Reflection.

73 12 22
                                    

Ssttt... !!!

Author disini, kayaknya nggak ada yang nungguin author nongol nih?? 

Ishh.. Ishh.. Ishhh.. 

Haruskah author libur lagi??. Hiks... 

Krna nggak ada yang rindu, jd satu chapters aja ya . 

***


Mahira membuka pintu kamar anak keduanya, Kayla yang biasa langsung menyahut saat di panggil, entah kenapa hari ini tidak jua kelihatan batang hidungnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mahira membuka pintu kamar anak keduanya, Kayla yang biasa langsung menyahut saat di panggil, entah kenapa hari ini tidak jua kelihatan batang hidungnya. 

"Key..!! " Panggil wanita itu, setelah membuka pintu, tapi ternyata Kayla tidak ada disana. 

" Kemana anak itu? " Segera Mahira mengambil ponselnya untuk menghubungi Kayla, belum juga panggilannya tersambung, Kayla sudah terlihat datang dari pintu utama rumah mereka. 

"Mm-mmama? Mm-mmama udah pulang? "

"Dari mana kamu? "

Tatapan dingin dan seolah mengintimidasi dari Mahira membuat Kayla meremang dan mencengkram kuat tali slingbag yang dia kenakan. 

"Aa-aaku dari kampus mm-.. Aacchhh..!!"

Belum sempat Kayla melanjutkan kalimatnya, tangan Mahira sudah lebih dulu terulur meraih rambut gadis itu, membuatnya memekik dengan suara tertahan. 

"Bohong..!! Kamu kira mama bodoh, hmm???. 

Dengan siapa kamu pergi setelah turun dari bus? Katakan? Jangan pernah mencoba berbohong sama mama" Desis Mahira, sambil menarik kepala Kayla semakin keras hingga membuat gadis itu reflek mendongak. 

"Ii-iitu orang tua temen aku mah, mm-mmereka kasih aku tumpangan, tt-ttapi malah sekalian ngajak makan" Jawab Kayla beralasan. 

Seolah tidak puas dengan jawab Kayla, Mahira mendorong kasar kepala gadis itu dan mengambil asal tongkat golf yang tersusun rapi di belakang pintu dan mulai membabi buta memukuli Kayla yang kini melindungi wajahnya dengan kedua lengannya. Gadis itu selalu melakukan hal yang sama, karena hanya luka pada wajahnya yang tidak dapat dia sembunyikan, maka demi menjaga nama baik ibunya dia selalu berusaha menjaga wajahnya agar tidak terkena pukulan Mahira. 

Setelah puas menyiksa anak kandungnya sendiri, Mahira mengacak rambutnya dan berjalan gontai menuju kamarnya, meninggalkan Kayla yang masih meringkuk di lantai dengan berbagai luka dan nyeri di tubuhnya. 

Mencoba untuk bangkit, dan melangkah. Kayla menghampiri kamar ibunya dan membuka pintu perlahan. 

Di dapatinya Mahira tengah menyembunyikan wajahnya dengan kedua lututnya yang terlipat, bahu wanita itu tampak bergetar hebat karena tangisnya yang meledak. Entah karena emosinya yang tak terkendali atau karena menyesali perbuatannya terhadap Kayla, namun Kayla yang sudah terbiasa dan hafal dengan sikap dan perilaku ibunya akan tetap datang untuk mengecek kondisi Mahira terlebih dahulu, sebelum memperdulikan dirinya sendiri. 

ELUSIFWhere stories live. Discover now