" Tidak bisakah level sombong mu lebih tinggi lagi , bocah Payah ? " Pria itu membalas .
Tin mendapat ejekan parah . " Bocah Payah ,katamu? Hahaha.... Tin, itu namaku. Naret Ratanaporn. "
Pria bernama Naret itu tertegun saat mendengar nama lengkapnya di sebutkan.
" Senang kau bisa menyebut namaku dengan benar . Karena Phi Alan tidak sedang mengerjaimu . " ucap Naret.
Tin merasa bangga dan tersenyum sambil memijit dagunya . " Jadi , uang atau tumpangan ? " ulangnya .
Naret tiba - tiba tersenyum lebar . Hal yang membuat Tin mengernyitkan dahi karena merasa aneh.
" Apa pilihanmu ? " ulang Tin lagi .
Naret tetap tersenyum , sesekali melirik sesuatu di balik tubuh Tin . " Pilihan mobil yang sangat bagus . " ucapnya sambi melirik ke arah mobil sewaan yang Tin pilih.
" Tentu . Kupastikan harga sewanya juga tinggi . " ujar Tin dengan nada bangga.
" Oh ya , tapi aku tak yakin hal itu menjamin keamanan di dalamnya . " ucap Naret yang membuat Tin menjadi bingung.
Pertama perubahan ekspresi Naret dan kedua kalimat ambigu yang baru diucapkannya . Tin menoleh ke belakang di mana ia memarkirkan mobilnya.
Dia melihat ada dua orang pria berbaju preman menunggangi sepeda motor ada di dekat mobilnya , mereka menoleh ke arah Tin dan Naret sambil tersenyum licik .
Dua preman itu membawa laptop milik Tin ditangannya . Sejenak Tin tampak bingung , namun sepersekian detik dia baru sadar bahwa laptopnya telah mereka curi.
" Hey , kalian berhenti!!!" teriak Tin dari kejauhan .
Naret reflek tertawa lepas . " Terlambat bocah Payah . Laptopmu sudah berpindah tangan . "
Tin mengacak rambutnya dengan frustasi . " Sial! Sial! Sial!"
"Aku masih ingat kau bilang uangmu banyak . Kehilangan satu laptop tak akan membuatmu bangkrut , bukan ? " ejek Naret .
Tin tiba - tiba mengeraskan ekspresi wajahnya . Perubahan ekspresi yang membuat Naret terkejut. Bisa di bilang mungkin Tin benar-benar marah kali ini.
" Aku tidak peduli dengan laptop itu ! Tapi aku butuh isi di dalamnya . Puas ? " sentak Tin yang benar-benar membuat Naret membeku.
" Jika kau pandai , harusnya ada kesempatan backup sebelum ini . " Naret berucap masih dengan sisa tawanya .
Mendengar kalimat Naret justru menambah emosi Tin .
" Tunggu , aku yakin kau tahu saat pencuri itu akan menjarah laptopku dan jelas - jelas kau membiarkannya terjadi , bukan ? "
Naret mengangguk ,karena hal itu memang sengaja ia lakukan sebagai pembalasan .
YOU ARE READING
TINARET [ PoohPavel ]
FanfictionTin baru saja lulus dari universitas dan di tuntut untuk meneruskan bisnis ayahnya karena ia adalah anak pertama. Sembari menjalankan tugas, Tin juga menyempatkan menenangkan diri ke New Zealand. Namun siapa yang menyangka, bukannya tenang. Justru...