Gelar yang terancam

5 1 0
                                    

Katanya anak manusia ketika bercinta akan selalu membawanya pada kesenangan , padahal senang hanya akan ada ketika sedih tidak hadir , begitupun sebaliknya.

Aera mengantarkan kembali Disa ke ruangannya , namun pada saat menuju ruangannya ada seseorang yang menghadang jalan mereka, tatapan itu dingin tatapan itu ada rasa benci yang di selimuti ketidakpercayaan.

"Lo ajak Disa kemana"?,tanya Sanskerta yang sedari tadi kelabakan mencari sahabatnya yang tidak di ruangan.

"Ke rooptop",jawab jujur Aera.

"Gue yang ajak Aera bukan sebaliknya Ta".

Sanskerta menatap Disa inten," lo lebih baik masuk, gue mau ngomong bedua sama Aera".

"Siap, gue juga gak mau kali jadi nyamuk",Ucap Disa kembali keruangannya.
"Lo mau ngomong apa Ta"?,tanya Aera.

"Ikut gue",Sanskerta melangkahkan kakinya terlebih dulu menuju taman Rumah sakit dan mereka duduk di kursi panjang berwarna putih.

Sanskerta menatap Aera dengan penuh heran," gue gak nyangka sama lo,ternyata lo bisa sejahat ini ya".

"Jahat?,maksud lo apaan sih Ta, gue gak ngerti".

"Pura-pura gak tahu,udahlah gue udah tahu semuanya , Aera".

"Tahu apa? Lo kalau ngomong to the point dong".

"Lo kan pelakunya",Sanskerta sambil mendekatkan wajahnya ke Aera.

"Pelaku? Pelaku apa ?Lo makin gak jelas tahu,Ta".

"Lo pelaku yang bully Disa kan, sampai-sampai di kunciin di dalam gudang".

Tangan Aera spontan mendarat di pipi kiri Sanskerta," gue gak nyangka pacar gue sendiri nuduh gue kayak gitu",matanya memanas.

"Gue gak nuduh tapi kenyataannya kan".

"Lo ada masalah apa sama Disa? Atau lo lunya masalahnya sama gue jadi lo jadiin Disa umpan untuk nyakitin gue gitu".

"Berhasil Ra, good job",Sanskerta sambil menempuk tangan pelan dan senyum masam yang sangat jelas di wajahnya.

Aera menggelengkan kepalanya air matanya menetes tak bisa ia tahan," gue gak seburuk itu, Sanskerta",Aera berdiri dari tempat duduknya diikuti oleh Sanskerta.

"Lalu apa namanya tindakan lo yang jahat kalau bukan namanya Bully",Sanskerta dengan nada penekanannya.

"Cukup, gue bukan pelakunya".

Tiba-tiba tamparan itu mendarat di wajah Aera, shock pasti yang di rasakan Aera sekarang .

"Jadi kamu yang ngunciin Disa di gudang sekolah",Ucap Mega

Aera menggelengkan kepalanya," gak tante, saya gak ngelakuin hal sejahat itu".

"Saya akan bawa kasus ini ke sekolah, biar kamu jera",tunjuk Mega.

"Maah...",Sanskerta menggelengkan kepalanya

"Kamu bela dia"?.

Sanskerta He's Badboy PerfectUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum