Chapter 02

2.1K 174 16
                                    

" Tidak bisakah level sombong mu lebih tinggi lagi , bocah Payah ? " Pria itu membalas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Tidak bisakah level sombong mu lebih tinggi lagi , bocah Payah ? " Pria itu membalas .

Tin mendapat ejekan parah . " Bocah Payah ,katamu? Hahaha.... Tin, itu namaku. Naret Ratanaporn. "

Pria bernama Naret itu tertegun saat mendengar nama lengkapnya di sebutkan.

" Senang kau bisa menyebut namaku dengan benar . Karena Phi Alan tidak sedang mengerjaimu . " ucap Naret.

Tin merasa bangga dan tersenyum sambil memijit dagunya . " Jadi , uang atau tumpangan ? " ulangnya .

Naret tiba - tiba tersenyum lebar . Hal yang membuat Tin mengernyitkan dahi karena merasa aneh.

" Apa pilihanmu ? " ulang Tin lagi .

Naret tetap tersenyum , sesekali melirik sesuatu di balik tubuh Tin . " Pilihan mobil yang sangat bagus . " ucapnya sambi melirik ke arah mobil sewaan yang Tin pilih.

" Tentu . Kupastikan harga sewanya juga tinggi . " ujar Tin dengan nada bangga.

" Oh ya , tapi aku tak yakin hal itu menjamin keamanan di dalamnya . " ucap Naret yang membuat Tin menjadi bingung.

Pertama perubahan ekspresi Naret dan kedua kalimat ambigu yang baru diucapkannya . Tin menoleh ke belakang di mana ia memarkirkan mobilnya.

Dia melihat ada dua orang pria berbaju preman menunggangi sepeda motor ada di dekat mobilnya , mereka menoleh ke arah Tin dan Naret sambil tersenyum licik .

Dua preman itu membawa laptop milik Tin ditangannya . Sejenak Tin tampak bingung , namun sepersekian detik dia baru sadar bahwa laptopnya telah mereka curi.

" Hey , kalian berhenti!!!" teriak Tin dari kejauhan .

Naret reflek tertawa lepas . " Terlambat bocah Payah . Laptopmu sudah berpindah tangan . "

Tin mengacak rambutnya dengan frustasi . " Sial! Sial! Sial!"

"Aku masih ingat kau bilang uangmu banyak . Kehilangan satu laptop tak akan membuatmu bangkrut , bukan ? " ejek Naret .

Tin tiba - tiba mengeraskan ekspresi wajahnya . Perubahan ekspresi yang membuat Naret terkejut. Bisa di bilang mungkin Tin benar-benar marah kali ini.

" Aku tidak peduli dengan laptop itu ! Tapi aku butuh isi di dalamnya . Puas ? " sentak Tin yang benar-benar membuat Naret membeku.

" Jika kau pandai , harusnya ada kesempatan backup sebelum ini . " Naret berucap masih dengan sisa tawanya .

Mendengar kalimat Naret justru menambah emosi Tin .

" Tunggu , aku yakin kau tahu saat pencuri itu akan menjarah laptopku dan jelas - jelas kau membiarkannya terjadi , bukan ? "

Naret mengangguk ,karena hal itu memang sengaja ia lakukan sebagai pembalasan .

TINARET [ PoohPavel ]Where stories live. Discover now