Part 16 b

32.7K 2.4K 35
                                    

Aku minta maaf sebelumnya, kayanya kepanjangan makanya jadi kebagi dua begini, ini lanjutan yang tadi.

*****

Tremayne's bakery, north of London, United Kingdom

Verynne menatap sedih Fred dan Louisa saat mereka bertiga memutuskan makan bersama. Ia tak akan bisa melupakan kebersamaan yang sudah terjalin selama 9 tahun di antara mereka. Ia pun bingung bagaimana caranya mengatakan sesuatu hal yang baru saja ia ketahui tadi malam.

Louisa mengangkat kepalanya dari braise soup yang ia makan, lalu melirik ke arah Verynne yang tengah diam sedari tadi. "Verynne, kenapa kau diam saja? Ada apa?" pertanyaannya membuat Fred -yang juga sedang makan- ikut menatap ke arahnya.

"Tidak apa kak." ucap Verynne seraya mengusap sudut matanya yang nampak berair.

"Kenapa kau menangis, sayang?" tanya Fred lembut dan perhatian.

"Aku... Aku.. Ingin bilang terima kasih untuk semua hal yang sudah kalian lakukan untukku." ucap Verynne lirih.

"Hei, ada apa, sayang? Kenapa kau berbicara aneh seperti itu?" sahut Fred cemas.

"Aku... Belum saatnya aku mengatakannya, Ayah."

"Mengatakan apa Verynne?" tanya louisa sembari melirik cemas Ayahnya yang nampak ikut panik.

"Apa ini ada kaitannya dengan Mr. Jordan? Apa yang pria itu katakan padamu sebenarnya?" desak Fred ingin tahu.

"Raphael datang kemari?" tanya Louisa terkejut.

"Ya, sayang. Dia datang kemari tadi malam saat kau pergi ke rumah temanmu. Katakan Verynne, apa yang dia bicarakan padamu?"

Verynne menggelngkan kepalanya pelan. "Belum saatnya Ayah. Tapi aku janji akan memberitahu kalian jika waktunya sudah tepat."

"Ayah tidak ingin kau sedih lagi sayang."

"Aku tidak sedih Ayah, aku bahagia sekarang." ujar Verynne sembari tersenyum menenangkan. Nanti. Ia pasti akan memberitahu mereka jika waktunya sudah tepat.

"Aneh. Hal apa yang bisa membuatmu sedih sekaligus senang? Oh, ya. Verynne, apa kau mau menemaniku ke acara live music besok malam?" ucap Louisa.

"Live music?"

"Ya. Aku ingin melihat pianist asal Scotland yang kini menetap di Spanyol."

"Siapa kak?"

"Namanya Caitlin Mackenzie. Wanita cantik bertubuh indah yang sekarang tengah datang ke Inggris."

Verynne tak tega menolak ajakan Louisa. "Apa Ayah memberi izin?"

Fred menghentikan aktivitas makannya sesaat, lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Tapi kalian tidak boleh pulang larut malam."

Verynne memandangi Fred dan Louisa sembari menahan cairan bening yang menggenang di pelupuk matanya. Sungguh, ia tak ingin mengakhiri kebersamaan mereka. Tapi ia harus pergi meninggalkan Inggris secepatnya.

--flashback on--

"Ada yang harus ku katakan padamu." ucap Raphael serius.

Kerutan menghiasi dahi mulus Verynne. "Tentang apa?"

Raphael tersenyum samar. "Apa kau tidak ingin minum dulu agar tidak kaget?"

"Kaget? Hal apa yang membuatku kaget, Raph?"

Raphael nampak canggung dan resah. "Bagaimana caranya aku mulai menjelaskan hal ini padamu ya?"

Verynne hanya menaikkan alisnya bingung. "Apa yang ingin kau bicarakan Raph?"

Eternal Sunshine Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz