Location Unknown

6 1 0
                                    

Bukti adalah senjata perihal benar dan salah.

Bel pulang sekolah dari Dua puluh menit yang lalu sudah dibunyikan,namun masih ada siswa dan siswi yang berada di lingkungan sekolah karena ada sebagian siswa yang mengikuti ekstakulikuler.

Aera menuju koridor utama sekolah untuk menuju parkiran,namun langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang memanggilnya.
Kemudian Aera pun mencari sumber dari saura tersebut.

"Loe manggil gue",tanya Aera.

"Iya,dari tadi gue panggil-panggil loe tapi gak noleh".

"Bisa bantu gue gak Ra",ucap seseorang itu.

"Bantu? Bantu apa?.

Seseorang itu adalah Lora dia menceritakan mengapa dia butuh bantuan Aera.
Lora yang di suruh menyimpan bola besar di gudang belakang sekolah,terus setelah dia berhasil menyimpannya di dalam gudang Lora langsung berlari keluar gudang tanpa menguncinya terlebih dahulu namun pintunya berhasil Lora tutup.

"Jadi gitu ceritanya Ra,loe mau bantu gue kan,please",pinta Lora memohon.

"Gudang belakang sekolahkan,yaudah ayo,tapi kuncinya loe bawakan".

"Gue bawa Ra,Ini",Lora sambil menunjukan kunci gudang itu.

Setelah sampai di depan pintu gudang,pintunya memang sudah tertutup rapat.Koridor-koridor sudah mulai sepi tak ada kegiatan lagi di sekolah.

"Ra tolong boleh kunciin gak,Nyokap gue telepon gue mau angkat dulu",Lora langsung memberikan kuncin ke tangan Aera.

"Gue kesana bentar ya",ucap Lora ia melangkah cukup jauh dari Aera.

Setelah kunci itu ada di tangan Aera,aera segera mengunci pintu gudang itu.
Tanpa sadar di balik tembok itu ada seseorang yang sedang memotretnya.

"Udah Ra",tanya Lora.

"Udah".

"Thanks ya Ra,untung aja loe belum pulang jadi gue bisa minta bantuan sama loe".

"Santai aja kali",Ucap Aera.

"Yes...berjalan dengan sempurna",ucap Lora dalam hati.

"Gue balik duluan ya",Ucap Aera.

"Iya Ra,thanks ya sekali lagi".

Setelah memastikan Aera sudah tidak ada lagi di lingkungan sekolah,Lora pun menemui Ariel di samping gudang belakang dan pergi dari tempat mereka berpijak sekarang.

"Kita bahasnya di cafe dekat sekolah aja",Ucap Ariel.

"Ok".

Setelah sampai di Cafe Ariel dan Lora membahasa kejadian tadi dengan suara yang mereka sengaja rendahkan.

"Kita gak akan ketahuan kan"? Ucap Lora dengan sangat merendahkan suaranya.

"Gak akan".

"Tapi kita gak ketelaluan kan ngunciin dia di gudang?".

"Bukan kita yang ngunciin tu orang di gudang,tapi Aera",Ucap Ariel dengan senyum sinisnya.

"Loe tau gak pas waktu loe tadi mukul leher belakang si Disa pake tongkat basball,gue ngeri tahu gak,loe bisa ya sejahat itu",Ucap Lora .

"Gue gak jahat,ini semua demi Zana, kita sebagai sahabatnya harus bantu dia".

Lora mengangguk-ngagguk dengan apa yang di ucapkan Areil."Tapi tu anak gak bakalan matikan"?.

Sanskerta He's Badboy PerfectWhere stories live. Discover now