BAB 24 (Magang)

388 37 1
                                    

Saat ini Becca dan Freen telah kembali ke apartemen mereka setelah pesta pertunangan yang mereka gelar tadi sore. Setelah mereka membersihkan diri, mereka kemudian menikmati momen berdua di atas ranjang kekuasaan mereka dengan perasaan bahagia mereka. Tak henti-hentinya Freen memandang cincin berlian yang tersemat cantik sudah melingkar dijari manisnya sebagai tanda pengikat yang diberikan oleh sang kekasih.

"Apa kau akan terus menerus melihat cincin itu sayang? Perhatianmu sekarang hanya tertuju pada cincin itu. Kau sudah tidak memperhatikanku lagi.."

Freen yang mendengar keluhan kekasihnya berbalik menghadap kekasihnya yang saat ini berbaring disampingnya sambil tersenyum manis.

"Apa kau cemburu pada sebuah cincin?"

"Hum, aku cemburu. Cincin itu mengalihkan perhatianmu.." Becca pura-pura merajuk sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kau benar, sepertinya aku mulai jatuh cinta pada cincin pertunangan kita babe.."

Becca terkekeh mendengar perkataan kekasih tercintanya itu. Ia merasa bahwa keputusannya untuk segera mengikat Freen adalah benar.

"Apa kau akan semakin mengabaikanku jika cincin ini berganti menjadi cincin pernikahan kita?"

"Bisa jadi.."

"Sayang!"

"Haha. Aku mencintaimu babe.."

"Aku juga mencintaimu sayang.."

Becca kemudian mencium bibir kekasihnya dengan lembut. Ia kemudian memposisikan dirinya berada di atas sang kekasih lalu melepaskan ciumannya. Ia menatap lekat manik indah kekasihnya, sementara Freen menggantungkan tangannya dileher sang kekasih.

"Kau tahu, kalau kau begitu cantik malam ini? Kau bahkan lebih cantik setelah menjadi tunanganku.."

"Benarkah? Lalu apakah kecantikanku akan bertambah saat kita sudah menikah?"

"Tentu saja sayang.."

"..."

"Kecantikanmu akan terus bertambah selama kau disisiku, bahkan saat kita sudah jadi nenek-nenek.."

Freen terkekeh mendengar perkataan tunagannya itu, sementara Becca kemudian kembali melumat bibir kekasihnya dengan penuh perasaan, menyesap bibir kekasihnya bergantian antara bibir atas dan bibir bawahnya. Merasakan setiap sudut bibir indah dan tebal itu dengan penuh perasaan. Becca kemudian memainkan masuk lidahnya untuk menikmati lidah sang kekasih yang menjadi favoritnya itu. Tanpa aba-aba freen membuka sedikit mulutnya untuk memudahkan kekasihnya menikmati lidah manisnya. Lumatan demi lumatan yang mereka ciptakan terasa tak pernah bisa berakhir. Perlahan Becca turun ke area leher kekasihnya dan mulai mencumbunya dengan agresif disana, mengemutnya seperti permen hingga meninggalkan jejak merah keunguan disetiap inchi leher indah itu. Freen mulai mendesah merdu merasakan sensasi kenikmatan yang diberikan kekasihnya.

"Eemmhhh.. Hhahhh.. Hhahh.."

Dengan lembut dan penuh perasaan Becca kemudian menarik perlahan membuka semua baju yang menutupi tubuh indah kekasihnya, Freen kemudian terduduk dan melakukan hal yang sama, ia melepas semua baju yang menutupi tubuh seksi kekasihnya. Mereka perlahan kembali membaringkan diri sambil kembali saling melumat dengan keadaan sudah sama-sama telanjang.

Becca perlahan turun dari bibir ke leher milik freen kemudian kembali mencumbunya singkat. Ia kemudian perlahan turun ke buah kenyal kesukaannya, mengemut pucuk payudara yang sudah menegang itu dengan kuat, melahapnya tanpa jeda dan tanpa rasa bosan seperti bayi yang kehausan. Puas dengan buah kenyal itu Becca perlahan turun lagi mengecup singkat perut datar kekasihnya kemudian dia memposisikan kepalanya pada pangkal paha kekasihnya. Becca mengusap halus bagian inti kekasihnya yang sudah sangat basah itu. Ia kemudian memainkan lidahnya di klitoris kekasihnya bergantian dengan labia mayoranya. Becca melakukannya dengan penuh perasaan yang perlahan-lahan menjadi lebih agresif dan liar. Freen mengeliat mengejang merasakan permainan lidah kekasihnya yang memabukkan.

Lean On Me (Freenbecky) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ