Chapter 37

999 146 27
                                    

Tin mencoba membangunkan Naret sedang Tuan Rit mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.

"Aku yakin anakku tidak pernah setenang ini, dia bisanya menghancurkan barang-barang di sekitarnya. " gumam Tuan Rit.

Tin mengelus punggung tangan Naret sampai pemiliknya beringsut. Dia mendekatkan wajahnya ke arah pria cantik itu.

"Bangun phi, " bisiknya lembut.

Naret segera menatap mata Tin setelah mendapatkan kesadarannya. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti, kemudian Tin tersenyum dan mundur.

"Tuan Rit ada di sini, om ku. Sekaligus ayah dari anak yang kau peluk itu. "

Naret terkejut dan menoleh ke arah manusia lain yang ada di ruangan tersebut yang tengah menyaksikan kejadian tersebut dengan datar.

"Oh, maaf tuan saya tertidur saat menjaga putra anda. "

"Mengapa jadi kau yang menjaga putraku? Dimana sekertaris Tin? "

Naret berdiri dan berniat mengulurkan tangannya pada Tuan Rit.

"Maaf kan saya tuan, perkenalkan saya Naret. Maaf jika ini bukan kapasitas saya, saya hanya ingin membantu sekertaris Tin yang kewalahan. "

Namun tampaknya tuan Rit hanya diam tanpa merespon jabatan tangan Naret. Hal itu membuat Naret langsung menarik kembali tangannya sendiri dan meremasnya. Tiba-tiba ia menjadi tak enak, apakah tuan Rit tak menyukai jika putranya sudah ia asuh? Ataukah memang ia telah melalukan hal yang salah?

Lama tuan Rit menatap wajah Naret dengan diam dan ekspresi yang tak terbaca. Kemudian tuan Rit mengejutkan Naret karena langsung membawa putranya pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Naret dan Tin.

Naret menoleh ke arah Tin dengan tanda tanya. "Apa aku melakukan kesalahan? " tanya nya sedih.

Tin memeluk Naret erat-erat. Mengelus punggungnya dengan lembut sambil berkata. "Tidak ada yang perlu phi khawatirkan, mungkin tuan Rit sedang banyak pikiran dan kelelahan. "

"Baiklah." Naret membalas pelukan itu.

Kini Tin dan Naret duduk bersanding setelah tuan Rit dan putranya meninggalkan perusahaan Tin.

"Apakah tun Rit benar-benar membuatmu bekerja keras Tin? " tanya Naret membuka percakapan.

Tin meletakkan minuman kaleng ke meja dan menyandarkan tubuhnya ke bahu Naret dengan manja.

"Tiga hari kurang tidur, kau tahu itu phi? "

"Yaaaa... Lalu, kapan ini selesai? "

Tin menjauhkan tubuhnya dari Naret, menyenderkan punggungnya ke belakang dan menatap langit-langit.

"Dia sangat selektif dan susah untuk di pengaruhi. Hanya tinggal satu langkah lagi, tidak peduli seberapa besar masalah yang akan ku hadapi, aku akan menerjangnya dan tidak akan pernah menyerah. "

"Aku percaya pada mu, kau bisa di andalkan. " Naret memberikan semangat.

Naret mengelus kepala Tin , ia berharap elusan itu mampu meringankan beban yang Tin panggul dalam usia muda.

Tin menikmati sentuhan Naret dengan memejamkan mata.

Beberapa saat kemudian, Tin tersentak dengan pikirannya sendiri. Dia menegakkan tubuh dan menghadap Naret.

"Oh, kau mengejutkan ku sialan! " keluh Naret dengan tatapan kesal.

Tin menatap lekat alpha cantiknya.

"Phi? "

Naret menjadi bingung. "Kau ini kenapa? "

"Ahhh, aku terbesit ide bagus. Aku butuh dirimu. "

TINARET [ PoohPavel ]Where stories live. Discover now