan pembohong seperti Ayahnya.

"Tunggu!!" teriakan William membuat Alex menghentikan langkahnya sesaat. "Kau boleh membenciku, tapi ku mohon jangan limpahkan kesalahanku pada Raphael. Dia tak pantas menerima semua kemarahanmu, Alex!"

Alex menoleh lalu tersenyum mengejek. "Masih membela anak kesayanganmu itu? Padahal kau tahu, kehadirannya malah membuat keluargaku hancur berantakan!"

"Alex, jangan salah paham terhadapnya. Dia tak seperti yang kau bayangkan." sejujur apapun William mencoba mengungkap kebenaran, Alex tak akan pernah mau mengerti.

"Salah paham? bagaimana jika dia memang pelaku dari kecelakaan yang menimpa Ibuku?"

William tersentak lalu melebarkan matanya terkejut. "Dia tak mungkin melakukannya, Alex. Jangan menuduhnya. Dia tak akan melakukan hal yang mencelakai orang lain. Lagipula bukankah dia yang menolong Ibumu?"

"Bisa saja dia berlagak menjadi pahlawan kan? Di dunia ini, banyak penjahat yang bersembunyi di balik sikap palsunya. Akan segera ku tamukan bukti yang menyatakan bahwa memang dia pelaku kecelakaan itu!"

"Alex, jangan lakukan hal itu. Bagaimanapun juga, dia adalah kakakmu."

"Kakak tapi lain Ibu! Jangan kau lupakan satu fakta itu, Pria tua! Dan aku tak'kan pernah menganggapnya sebagai kakakku sampai kapanpun!"

Eternal Sunshine Where stories live. Discover now