Chapter 18

1K 122 1
                                    

Keesokan harinya Tin,Pete ,Way dan Naret pergi ke tempat gym, namun Way dan Naret memilih berpisah tempat dengan Tin dan Pete. Mereka meninggalkan Pete dan Tin di lantai bawah sedangkan Way dan Naret memilih naik ke lantai atas.

Sambil mengelap keringat , Pete duduk di sebelah Tin.

"Aku hampir lupa bertanya hasil pertemuan kemarin tuan muda? "

Tin menoleh. "Sukses. Sudah ku bilang jangan remehkan aku walaupun masih bocah. "

"Ya, aku bangga padamu bocah. "

"Simpan itu sampai kau mendengar kegagalanku phi, "

Pete menghentikan gerakan tangannya. Melipat handuk kemudian fokus pada sahabatnya.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba mood mu menurun? "

Tin mengambil minuman kemudian menegaknya dengan kasar.

"Oke. Seharusnya aku jujur dari awal tentang phi Naret.
Maksudku, antara aku dan Naret. Ada hal lebih dari sekedar balas budi dan partner kerja. Aku tidak tahu, tapi aku selalu tertarik padanya. Bahkan berapa banyak omega yang pernah aku tiduri ataupun menjalin hubungan dengan mereka aku tak segila ketika aku bertemu dengan Alpha itu. Ku rasa aku sakit, dan perlu ke psikiater secepatnya. "

Tin berucap dengan cepat namun Pete masih bisa menangkapnya.

"Wait, wait... Jadi dugaanku benar. Kau sedang kasmaran huh? Tapi dengan sesama alpha yang sudah memiliki kekasih? "

"No, belum sejauh itu. Aku hanya tertarik dengannya. "

"Sama saja bodoh! Tapi tolong jaga sikapmu, jangan jadi pecundang, hormati pasangannya. Hargai perasaan nya."

Tin tersentak. Perasaan? Hormat?

"Tunggu, aku merasa kekasih Naret yang bajingan itu tidak bisa menghargai pasangannya dengan baik. Naret dan perasaan nya. Aku tak yakin. Aku hanya merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh pria beta itu yang membuat Naret yang seorang alpha menjadi sangat lemah dan aku merasa  ada sesuatu di antara aku dan Naret yang membuatku harus mengenalnya lebih jauh lagi. "

Pete membaca mimik muka boss mudanya. Tidak ada kebohongan , semua kalimat itu seperti curahan spontan dari apa yang dia simpan selama ini. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain . Pete sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Kau ada pembelaan, tapi kumohon kau bukan lagi anak kecil. Bersikaplah gentle layaknya alpha sejati dan dewasa. Kau tidak di perkenankan untuk coba-coba lagi. Yakinkan dirimu Tin, apakah kau sungguh menyukai Naret? "

"Aak... Akku, " frustasi Tin memberikan jawaban.

"Stop, jangan mengelak lagi. Kau tidak akan rugi berkata jujur pada sahabat mu. "

Tin menghembuskan nafas sambil sesekali mengelap keringatnya yang mulai mengalir di dahinya.

"Lalu apa yang harus ku lakukan phi? Beberapa akhir ini aku mencari informasi tentang Chen , calon tunangan phi Naret. Dia tidak lebih dari parasit yang berkedok sebagai malaikat di hidup Naret. Bodohnya, Naret percaya dan terikat pada Chen . Chen selalu membual jikalau tak bersamanya maka bisnis Naret akan hancur .Sial, ilmu apa yang di gunakan beta sialan itu pada seorang alpha seperti Naret yang jelas lebih unggul kedudukannya. "

Pete mencerna. "Kau menyelidiki semua itu tanpa bantuanku? "

"Ya. Aku berhadapan langsung dengannya. "

"Wow! Ini sungguh di luar dugaanku. " sambung Pete.

"Mungkin aku terlalu gegabah. Tapi aku tidak suka penasaran terlalu lama."

TINARET [ PoohPavel ]Where stories live. Discover now